Senin, 02 Agustus 2010

Morfologi Bahasa Indonesia 2

MORFOLOGI

1.Pengertian Morfologi
Menurut Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan golongan kata. Bentuk kata yaitu ;
•Kata dasar, contohnya sepeda
•Kata berimbuhan, contoh berepeda
•Kata majemuk, contohnya sapu tangan
•Kata ulang, contohnya berbondong2
Pembagaian bentuk kata menurut C.A. Mees yang berkebangsaan Belanda terdiri dari:
•Kata benda
•Kata kerja
•Kata sifat
•Kata ganti
•Kata bilangan
•Kata depan
•Kata sandang
•Kata Sambung
•Kata seru
•Kata keterangan.

Perbedaan golongan arti kata – kata tidak lain disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Karena itu, maka morfologi, disamping bidangnya yang utama menyelidiki seluk beluk bentuk kata, juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata. Arti kata ini misalnya, bersepeda dan sepeda, yang berarti sepeda, artinya benda yang mmilki roda dua yang dijalankan dengan cara dikayuh. serta bersepeda, artinya kegiatan menggunakan sepeda. Jadi arti kata hanya mengartikan kata tesebut. juga bisa dilihat dari sepeda dan bersepeda dengan diberi imbuhan maka kata sepeda dan bersepeda pun menjadi beda. Jos Daniel Perera meberi batasan morfologis (proses), yaitu Morfemis adalah proses perubahan dari golongan kata yang satu lalu berubah menjadi golongan kata yang lain akan tetapi dengan kata dasar yang sama. misalnya sepeda menjadi bersepeda arti (sanksekerta) hanya untuk kata dasar (sepeda), makna (arab), untuk menunjukan arti – arti imbuhan gramatikal, contohnya bersepeda dll.
1.1 Hubungan Morfologi Dengan Leksikologi
Leksikologi mempelajari seluk beluk kata, ialah mempelajari perbendaharaan kata dalam suatu bahasa, mempelajari pemakaian kata serta artinya seperti dipakai oleh masyarakat pemakai bahasa. Pendek kata Leksikologi adalah ilmu yang mempelajari arti kata. misalnya kata masak. kata ini mempunyai berbagai arti dalam pemakaiannya.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara morfologi dengan leksikologi, yaitu ; Persamaannya yaitu sama - sama mempelajari arti kata. Perbedaannya adalah morfologi mempelajari arti dari imbuhan atau disebut peristiwa gramatik (granatical learning) contoh bersepeda?. sedangkan Leksikologi mempelajari arti kata dasar atau kata dasar (Lecical Meaning), contoh kursi?

Hubungan Morfologi Dengan Sintaksis
Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari kalimat serta bagian - bagiannya. terdapat juga persamaan dan perbedaan antara morfologi dengan sintaksis, yaitu persamaannya yaitu sama – sama berdasar pada kata. Perbedaannya adalah sintaksis mempelajari wacana, kalimat, klausa, dan kelompokkata ( frase) sedangkan morfologi mempelajari kata, dan morfem lebih khusus.

Hubungan Morfologi Dengan Etimologi
Morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata. hanya perlu ditambahkan bahwa yang diselidiki oleh morfologi hanyalah peristiwa – peristiwa umum. Dari penelitian ternyata bahwa peristiwa perubahan dari kena menjadi kenan pada kata berkenaan bisa dikatakan hanya terjadi pada kata – kata tersebut. karena itu. Tentu saja peristiwa tersebut tak dapat disebut sebagai peristiwa umum, dan tentu saja juga tidak trmasuk dalam bidang morfologi, melainkan termasuk dalam bidang ilmu lain yang isa disebut etimologi. Etimologi adalah ilmu yang mempelajari seluk – beluk asal sesuatu kata secara khusus. pendek kata ilmu yang mempelajari kalimat serta bagian – bagiannya.

Satuan – Satuan Gramatik
Satuan – satuan yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatik seperti sepeda , bersepeda, bersepeda keluar kota, ia membeli sepeda, dll. Disebut satuan gramatik atau disingkat satuan.
Satuan gramatik itu dapat berupa ;
•Wacana, misalnya Kemarin saya tidak
Masuk badanku panas
Kalimat, misalnya Ia sedang berkunjung
Kerumah teman
•Kalusa, misalnya Ia sedang berkunjung
K rumah teman.
•Frase, misalnya akan datang, ke rumahl.
•Kata, misalnya rumah, membawa
diketahui.
•Morfem, misalnya ber-, ke-, ke-an..

Satuan Gramtik Bentuk Tunggal Dan Bentuk Kompleks.
Satuan gramatik bisa terdiri dari morfem terikat, morfem bebas, dan frase. Satuan gramatik yang terdiri dari satuan yang lebih kecil lagi dan tidak bisa dibagi - bagi disebut bentuk tunggal misalnya, ber-, sepeda, ke-, luar. Sedangkan satuan yang terdiri dari satuan – satuan yang lebih kecil lagi danbisa dibagi – bagi lagi, disebut bentuk kompleks, misalnya, bersepeda, bersepeda ke luar kota.

Satuan Gramatik Bebas Dan Satuan Gramatik Terikat
Satuan – satuan yang kalau diucapkan mengandung arti penuh atau berdiri sendiri disebut satuan gramtik bebas misalnya, sepeda karena terbayang bendanya. Satuan yang jika diucapkan tidak penuh atau tidak berdiri sendiri disebut satuan gramatik terikat misalnya, semua imbuhan afiks, pokok kata (berupa kata), partikel (kata sambung, kata depan).


Morfem, Morf, Alomorf, Dan Kata
Morfem adalah satuan gramatik yang paling kecil, Morf adalah perubahan bentuk morfem, Alomorf adalah proses perubahannya. misalnya morfem meN- yang mempunyai struktur fonologik mem-, men-, misalnya pada membawa,mendatang, bentuk mem-, dan men- itu, masing – masing disebut morf, yang semuanya merupakan alomorf dari morfem meN-. Untuk mencari morfem dapat dicari dengan analisis morfem atau dengan diagram pohon (untuk mencari jumlah morfem), contoh ;Melarikan


Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, satuan yang mengandung arti penuh. contohnya, rumah karena rumah ini merupakan satuan – satuan bebas.Jika kata masihbisa ditambah dengan imbuhan lain bisa dikatakan bentuk dasar karena bisa membentuk dasar yang lainnya, jika kata sudah tidak bisa ditambahkan lagi maka kata tersebut tidak bisa menjadi bentuk dasar lagi.

Pengenalan Morfem
Berikut adalah cara – cara untuk mengenali morfem ;
1.Sama, arti sama, Contoh saya memakai baju
2.Berbeda, dapat satu morfem makna arti serta bisa dijelaskan secara fonologik.
3.Struktur fonologi yangberbeda (tidak bisa dijelaskan secara fonologi), contoh belajar. belajar termasuk distribusi komplementer serta kata dasar ajar selalu saja dengan bel-
4.Penjelasan
5.Jika struktur fonologi sama, arti sama maka satu morfem, jika struktur fonologi sama arti beda maka dua morfem,
a.Suatu satuan yang mempunyai strek fonologi yang sama distribusi berbeda, arti berhubungan merupakan satu morfem. contoh,
Ia sedang duduk(satu morfem)
Duduk orang itu sopan
b.Struktur sama dan distribusi sama, arti tidak berhubungan merupakan morfem berbeda, contoh ;
Mulut orang itu lebar(dua morfem)
Mulut gua itu lebar
6.Setiap satuan yang masih bisa dipenggal – penggal.
Kesimpulannya cara yang paling mudah untuk mengenali morfem yaitu adalah no 4.

Deretan Morfologik
Yang dimaksud dengan deretan morfologik adalah suatu deretan atau suatu daftar yang memuat kata – kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya. Misalnya kita dapati kata terlantar, untuk mengetahui apakah kata itu terdiri dari satu morfem atau beberapa morfem, haruslah kata itu diperbandingkan dengan kata – kata lain dalam deretan morfologik. Deretan morfologiknya sebagai berikut ;
terlantar
menterlantarkan
diterlantarkan
keterlantaran
terlantar
terlantar

Deretan morfologik amat berguna dalam penentuan morfem – morfem. Kata terlantar misalnya, apakah terdiri dari satu morfem atau dua morfem, dapat diketahui dari deretan morfologik kata itu haruslah dibandingkan dengan kata – kata lain yang terhubung dalam bentuk dan artinya dalam deretan morfologik. dari deretan morfologik diatas, dapat dipastikan bahwa kata terlantar hanya terdiri dari satu morfem.

Hirarki Bahasa
Pada contoh berperikemanusiaan hirarki pembentukannya lebih banyak lagi dibandingkan dibandingkan dengan pada berpakaian. Satuan berperikemanusiaan terbentuk dari unsur ber- dan perikemanusiaan. Satuan perikemanusiaan terbentuk dari unsur peri dan kemanusiaan. selanjutnya kemanusiaan terbentuk dari unsur ke-an dan manusia. Jadi proses terbentuknya satuan berperikemanusiaan demikain : manusia kemanusiaan perikemanusiaan berperikemanusiaan. Diagramnya sebagai berikut :

Bentuk Asal Dan Bentuk Dasar
Bentuk asal ialah satuan yang paling kecil yang menjadi asal Sesutu kata kompleks. Misalnya kata berpakaian terbentuk dari bentuk asal pakai mendapat bubhan afiks –an menjadi pkian,kemudian mendapat bubuhan afiks –ber menjadi berpakaian.Contoh lain , misalnya kata berkesudahan. Kata ini terbentuk dari bentuk asal sudah mendapat bubuhan afiks ke –an menjadi kesudahan, kemudian mendapat bubuhan afiks ber- menjadi ber-kesudahan.
Bentuk dasar ialh satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. kata berpakaian, misalnya, terbentuk dari bentuk dasar pakaian dengan afiks ber-: selanjutnya kata pakaian terbentuk dari bentuk dasar pakai dengan afiks –an . Kata berkesudahan terbentuk dari bentuk dasar kesudahan dengan afiks ber-, dan selanjutnya kata kesudahan terbentuk dari bentuk dasar sudah dengan sfiks ke –an.
Bentuk asal selalu berupa bentuk tunggal, berbeda dengan bentuk dasar, mungkin berupa bentuk dasar, mungkin berupa bentuk tunggal, misalnya pakai dalam pakaian, sudah dalam kesudahan, rumah dalam perumahan,pergi dalam berpergian, kata dalam berkata, dan mungkin pula berupa bentuk kompleks, misalnya pakaian dalam berpakaian, kesudahan dalam berkesudahan,pemimpin dalam berpemimpin, dan kepemimpinan, berangkat dalam keberangkatan,alasan dalam beralasan, berhasil dalam keberhasilan, mengerti dalam dimengerti. tidak mampu dalam ketidakmampuan, sandaran dalam bersandaran, sinambung dalam kesinambungan.

Proses Morfologik
Apakah Proses Morfologik itu?
Proses morfologik ialah proses pembentukan kata – kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Dalam Bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologik, ialah proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), dan proses pemajemukan (pemajemukan).
Disamping tiga proses morfologik tersebut di atas, dalam bahasa Indonesia sebenarnya masih ada satu proses lagi yang disini disebut zero. Proses ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu, ialah kata – kata makan, minum, minta, dan mohon, yang semuanya teramsuk golongan kata verbal yang transitif.
Proses Pembubuhan Afiks (afiksasi)
Proses pembubuhan afiks ialah pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Misalnya pembubuhan afiks ber- pada jalan menjadi berjalan, pada sepeda menjadi bersepeda, pada susah payah menjadi bersusah payah, pada gerilya menjadi bergerilya; pertumbuhan afiks meN- pada tulis menjadi menulis, pada kenai menjadi mengenai, pada baca menjadi membaca. Pada an- misalnya sasaran, pada kata gigi, menjadi gerigi Ada juga afiks yang tidak membentuk kata, melainkan membentuk pokok kata, ialah afiks per-, kan-, dan –I, misalnya perbesar, perkecil, perluas, perindah, perkarya, perdua, perempat, ambilkan, bacakan, bangunkan, duduki, tanami, pukuli.
Penggabungan kata dengan bentuk kata. berikut ini contoh Morfem bergabung dengan morfem.
Pasukan + tempur  Pasukan tempur
Mata + Kaki  Mata Kaki
Rumah + sakit  Rumah sakit

Pemajemukan
Pokok kata (tidak bisa diartikan jika sendiri), tetapi setelah bergabung kemudian mempunyai arti sendiri disebut pemajemukan.

Ciri – Cirri Majemuk
Jika kursi malas merupakan kalusa, tentu kata kursi dapat di ikuti kata “itu” menjadi *kursi itu malas, kata malas dapat didahului kata tidak, sangat, atau agak, menjadi *kursi itu tidak malas; *kursi itu sangat malas; *kursi itu agak malas. Jelas bahwa semua itu tidak mungkin, berbeda dengan adik malas yang dapat diperluas menjadi adik itu malas; adik itu sangat malas, adik itu agak malas.Jika kursi malas itu merupakan frase, tentu dapat disela dengan kata menjadi *kursi yang malas seperti halnya adik malas yang di antara unsurnya dapat ditambahkan kata yang menjadi adik yang malas.
Bedasarkan ciri – ciri yang diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa kursi malas tidak merupakan klausa, dan juga tidak merupakan frase, melainkan merupakan kata majemuk. Dengan melihat ciri – ciri kata majemuk diatas, dapat ditentukan satuan mana yang merupakan kata mejemuk dan satuan mana yang tidak merupakan kata mejemuk, ciri – ciri itu sebagai berikut :
Melihat apakah salah satu unsurnya berupa pokok kata
Contoh :
1. Pasukan +Tempur  Pasukan tempur
karena kata tempur merupakan pokok kata, jadi pasukan tempur merupakan kata majemuk.
2. Lomba + lari Lomba lari
karena kata lomba merupakan pokok kata, jadilomba lari merupakan kata majemuk.
Kalau dipisahkan dengan kata (itu,yang, dll.) tidak membentuk kata yang benar.
Contoh :
1.Dipisahkan dengan kata “itu”.
“Kursi itu malas”  Kata majemuk
“Adik itu malas”  frase
jadi, dapat disimpulkan bahwa “Kursi itu malas” merupakan kata mejemuk karena merupakan kata yang tidak benar (salah). sedangkan “Adik itu malas” merupakan kata yang benar dan jelas artinya.
Pengulangan (Reduplikasi)
Pengulangan atau redupliksai adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruh, maupun sebagian, baik variasi fonem maupun tidak, hasil pengulangan itu merupakan kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya, rumah – rumah dari bnetuk dasar rumah.
Setiap kata ulang sudah pasti memilki bentuk dasr. Kata – kata seperti sia – sia, mondar – madir dll., dalam tinjauan deskriftif tidak dapat dogolongkan kata ulang karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang. dari deretan morfologik dapat ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil dari kata – kata tersebut. Secara historic atau komparatif, mungkin kata – kata itu dapat dimasukan kedalam golongan kata ulang.

Cara Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang
1.Pengulangan tidak merubah golongan kata nomina, verb, dan subjek
Contoh :
Berkata – kata dari bentuk dasar berkata.
Pada cara ini ada pengecualian yaitu pada imbuhan se- nya. misalnya stinggi – tingginya ini tidak merupakan pengulangan karena kata setinggi – tingginya merupakan kata keterangan.
2.Bentuk dasar berupa satuan dalam kehidupan bahasa Indonesia.
Contoh :
Mepertahan – tahankan
Bentuk dasarnya bukan mepertahankan melainkan mempertahankan, karena mempertahan tidak terdapat dalam pemakaian bahasa Indonesia.

Macam – Macam Pengulangan
a.Pengulangan Seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanapa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses perubahan afiks., misalnya sepeda  sepeda – sepeda.
b.Pengulangan Sebagian
Pengulangan sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. misalnya mengambil – ambil.

c.Pengulangan Yang Berkombinasi Dengan Proses Pembubuhan Afiks.
Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks yaitu, bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya pengulanag itu terjadi bersama – sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama – sama pula mendukung satu fungsi. Misalnya, kereta – keretaan.

d.Pengulangan Dengan Perubahan Fonem
Kata ulang yang pengulangannya termasuk golongan ini sebenarnya sangat sedikit. Disamping bolak – balik terdapat kata kebalikannya, sebaliknya, dibalik, membalik, dari perbandingan itu dapat disimpulkan bahwa kata bolak – balik dibentuk dari bentuk dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem, ialah dari /a/, menjadi /o/, dan dari /i/, menjadi /a/.

4.Morfofonemik

Proses morfofonemik
Morfofonemik adalah ilmu yang mempelajarai perubahan fonem. Mengapa ada perubahan fonem karena ada dua morfem yang bertemu. Bila ada dua morfem bertemu dan berubah maka hal ini tersebut disebut proses morfofonemik. Misalnya, terdiri dari tiga fonem, ialah /b,ə,r/. Akibat pertemua morfem itu dengan morfem ajar, fonem /r/ berubah menjadi /l/,, hingga pertemuan morfem ber- dengan morfem ajar menghasilkan kata belajar. Demikianlah disini terjadi proses morfofonemik.
Dalam bahasa Indonesia sedikit – dikitnya ada tiga proses morfofonemik, ialah :
a.Proses perubahan fonem.
Contoh :
meN- +cabut  mencabut
meN- + yakin (kan)  meyakinkan
meN- +waris (i)  mewarisi
Dari contoh diatas, diketahui ada perubahan/pengurangan fonem yaitu, Nasal pada meN-.
b. Proses penambahan fonem.
Contoh :
tik  mengetik
las  mengelas
cat  mengecat
bom  mengebom
bor  mengebor
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa ada penambahan fonem yaitu, /e/.
c.Proses hilangya fonem.
Contoh :
meN- +lerai  melerai
meN- + lupakan  melupakan
meN- + lestari  melestarikan
Check it out !!!

Morfologi Bahasa Indonesia

Pengertian

Bidang linguistik atau tata bahasa yang mempelajari kata dan proses pembentukan kata secara gramatikal disebut morfologi. Dalam beberapa buku tata bahasa, morfologi dinamakan juga tata bentukan.
Satuan ujaran yang mengandung makna (leksikal atau gramatikal) yang turut serta dalam pembentukan kata atau yang rnenjadi bagian dari kata disebut morfem.Berdasarkan potensinya untuk dapat berdiri sendiri dalam suatu tuturan, rnorfem dibedakan atas dua macam yaitu :
1. morfem terikat, morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, sehingga harus selalu hadir dengan rnengikatkan dirinya dengan modem bebas lewat proses morfologs, atau proses pembentukan kata, dan
2. morfem bebas, yang secara potensial mampu berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal menduduki satu fungsi dalam kalimat.

Dalam bahasa Indonesia morfem bebas disebut juga kata dasar. Satuan ujaran seperti buku, kantor, arsip, uji, ajar, kali, pantau, dan liput rnerupakan modem bebas atau kata dasar; sedang me-, pe-, -an, ke - an, di-, ,swa-, trans-, -logi, -isme merupakan morfem terikat.

Sebuah morfem, jika bergabung dengan morfem lain, seting mengalami perubahan. Misalnya, morfem terikat me dapat berubah menjadi men-, mem-, meny-, menge-, dan menge- sesuai dengan lingkungan yang dimasuki. Variasi modem yang terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alomor
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian. Proses ini , meliputi afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Sebelum diuraikan lebih lanjut tentang ketiga proses morfologis di atas perlu ditegaskan terlebih dahulu tiga istilah pokok dalam proses ini, Yaitu kata dasar, bentuk dasar, dan unsur langsung.
Kata dasar :
kata yang belum berubah, belum mengalami proses morfologis, baik berupa proses penambaban imbuhan, proses pengulangan, rnaupun proses pemajemukan.

Bentuk dasar :
bentuk yang menjadi dasar dalam proses morfologis, dapat benupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan dapat pula berupa kata majemuk.

Unsur langsung :
bentuk dasar dan imbuhan yang membentuk kata jadian.
Afiksasi (Penambahan Imbuhan)
Dalam tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan -kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipkan.
Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi.
Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. seperti ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-,adalah prefiks atau awalan.
Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperfi -em, -er-, -el-, di-sebut infiks atau sisipan.
Yang terletak di akhir kata dasar, seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if dan lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran.
Gabungan prefiks dan sufiks yang membenluk satu kesatuan dan bergabung dengan kata dasarnya secara serentak seperti :
ke-an pada kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pe-an seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan
per-an sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan konfiks.
Ingat, karena konfiks sudah membentuk satu kesaman, maka harus tetap dihitung satu morfem. Jadi kata pemberhentian dihitung tiga morfem, bukan empat, Bentuk dasarnya henti, satu morfem, mendapat prefiks ber-, satu morfem, dan mendapat konfiks pe-an yang juga dihitung Satu morfem, maka semuanya tiga morfem.
Fungsi dan Arti Afiks
Tidak semua afiks dibicarakan di sini. Yang akan dibahas hanya afiks-afiks yang memiliki frekuensi kemunculan dalam soal-soal tinggi.
1. Prefiks me-,
berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural.
a. 'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh:
menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat.
b. 'membuat jadi atau menjadi' contoh :
menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua
c. mengerjakan dengan alat' contoh :
mengetik, membajak, mengail mengunci, mengetam
d. berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai' contoh: membujang, menjanda, membabi buta
e. mencari atau mengumpulkan' contoh :
mendamar, merotan.
f. dll.
2. Prefiks ber,
berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti :
a. 'mempunyai' contoh :
bernama, beristri, beruang, berjanggut
b. 'memakai' contoh :
berbaju biru, berdasi, berbusana.
c. melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)' contoh : berhias, bercukur, bersolek
d. 'berada dalam keadaan' contoh :
bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha.
e. 'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok) contoh :
bergelut, bertinju bersalaman, berbalasan.
f. dll.
3. Prefiks pe-, berfungsi membentuk kata benda.(dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri). Prefiks ini mendukung makna gramatikal :
a. 'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar contoh : penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
b. 'alat untuk me...' contoh :
perekat, pengukur, penghadang, penggaris
c. 'orang yang gemar' contoh :
penjudi, pemabuk, peminum, pencuri pecandu, pemadat.
d. 'orang yang di ...' contoh :
petatar, pesuruh.
e. 'alat untuk ...' contoh :
perasa, penglihat, penggali.
f. dll.
4. Prefiks per-, befungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti :
a. 'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
b. 'membuat Iebih' contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
c. `menbagi jadi' contoh: pertiga, persembilan dll.
5. Prefiks di-, berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif, contoh :
diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.
6. Prefiks ter-, berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain ialah :
a. ' dalam keadaan di ' contoh :
terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
b. ' dikenai tindakan secara tak sengaja ', contoh :
tertinju, terbawa, terpukul.
c. ' dapat di- ', contoh :
terangkat, termakan, tertampung.
d. ' paling (superlatif) ', contoh :
terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
e. dll.
7. Prefiks ke-, berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja.

Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ... kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.
8. Sufiks -an, berfungsi membentuk kata benda.
Prefiks ini mengandung arti :
a. ' hasil ' atau ' akibat dari me- ' contoh :
tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan,tinjauan, masukan.
b. ' alat untuk melakukan pekerjaan ' contoh :
timbangan, gilingan, gantungan.
c. ' setiap ' contoh :
harian, bulanan, tahunan, mingguan.
d. ' kumpulan ', atau ' seperti ', atau ' banyak ' contoh :
lautan, durian, rambutan.
e. dll.
9. Konfiks ke-an, berfungsi membentuk kata benda abstrak, kata sifat, dan kata kerja pasif. Konfiks ini bermakna :
a. ' hal tentang ' contoh :
kesusastraan, kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan, kelaziman.
b. ' yang di...i ' contoh :
kegemaran ' yang digemari ', kesukaan ' yang disukai ', kecintaan ' yang dicintai '..
c. ' kena ', atau ' terkena ' contoh :
kecopetan, kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
d. ' terlalu 'contoh :
kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
e. ' seperti ' contoh :
kekanak-kanakan, kemerah-merahan.
f. dll.
10. Konfiks pe-an, berfungsi membentuk kata benda. Arfi konfiks ini di antaranya ialah :
a. ' proses ' contoh :
pemeriksaan ' proses memeriksa ',
penyesuaian ' proses menyesuaikan ',
pelebaran ' proses melebarkan '.
b. ' apa yang di- ' contoh :
pengetahuan ' apa yang diketahui ',
pengalaman ' apa yang dialami ' ,
pendapatan ' apa yang didapat '
c. dll.


11. Konfiks per-an, befungsi membentuk kata benda. Arti konfiks ini ialah :
a. ' perihal ber- ' contoh :
persahabatan ' perihal bersahabat ',
perdagangan ' perihal berdagang ',
perkebunan ' perihal berkebun ',
pertemuan ' perihal bertemu '.
b. ' tempat untuk ber- ' contoh :
perhentian, perburuan persimpangan, pertapaan.
c. ' apa yang di ' contoh :
pertanyaan, perkataan.
d. dll.
Afiks Produktif dan Afiks Improduktif
Afiks produktif ialah afiks yang mampu menghasilkam terus dan dapat digunakan secara teratur membentuk unsur-unsur baru.
Yang termasuk afiks produktif ialah :
me-, di-, pe-, ber-, -an, -i, pe-an, per- an, dan ke-an.
Sedangkan yang termasuk afiks improduktif ialah :
sisipan -el-, -em-, er-, atau akhiran -wati,
Afiks Serapan
Untuk memperkaya khazanah bahasa Indonesia, kita menyerap unsur-unsur dari bahasa daerah dan bahasa asing. Conloh afiks serapan :
1. dwi- :
dwlingga, dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi.
2. pra- :
praduga, prasangka, prasejarah, prasarana, prakiraan, prasaran, prabakti, prasetia, prawacana, prakata.
3. swa- :
swalayan. swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta.
4. awa- :
awamang, awagas, awabau, awaracun, awalengas.
5. a-, ab- :
asusila, amoral, ateis, abnormal.
6. anti- :
antipati, antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptik
7. homo- :
homogen, homoseks, homofon, homonim, homograf, homorgan.
8. auto- : autodidak, autokrasi, autobiografi, automobil, autonomi.
9. hipo- :
Hiponim,hipotesis, hipokrit, hipovitaminosis.
10. poli- :
polisemi, poligami, poliandri, polisilabis, poliklinik
11. sin- :
sintesis, sinonim, sintaksis, sinkronis, simpati, simposium
12. tele- :
telepon, telegraf, telegram, telepati, teleskop, teleks.
13. trans- :
transaksi, transisi, transportasi, transkripsi, transmisi, transliterasi, transfirmasi, transmigrasi,transfer, transitif.
14. inter- :
interaksi, interelasi, interupsi, internasional, intersuler, intermeso, interlokal, dan lain - lain.
15. isasi- :
modernisasi, tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dan lain-lain



Reduplikasi (Pengulangan
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut :
1. Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar ; ada dua. macam :
a. Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga :
ibu-ibu, buku-buku, murid-murid
b. Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan :
ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan
2. Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya :
reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut

Di antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman.
3. Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi :
sayur-mayur, mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping, hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan lain-lain.
4. Kata ulang berimbuhan :
berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.
5. Kata ulang semu ( bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan atau redupikasi ) :
laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek
Arti Reduplikasi
Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut:
1. 'Jamak'
Murid-murid berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran.
2. 'intensitas kualitatif'
Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus.
3. 'intensitas kuantitatif'
Berjuta-juta penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut beratus-ratus peti kemas.
4. 'intensitas frekuentatif'
Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya.
5. 'melemahkan'
Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang.
6. 'bermacam-macam'
Pepohonan menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar itu.
7. 'menyerupai'
Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan.
8. 'resiproks (saling)'
Mereka tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu berpukul-pukulan setelah cekcok mulut
9. 'dalam keadaan'
Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah banyak orang dikubur hidup-hidup.
10. 'walaupun meskipun'
Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu.
11. 'perihal'
Ibu-ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit. Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai.
12. 'seenaknya, semaunya atau tidak serius'
Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar.
13. 'tindakan untuk bersenang-senang'
Mereka makan-makan di restoran tadi malam
Komposisi
Komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh : kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur.
Gabungan kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan makna baru disebut frase, contoh: sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar.
Jenis kata Majemuk
1. Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh :
tua muda, laki bini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat dan baik buruk
2. Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur yang lain. Jenis kata majemuk itu bersifat endosentris, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh konstruksi, contoh :
kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.
Kelas Kata
Kata ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal, dan yang dapat berdiri sendiri serta dapat dituturkan sebagai bentuk bebas.
Ada dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis, dan kata jadian, yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis.
Yang termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiri atas satu morfem, sedangkan kata Jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga kata kompleks.
Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya:
la tidak belajar. Ia bukan pelajar. Ia agak tinggi.
Ia tidak membaca. Ia bukan pemalas. Ia lebih tinggi.
la tidak bekerja. Ia bukan guru. Ia paling tinggi.
Kata belajar, membaca, bekerja mempunyai perilaku sama, dan karena itu ketiga kata tersebut dikelompokkan menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda dari kata belajar; terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah kata tidak. Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbeda dari kata tinggi; terbukti bahwa kedua kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau paling.
Berdasarkan perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, dan bekerja dikelompokkan ke dalam satu kelas kata kerja. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke dalam kelas kata benda. Sedang kata-kata yang sama dengan kata tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas kata sifat. Selain ketiga kelas tersebut terdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas .
Kata Benda
Kata benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yang diperluas dengan frase yang + kata sifat. Misalnya :
• bunga yang indah,
• sekretaris yang terampil,
• guru yang bijaksana,
• siswa yang cendekia,
• Tuhan yang Maha Esa,
• udara yang segar,
• persoalan yang rumitl,
• perjanjian yang gagal,
• keadilan yang rapuh.
Semua kata yang tercetak miring adalah nomina.
Dalam sebuah wacana, sering kata benda diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya:

"Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama".

yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi:

"Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat yang sama'.

Kata dia yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti atau pronomina.

Dalam tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
1. Kata benda abstrak,seperti kejujuran.
2. Kata benda konkret, misalnya gedung.
3. Kata benda nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf kapital, misalnya Amir Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas, keluarga.
Selanjutnya kata ganti juga dibedakan atas beberapa subkelas :
1. Kata ganti orang : dia, mereka, engkau, saudara, anda.
2. Kata ganti tunjuk : ini, itu.
3. Kata ganti hubung: yang, tempat, serta.
4. Kata ganti tanya : apa, siapa, kapan, berapa.
Kata Kerja
adalah Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan + kata sifat, misalnya :
• membaca dengan lancar,
• belajar dengan sungguh-sungguh,
• berpakaian dengan rapi,
• makan dengan lahap,
• berjalan dengan santai,
• tidur dengan nyenyak,




Kata kerja atau verba dibedakan atas :
1. Kata kerja transitif,
yaitu kata kerja yang memadukan objek, contoh :
membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.

Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan. Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang keuangan" tidak benar atau rancu. Kalimat di atas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang.
2. Kata kerja transitif ganda,
ialah kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam kalimat
a. Ayah membelikan adik sepeda mini;
b. Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
3. Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek, contoh :
berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
4. Kata kerja reflektif,
yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh :
bersolek, berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
5. Kata kerja resiproks,
yang menunjukkan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling, contoh :
bergelut, berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memuku,l surat-suratan, senggol-senggolan.

Sehubungan dengan kata kerja ini, kita sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata saling di depan kata kerja ini, misalnya:
saling tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju.

Semua bentuk pengungkapan tersebut salah atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling menggandeng, saling meninju.
6. Kata kerja instrumental,
yang menunjuk sarana perbuatan :
mengetik, bermotor, bersepeda, membajak, dan mengetam.
7. Kata kerja aktif,
yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-, contoh :
menyanyi, mengungkit, berdebat, dan bermalam.
8. Kata kerja pasif,
yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan berimbuhan ke- an. contoh :
dibahas, diminati, diulang, terpukul, tertindas, kecopetan.

Kata kerja yang menduduki fungsi predikat disebut kata kerja finit (predikatif), sedang kata kerja yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai kata benda, yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan kata kerja infinit (substantiva). Misalnya dalam kalimat :
Belajar itu penting dan la belalar membaca. Belajar dan membaca adalah verba lnfinit.
Kata Sifat
Semua kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil bentuk se-reduplikasi-nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva, contoh :

lebih cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnya
lebih bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknya
lebih bahagia, tua sekali, sangat pandai, sejelek-jeleknya
paling menarik, cantik sekali, kurang berharga, seteliti-telitinya

Kata sifat dikatakan berfungsi atributif jika digunakan untuk menjelaskan kata benda, dan kata sifat tersebut bersama-sama dengan kata bendanya membentuk frase nominal. Jika digunakan sebagai predikat sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif Perhatikan contoh berikut :

(1) Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4.
(2) Buku itu baru.

Kata baru dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam kalimat (2) berfungsi predikatif.
Kata Tugas
Kata yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dll. dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas ialah :

(1) Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2) Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3) Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4) Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang,
secepat-cepatnya

1. Ciri - ciri Kata Tugas
1. Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
2. Tidak, pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi.
Perhatikan, kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
3. Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan contoh di bawah ini :
a. Herman sedang mandi
b. Herman sudah mandi
c. Herman belum mandi
d. Herman akan mandi
e. Herman selalu mandi
f. Herman pernah mandi
4. Jumlah kata tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup. Ini berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang terus berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.
2. Fungsi Kata Tugas

Fungsi kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
1. arah : di, ke, dati
2. pelaku perbuatan : oleh
3. penggabungan : dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan
4. kelangsungan : sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali
5. waktu : ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak
6. pemilihan : atau
7. pertentangan : tetapi, padahal, namun, walaupun, meskipun, sedangkan
8. pembandingan : seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada, mirip, persis
9. persyaratan : jika, asalkan,kalau,jikalau,sekiranya, seandainya, seumpama, asal
10. sebab : sebab, karena, oleh karena
11. akibat : hingga, sehingga, sampai-sampai, sampai, akibatnya
12. pembatasan : hanya, saja, melulu, sekadar, kecuali
13. pengingkaran : bukan, tidak, jangan
14. peniadaan : tanpa
15. penerusan : maka, lalu, selanjutnya, kemudian
16. penegasan : bahwa, bahwasanya, memang
17. derajat : agak, cukup, kurang, lebih, amat, sangat, paling
18. tujuan : agar, biar, supaya, untuk
19. peningkatan : makin, semakin, kian, bertambah
20. penyangsian : agaknya, kalau-kalau, jangan-jangan
21. pengharapan : moga-moga, semoga, mudah-mudahan, sudilah
22. orangan : sang, si, yang, para, kaum
23. menjelaskan : ialah, adalah, yaitu, yakni, merupakan
Kata tugas yang menyatakan hubungan arah di dan ke, yang merupakan kata yang penuh berdiri sendiri dan dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering dikacaukan dengan prefiks di- dan ke- yang harus digabung dengan bentuk dasarnya.

Perhatikan perbedaan berikut:
• di sini , ke sini, ditulisi, kedua
• di sana, ke samping, dikemukakan, kegemaran
• di dalam, ke luar daerah, dikelilingi, kekasih
• di bawah, ke Surabaya, dikeluarkan, kedalaman
• di luar kota, ke utara, diutarakan, keringanan
Check it out !!!