Jumat, 25 Juni 2010

Aksiologi Bahasa


BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini, perkembangan ilmu sudah melenceng jauh dari hakikatnya, dimana ilmu bukan lagi merupakan sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Disinilah moral sangat berperan sebagai landasan normatif dalam penggunaan ilmu serta dituntut tanggung jawab sosial ilmuwan dengan kapasitas keilmuwannya dalam menuntun pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga tujuan hakiki dalam kehidupan manusia bisa tercapai.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN AKSIOLOGI
Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Aksiologi bisa juga disebut sebagai the theory of value atau teori nilai. Berikut ini dijelaskan beberapa definisi aksiologi. Menurut Suriasumantri (1987:234) aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang di peroleh. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1995:19) aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Menurut Wibisono aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.
Jadi Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and and). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis.
Menurut Bramel Aksiologi terbagi tiga bagian :
1. Moral Conduct, yaitu tindakan moral, Bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika.
2. Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan keindahan
3. Socio-politcal life, yaitu kehidupan social politik, yangakan melahirkan filsafat social politik.
Dalam Encyslopedia of philosophy dijelaskan aksiologi disamakan dengan value and valuation :
1. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian.
2. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau nilai dia.
3. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai atau dinilai.
Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika.

2. ILMU DAN MORAL

Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia. Karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu. Singkatnya ilmu merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.
Ilmu tidak hanya menjadi berkah dan penyelamat manusia, tetapi juga bisa menjadi bencana bagi manusia. Misalnya pembuatan bom yang pada awalnya memudahkan untuk kerja manusia, namun kemudian digunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif yang meninbulkan malapetaka bagi manusia itu sendiri, seperti bom yang terjadi di Bali. Disinilah ilmu harus diletakkan secara proporsional dan memihak kepada nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan. Sebab jika ilmu tidak berpihak kepada nilai-nilai, maka yang terjadi adalah bencana dan malapetaka.
Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat. Teknologi dapat diartikan sebagai penerapan konsep ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah praktis baik yang berupa perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Dalam tahap ini ilmu tidak hanya menjelaskan gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman, namun lebih jauh lagi memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Di sinilah masalah moral muncul kembali namun dalam kaitannya dengan faktor lain. Kalau dalam tahap kontempolasi moral berkaitan dengan metafisika maka dalam tahap manipulasi ini masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan ilmu pengetahuan. Atau secara filsafati dalam tahap penerapan konsep terdapat masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuwan.
3. KATEGORI DASAR AKSIOLOGI
Terdapat dua kategori dasar aksiologi :
1. Objectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya sesuai keadaan objek yang dinilai.
2. Subjectivism, yaitu penilaian terhadap sesuatu dimana dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan).
Dari sini muncul empat pendekatan etika, yaitu :
1. Teori nilai intuitif
2. Teori nilai rasional
3. Teori nilai alamiah
4. Teori nilai emotif
Teori nilai intuitif dan teori nilai rasional beraliran obyectivis sedangkan teori nilai alamiah dan teori nilai emotif beraliran subyektivis.
1. Teori Nilai intuitif (The Intuitive theory of value)
Teori ini berpandangan bahwa sukar jika tidak bisa dikatakan mustahil untuk mendefinisikan suatu perangkat nilai yang absolut. Bagaimanapun juga suatu perangkat nilai yang absolute itu eksis dalam tatanan yang bersifat obyektif. Nilai ditemukan melalui intuisi karena ada tatanan moral yang bersifat baku. Mereka menegaskan bahwa nilai eksis sebagai piranti obyek atau menyatu dalam hubungan antar obyek, dan validitas dari nilai tidak bergantung pada eksistensi atau perilaku manusia. Sekali seseorang menemukan dan mengakui nilai tersebut melalui proses intuitif, ia berkewajiban untuk mengatur perilaku individual atau sosialnya selaras dengan preskripsi moralnya.

2. Teori nilai rasional (The rational theory of value)
Bagi mereka janganlah percaya padanilai yang bersifat obyektif dan murni independent dari manusia. Nilai tersebut ditemukan sebagai hasil dari penalaran manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan suatu yang benar ketika ia tahu degan nalarnya bahwa itu benar, sebagai fakta bahwa hanyaorang jahat atu yang lalai ynag melakukan sesuatu berlawanan dengan kehendak atau wahyu tuhan. Jadi dengan nalar atau peran tuhan nilai ultimo, obyektif, absolut yang seharusnya mengarahkan perilakunya.
3. Teori nilai alamiah (The naturalistic theory of value)
Nilai menurutnya diciptakan manusia bersama dengan kebutuhan-kebutuhan dan hasrat-hasrat yang dialaminya. Nilai adalah produk biososial, artefak manusia, yang diciptakan , dipakai, diuji oleh individu dan masyarakat untuk melayani tujuan membimbing perilaku manusia. Pendekatan naturalis mencakup teori nilai instrumental dimana keputusan nilai tidak absolute tetapi bersifat relative. Nilai secara umum hakikatnya bersifat subyektif, bergantung pada kondisi manusia.
4. Teori nilai emotif (The emotive theory of value)
Jika tiga aliran sebelumnya menentukan konsep nilai dengan status kognitifnya, maka teori ini memandang bahwa konsep moral dan etika bukanlah keputusan factual tetapi hanya merupakan ekspresi emosi dan tingkah laku. Nilai tidak lebih dari suatu opini yang tidak bisa diverivikasi, sekalipun diakui bahwa penelitian menjadi bagian penting dari tindakan manusia.
4. SIKAP ILMUWAN
Sikap seorang ilmuwan menghadapi cara berfikir yang keliru pada hakikatnya adalah manusia yang biasa berfikir dengan teratur dan teliti. Bukan saja jalan pikirannya yang mengalir melalui pola-pola yang teraur namun juga segenap materi yang menjadi bahan pemikirannya dikaji dengan teliti. Disinilah kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan dengan cara berfikir orang awam.
Kumpulan dari pengetahuan yang sudah teruji kebenarannya secara ilmiah. Menurut Endrotomo Dalam ilmu dan teknologi, ilmu merupakan suatu aktivitas tertentu yang menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan pengetahuan tertentu.
Fungsi ilmu :
1. Menjelaskan, contohnya menjelaskan semua fenomena kejadian alam
2. Memprediksi,memprediksi segala sesuatu yang akan terjadi
3. Mengontrol atau mengendalikan, dari hasil prediksi maka kita dapat mengontrol atau mengendalikan sesuatu yang akan terjadi.

BAB III
KESIMPULAN
Ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penelitian ilmiah yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuwan. Ilmu merupakan produk dari proses berfikir manusia. Ilmu bersifat netral pada bagian epistemologi dan ontologi saja sedangkan pada tingkat aksiologi ilmu terikat dengan nilai-nilai. Dalam memanfaatkan atau menggunakan ilmu maka hendaknya kita berlandaskan kepada moral sebagai landasan normatifnya.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Endrotomo, Ir. 2004. Ilmu dan Teknologi. Information System ITS.
Poedjawijatna, Prof. Ir. 2004. Tahu dan Pengetahuan. Jakarta : Rineka Cipta.
S. Suriasumantri, Jujun. 1996. Filsafat Ilmu sebuah pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Jujun S. Suriasumantri, Filsafah Ilmu Sebuah Pengantar Populer,
Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
S. Suriasumantri, Jujun. 1996. Filsafat Ilmu sebuah pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Endrotomo, Ir. 2004. Ilmu dan Teknologi. Information System ITS.
Poedjawijatna, Prof. Ir. 2004. Tahu dan Pengetahuan. Jakarta : Rineka Cipta.
Jujun S. Suriasumantri, Filsafah Ilmu Sebuah Pengantar Populer, hlm. 243


Check it out !!!

Moralitas Bahasa Dalam Aksiologi

1. Pendahuluan

Sejak saat pertumbuhannya, ilmu sudah terkait dengan masalah moral. Ketika Copernicus (1473—1543) mengajukan teorinya tentang kesemestaan alam dan menemukan bahwa "bumi yang berputar mengelilingi matahari" dan bukan sebaliknya seperti yang dinyatakan dalam ajaran agama maka timbullah interaksi antara ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang berkonotasi metafisik. Secara metafisik ilmu ingin mempelajari alam sebagaimana adanya, sedangkan di pihak lain terdapat keinginan agar ilmu mendasarkan kepada pernyataan-pernyataan (nilai-nilai) yang terdapat dalam ajaran-ajaran di luar bidang keilmuan (nilai moral), seperti agama. Dari interaksi ilmu dan moral tersebut timbullah konflik yang bersumber pada penafsiran metafisik yang berkulminasi pada pengadilan inkuisisi Galileo pada tahun 1633. Galileo oleh pengadilan agama dipaksa untuk mencabut pernyataan bahwa bumi berputar mengelilingi matahari (Sumantri, 2001:233).

Ketika ilmu dapat mengembangkan dirinya, yakni dari pengembangan konsepsional yang bersifat kontemplatif disusul penerapan-penerapan konsep ilmiah ke masalah-masalah praktis atau dengan perkataan lain dari konsep ilmiah yang bersifat abstrak menjelma dalam bentuk konkret yang berupa teknologi, konflik antarilmu dan moral berlanjut. Seperti kita ketahui, dalam tahapan penerapan konsep tersebut ilmu tidak saja bertujuan menjelaskan gejala-gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman, tetapi lebih jauh lagi bertujuan memanipulasi faktor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Bertrand Russel menyebut perkembangan ini sebagai peralihan ilmu dari tahap “kontemplasi ke manipulasi” (Sumantri, 2001:234).

Dalam tahap manipulasi masalah moral muncul kembali. Kalau dalam kontemplasi masalah moral berkaitan dengan metafisika keilmuan maka dalam tahap manipulasi masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah. Atau secara filsafati dapat dikatakan bahwa dalam tahap pengembangan konsep terdapat masalah moral yang ditinjau dari segi ontologis keilmuan, sedangkan dalam tahap penerapan konsep terdapat masalah moral yang ditinjau dari segi aksiologi keilmuan. Aksiologi itu sendiri adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.

Dihadapkan dengan masalah moral dalam menghadapai ekses ilmu dan teknologi yang bersifat merusak para ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan pendapat. Ilmuwan golongan pertama menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik itu secara ontologis maupun aksiologis. Dalam tahap ini tugas ilmuwan adalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya, terlepas apakah pengetahuan itu dipergunakan untuk tujuan baik ataukah untuk tujuan yang buruk. Ilmuwan golongan kedua sebaliknya berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya kegiatan keilmuan haruslah berlandaskan pada asas-asa moral. Golongan kedua mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal, yakni, (1) ilmu secara faktual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia yang dibuktikan dengan adanya dua perang dunia yang mempergunakan teknologi-teknologi keilmuan; (2) ilmu telah berkembang dengan pesat dan makin esoterik sehingga kaum ilmuwan lebih mengetahui tentang ekses-ekses yang mungkin terjadi bila terjadi salah penggunaan; dan (3) ilmu telah berkembang sedemikian rupa sehingga terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus revolusi genetika dan teknik perubahan sosial. Berdasarkan ketiga hal itu maka golongan kedua berpendapat bahwa ilmu secara moral harus ditujukan untuk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat kemanusiaan (Sumantri, 2001:234).

Pertanyaan yang muncul kemudian dalam pembahasan ini adalah masalah moral apakah yang terjadi dalam ilmu bahasa dalam penggunaannya? Dilihat dari segi ontologis dapat dikatakan bahwa hakikat bahasa adalah perpaduan antara bunyi dan makna sehingga menjadi tanda sebagai alat untuk komunikasi manusia (Sibarani, 1992:3). Komunikasi di sini tentunya dimaksudkan sebagai komunikasi dengan nilai-nilai yang baik untuk tujuan interaksi yang baik pula. Namun, ketika secara aksiologis kemudian pengetahuan bahasa dipakai untuk tujuan-tujuan subjektif individu atau kelompok maka masalah moral dari kegunaan atau fungsi bahasa muncul.



2. Perkembangan Ilmu Bahasa

Dalam sejarahnya kajian awal mengenai bahasa bersangkut paut dengan agama (Hindu di India) dalam kaitannya dengan doa-doa. Orang India menganggap doa harus diucapkan secara tepat antara lain dari segi bunyi, lafal, dan sintaksis karena dianggap dewa akan marah jika pelafalan doa tidak tepat. Pada waktu itu belum ada tulisan karena tulisan baru diperkenalkan pada abad IV sebelum masehi. Pengetahuan sebelumnya masih bersifat lisan yang dalam perkembangannya kemudian dikodifikasi setelah mengenal tulisan. Dalam kehidupan orang Yunani kuno demikian pula, bahasa digunakan secara cermat dalam kaitannya dengan agama. Dalam perkembangan kemudian, kajian bahasa di Yunani lebih bersifat sekuler (tidak berkaitan dengan agama) dan dipelopori oleh Plato. Sementara itu dalam perkembangan lebih lanjut, ilmu bahasa digunakan untuk tujuan tertentu. Orang Belanda datang ke Indonesia membawa ilmu bahasa bukan karena ingin mempelajari atau membawa ilmu bahasa, melainkan untuk misi dagang. Kebetulan mereka disertai pendeta-pendeta Kristen Protestan yang untuk misinya mereka akhirnya mempelajari bahasa-bahasa daerah dan menyusun tatabahasa dan kamus untuk tujuan misinya tersebut. Kini ketika ilmu bahasa sudah berkembang sedemikian pesat, ilmu bahasa digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih kompleks sehingga melebihi fungsi hakikinya sebagai alat untuk berkomunikasi. Dalam suatu masyarakat yang mengalami perkembangan setapak demi setapak di seluruh bidang kehidupan, seperti Indonesia, perkembangan bahasa berjalan seiring dengan perkembangan bidang ekonomi, politik, maupun kultural. Pada zaman orang pintar seperti sekarang ini, orang semakin menyadari akan pentingnya fungsi bahasa dalam seluruh bidang kehidupan. Orang-orang pintar mengerti kekuatan bahasa dan memanfaatkan pengetahuan bahasanya untuk melaksanakan dan mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu, tidaklah heran jika bahasa kemudian dapat dijadikan sebagai alat kekuasaan dan hegemoni.

Menurut Faucault (M. Fakih dalam pengantar Artha, 2002:XVI), relasi kekuasaan terjadi pada hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari, termasuk yang tersembunyi dalam bahasa. Orang kemudian menjadi lebih sadar bahwa dominasi dan relasi kekuasaan dioperasionalkan melalui kekuatan bahasa. Jika sudah demikian, bagaimana pandangan kita terhadap nilai (moralitas) bahasa tersebut?



3. Moralitas Bahasa

Memandang bahasa dari segi moralitas penggunaannya bukanlah merupakan hal yang mudah. Baik atau buruk, atau menilai secara moral penggunaan bahasa bergantung dari sisi mana kita memandang. Dari sisi penyampai bahasa (komunikator), suatu bahasa atau pernyataan dapat dikatakan baik meskipun dari sisi penerima (komunikan) berakibat buruk, dan sebaliknya, suatu bahasa atau pernyataan dapat diangap baik oleh penerima pesan meskipun dari sisi penyampai pesan sebenarnya tidak baik.

Secara umum pandangan yang ada mengenai moralitas adalah penilaian bahwa sesuatu itu baik atau buruk. Filosof Yunani Aristoteles (Kurtiness dan Gerwitz, 1993:14) menyatakan bahwa moralitas adalah hidup yang tertuang dalam perilaku yang benar, yaitu perilaku yang benar dalam hubungannya dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri. Immanuel Kant dalam metafisika kesusilaan (Tjahjadi,1991:47) mengartikan moralitas (sittlichkeit) sebagai kesesuaian sikap dan perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniah kita, yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban kita. Apapun batasan mengenai moralitas, berkaitan dengan aksiologi keilmuan sepantasnyalah kita berpedoman pada para ilmuwan golongan kedua yang berpendapat bahwa ilmu secara moral harus ditujukan untuk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat kemanusiaan.

Kenyataannya, ilmu bahasa atau pengetahuan mengenai bahasa kini digunakan untuk melaksanakan atau mencapai tujuan-tujuan tertentu sehingga sesungguhnya dapat kita pertanyakan moralitasnya. Memang sejak zaman dahulu bahasa telah digunakan untuk tujuan tertentu, seperti telah diuraikan di atas bagaimana orang Belanda membawa ilmu bahasa ke Indonesia untuk misinya, tetapi kini bahasa digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih kompleks dan tersembunyi. Pengetahuan berbahasa atau ilmu bahasa telah direkayasa sedemikian rupa untuk tujuan pribadi atau kelompok sehingga bahasa bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan sebagai alat dengan makna tertentu.



4. Bahasa sebagai Alat Kekuasaan dan Hegemoni

Menurut Antonio Gramsci, konsep hegemoni terjadi ketika golongan masyarakat yang tertindas tereksploitasi dan secara sukarela mengabdi kepada penindas mereka (Fakih dalam pengantar Artha, 2002:xiv). Namun, dalam konsep sekarang hegemoni yang terjadi bukan lagi berwujud penindasan secara faktual, melainkan bisa secara tersamar sehingga kadang-kadang pihak yang tertindas tidak merasa tertindas atau tidak merasa menjadi korban. Hal itu dimungkinkan terjadi karena konsep hegemoni dan kekuasaan tersebut dioperasionalkan melalui bahasa. Kekuatan bahasa yang di antaranya mengandung eufimisme memungkinkan segala sesuatu menjadi tampak baik, halus, dan tersamar meskipun sebenarnya (kenyataannya) kurang baik. Lihat saja penggunaan kata-kata yang marak, terutama pada zaman Orde Baru, oleh para birokrat terhadap rakyat miskin. Ketika itu rakyat miskin atau yang dianggap melawan sering dikategorikan sebagai "tidak beradab" sehingga harus "didisiplinkan", "diregulasi", dan "dibina". Dengan demikian, istilah-istilah yang sering disuarakan oleh para penguasa pada waktu itu seperti mendisiplinkan, meregulasi, dan membina sebetulnya mengaburkan makna atau kenyataan sesungguhnya supaya program-program yang dilaksanakan terlihat baik dan tidak berkesan menindas. Sampai saat ini gejala pemakaian bahasa seperti itu masih sering terjadi, misalnya kenyataan penggusuran rumah-rumah atau bangunan yang dianggap liar sebagai penertiban atau relokasi, penggusuran rumah-rumah rakyat yang lokasinya akan dibangun perumahan atau mal-mal dikatakan sebagai penataan lingkungan atau tata kota, proyek penggantian armada angkutan lama menjadi baru menjadi peremajaan, dan belakangan ini di Semarang agenda tersembunyi proyek perobohan bangunan bersejarah untuk membangun yang baru dikatakan sebagai pengangkatan atau pendongkrakan bangunan (Pasar Johar).

Fenomena semacam itu akan terus terjadi sepanjang para penguasa dan kaum cerdik pandai tidak ingin terbuka, ditambah faktor bahasa dengan kekuatan daya pengaruhnya yang memang memungkinkan hal seperti itu. Dalam relasi antara bahasa dan kekuasaan itu bahasa tidak lagi dapat dilihat sekadar sebagai alat komunikasi yang netral dan bebas nilai karena bahasa sudah mengandung unsur kekuasaan. Dari situ bahasa dapat dipertanyakannya nilai moralitasnya karena di balik bahasa tersebut terdapat makna yang mengindikasikan martabat dan harkat manusia diturunkan. Dengan demikian, relasi antara bahasa dan kekuasaan tersebut lebih banyak bertentangan landasan ilmu secara moral. Parahnya, relasi antara bahasa dan kekuasaan tersebut, seperti dikatakan Foucault (M. Fakih dalam pengantar Artha, 2002:xvi), terjadi tidak hanya dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi pada hampir semua aspek kehidupan dan hal itu dianggap Foucault mengingkari kenyataan.



5. Bahasa sebagai Alat Pembenaran Pribadi

Bahasa muncul sebagai alat pembenaran pribadi, baik individu maupun kelompok, manakala bahasa dipakai untuk membenarkan anggapan, keyakinan, tindakan, atau perilaku pribadi tanpa memperhatikan atau bahkan mengesampingkan kebenaran (objektif) yang ada di pihak lain. Dalam hal ini komunikator dengan bebas menafsirkan bahasa atau fakta yang ada dan dengan kecerdasan inteletualnya mengoperasionalkan bahasa untuk membenarkan dirinya. Bahasa atau kenyataan yang dapat dikaburkan atau bahkan dimanipulasikan kebenarannya biasanya berupa bahasa yang cenderung ambigu/multitafsir dan kenyataan yang samar-samar.

Dalam konteks Indonesia, bahasa yang cenderung bersifat demikian banyak terjadi di dalam dunia hukum dan perundang-undangan yang memang karena mungkin belum mantap benar, akhirnya membuka celah untuk multitafsir. Kasus perdebatan penerbitan SKP3 Suharto oleh Kejaksaan Agung akhir-akhir ini mungkin dapat menjadi contoh bagaimana antara pihak yang setuju dengan penerbitan SKP3 dan pihak yang menentang masing-masing dengan kepintaran berbahasanya menafsirkan undang-undang dan membenarkan pendapat pribadinya. Kasus perdebatan tentang RUU AAP (Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Antipornoaksi) yang marak belakangan ini juga demikian. Masing-masing pihak, yang setuju dan yang tidak setuju dengan RUU APP, berargumen dengan bahasanya dan membenarkan pendapatnya sendiri-sendiri sehingga membingungkan masyarakat dan mengaburkan masalah hakikinya.

Masalah yang paling menyentak dan menyentuh harkat dan martabat kemanusiaan akhir-akhir ini mungkin adalah ketika pejabat kementerian luar negeri Amerika Serikat, dengan ringannya berkomentar bahwa bunuh diri tiga tahanan di penjara Guantanamo sebagai "iklan yang bagus" untuk para tahanan dan bunuh diri itu merupakan bagian dari strategi dan taktik mereka (para tahanan). Dari pernyataannya itu terlihat jelas AS membela dirinya atas sorotan dan kritikan tajam masyarakat internasional yang mensinyalir adanya kekejaman penanganan terhadap tahanan politik milik AS tersebut. Pernyataan itu memunculkan kesan AS berusaha mengaburkan kenyataan di tempat yang memang sangat tertutup tersebut.

Dari kasus-kasus di atas moralitas bahasa dapat dipertanyakan. Jika memang apa yang disampaikan berakibat menurunkan martabat dan harkat kemanusiaan, bahasa yang dioperasionalkan bertentangan dengan nilai moral yang baik.



6. Bahasa sebagai Alat Perjuangan dan Media Pembebasan

Munculnya fungsi bahasa sebagai alat perjuangan individu atau kelompok dan juga sebagai media pembebasan disebabkan adanya kekuasaan dan hegemoni dalam tatanan kehidupan manusia. Adanya kesadaran akan ketertindasan, bukan hanya dalam hal ekonomi melainkan dalam berbagai aspek kehidupan, menimbulkan dorongan bagi kaum yang merasa tertindas untuk melakukan perjuangan. Seperti halnya para penguasa yang mengoperasionalkan dominasi kekuasaan mereka dengan bahasa, kaum tertindas pun melakukan perjuangan kepentingan mereka dengan bahasa.

Bagi kaum tertindas bahasa digunakan sebagai media pembebasan seperti yang terjadi ketika ada sekelompok penyandang cacat di Yogyakarta menentang penggunaan kata disable yang artinya 'tidak mampu' bagi para tunanetra, tunarungu, dan tuna yang lainnya dan menggantinya dengan istilah diffable yang merupakan singkatan dari bahasa Inggris differently able people. Kata diffable selanjutnya mempunyai pengertian yang memberdayakan dibandingkan dengan disable karena dalam kata diffable terkandung makna bahwa orang yang tidak dapat melihat atau tidak dapat mendengar tidak serta berarti tidak mampu. Mereka yang tidak dapat melihat dengan mata kepala sendiri masih dapat melihat dengan mata hatinya, dan mereka yang tidak mampu mendengar masih memiliki kemampuan lainnya. Dalam konteks bahasa sebagai media pembebasan bagi para penyandang cacat tersebut terkandung nilai yang baik karena bertujuan meningkatkan martabat kemanusiaan para penyandang cacat. Dengan demikian, pengetahuan terhadap bahasa yang dipergunakan untuk memperjuangkan kelompok penyandang cacat tersebut sesuai dengan landasan ilmu moral.



7. Simpulan

Bahasa yang pada awalnya sekadar alat komunikasi dari penutur (komunikator) kepada petutur (komunikan) dalam perkembangannya kemudian diipergunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, dari tujuan yang sederhana yang berhubungan dengan agama sampai pada tujuan yang lebih kompleks, seperti sebagai alat kekuasaaan dan hegemoni; sebagai alat pembenaran pribadi; dan sebagai alat perjuangan dan media pembebasan.

Masalah moral dalam bahasa akan muncul manakala kecerdasan atau pengetahuan akan bahasa secara manipulatif dipakai untuk kepentingan-kepentingan atau tujuan subjektif individu atau kelompok sehingga mengaburkan bahkan memutarbalikkan kenyataan. Menilai moralitas bahasa dalam pemakaiannya bergantung dari sisi mana kita memandang. Bahasa mempunyai nilai moral buruk ketika dipakai sebagai alat kekuasaan dan hegemoni serta alat pembenaran pribadi yang merendahkan martabat dan kemanusiaan. Sebaliknya, bahasa mempunyai nilai moral baik ketika dipakai sebagai alat perjuangan dan media pembebasan kaum tertindas karena bertujuan meningkatkan martabat kemanusiaan.

Apapun batasan mengenai moralitas, berkaitan dengan aksiologi keilmuan, sepantasnyalah kita berpedoaman pada para ilmuwan golongan kedua yang berpendapat bahwa ilmu secara moral harus ditujukan untuk kebaikan manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat kemanusiaan. "Segalanya punya moral," kata Alice dalam petualangannya di negeri ajaib, "Asalkan kamu mampu menemukannya" (Alice in Wonderland).





DAFTAR PUSTAKA



Artha, Arwan Tuti. 2002. Bahasa dalam Wacana Demokrasi dan Pers. Yogyakarta: AK Group.

Kurtines, William M. dan Gerwitz. 1993. Moralitas, Perilaku Moral, dan Perkembangan Moral. Jakarta: Universitas Indonesia Press

Sibarani, Robert. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Suriasumantri, Jujun S. 2002. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Tjahjadi, S.P. Lili. 1991. Hukum Moral. Yogyakarta: Kanisius.
Check it out !!!

Selasa, 22 Juni 2010

Rumpun Bahasa di Dunia

Rumpun Bahasa di Dunia

Rumpun bahasa adalah sekumpulan bahasa-bahasa yang mempunyai perintis yang sama yaitu bahasa purba dari rumpun tersebut.
Seperti halnya rumpun biologis, bukti akan keterhubungan antara bahasa-bahasa serumpun dapat diamati dari karakteristik bahasa-bahasa tersebut. Sebuah rumpun bahasa yang dapat diidentifikasi dengan tepat adalah sebuah kesatuan filogenetis yang berarti bahwa semua dari anggota rupun bahasa tersebut diturunkan dari sebuah perintis dan semua bahasa turunannya dimasukan kedalam rumpun tersebut. Sebagian besar bahasa-bahasa di bumi adalah anggota dari sebuah rumpun bahasa, namun demikian ada juga bahasa-bahasa (seperti bahasa isolat yang keterhubungannya dengan bahasa lain tidak diketahui atau dipertentangkan.
Konsep akan rumpun bahasa didasarkan dari anggapan bahwa seiring dengan berjalannya waktu sebuah bahasa akan perlahan-lahan pecah menjadi bermacam-macam logat yang masing-masing pada akhirnya menjadi sebuah bahasa baru. Namun, persilsilahan bahasa lebih kabur daripada persilsilahan biologis karena bahasa dapat lebih mudah bercampur (baik karena kontak bahasa, penaklukan, atau perdagangan) sedangkan spesies biologis umumnya tidak dapat bersilang seperti itu. Pada kasus bahasa kreol dan bahasa campuran lainnya perintis dari bahasa tersebut berjumlah lebih dari satu. Namun kasus seperti ini bukanlah mayoritas dan kebanyakan bahasa yang ada di bumi dapat di golongankan secara jelas.

Bahasa Perintis

Perintis dari sebuah rumpun bahasa, yaitu bahasa purba, jarang kali dapat diketahui secara langsung karena kebanyakan bahasa mempunyai sejarah tercatat yang cukup pendek. Namun dimungkinkan untuk mereka bahasa purba tersebut dengan melakukan metode perbandingan, sebuah metode rekonstruksi yang pertama kali dilakukan pada abas ke sembilan belas oleh seorang ahli bahasa August Schleiceher. Sebagai contoh sebuah rekaan adalah bahasa Indo-Eropa purba yang di tuturkan di zaman ketika tulisan belum ditemukan.
Untuk beberapa kasus bahasa perintis dari sebuah rumpun bahasa dituturkan pada saat ketika tulisan sudah mulai digunakan. Sebuah logat dari bahasa Latin (Latin vulgar) adalah bahasa perintis dari rumpun bahasa Roman. Sebuah logat dari bahasa Norse kuno adalah bahasa perintis dari bahasa-bahasa Jermanik utara



Pembagian lebih lanjut

Sebuah rumpun bahasa dapat dibagi kembali menjadi kesatuan filogenetis yang lebih kecil, umumnya disebut sebagai cabang dari rumpun, katena sejarah dari sebuah rumpun bahasa sering kali di gambar sebagai sebuah diagram pohon. Istilah rumpun namun tidak hanya terbatas pada sebuah tingkatan dari pohon ini. Sebagai contoh rumpun bahasa Indo-Arya adalah seuah cabang dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Beberapa ahli taksonomi membatasi penggunaan istilah rumpun ke sebuah tingkatan tertentu namun terdapat sedikit persetujuan akan pembatasan rersebut. Beberapa membagi ranting menjadi kelompok dan kelompok menjadi kompleks. Ada juga istilah adirumpun atau filum yang diajukan untuk mengabungkan beberapa rumpun bahasa yang statusnya sebagai kesatuan fiolgenetis tidak didukung dengan metode ilmu sejarah bahasa.
Bahasa yang tidak dapat digollongkan dengan jelas disebut sebagai bahasa isolat. Sebuah bahasa dapat terisolasi menjadi sebuah cabangnya sendiri di dalam sebuah rumpun bahasa seperti bahasa Yunani dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. Ada juga bahasa isolat sempurna yang sama sekali tidak berhubungan dengan bahasa lain disekitarnya seperti contohnya bahasa Euskera, kesamaan yang dimilikinya dengan bahasa sekitarnya seperti bahasa Kastelano, bahasa Oksitan dan bahasa Perancis adalah karena pengaruh dan percampuran.
Hubungan antara rumpun bahasa sering kali digunakan oleh anthropologis bersamaan dengan bukti DNA dan fossil untuk merekonstruksi migrasi manusia dan kejadian prassejarah lainnya seperti penyebaran kegiatan bercocok tanam.
Check it out !!!

Rumpun Mahasa Melayu

Rumpun Mahasa Melayu
Bahasa Melayu adalah sejumlah bahasa yang saling bermiripan yang dituturkan di wilayah Nusantara dan beberapa tempat lain. Sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa resmi di Brunei, Indonesia (sebagai bahasa Indonesia), dan Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia); salah satu bahasa yang diakui di Singapura; dan menjadi bahasa kerja di Timor Leste (sebagai bahasa Indonesia). Bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca bagi perdagangan dan hubungan politik di Nusantara. Migrasi kemudian juga memperluas pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula di Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand selatan, Filipina selatan, Myanmar selatan, sebagian kecil Kamboja, hingga Papua Nugini. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau Christmas dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia.
Bahasa Melayu merupakan rumpun bahasa Austronesia dan aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan. Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi, dimana diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi menggunakan dialek "o" sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek Melayu berkembang secara luas dan menjadi beragam
Tanah asal-usul penutur bahasa Melayu
Ada tiga teori yang dikemukakan tentang asal-usul penutur bahasa Melayu (atau bentuk awalnya sebagai anggota bahasa-bahasa Dayak Malayik)[1]. Kern (1888) beranggapan bahwa tanah asal penutur adalah dari Semenanjung Malaya dan menolak Kalimantan sebagai tanah asal. Teori ini sempat diterima cukup lama (karena sejalan dengan teori migrasi dari Asia Tenggara daratan) hingga akhirnya pada akhir abad ke-20 bukti-bukti linguistik dan sejarah menyangkal hal ini (Adelaar, 1988; Belwood, 1993) dan teori asal dari Sumatera yang menguat, berdasarkan bukti-bukti tulisan. Hudson (1970) melontarkan teori asal dari Kalimantan, berdasarkan kemiripan bahasa Dayak Malayik (dituturkan orang-orang Dayak berbahasa Melayu) dengan bahasa Melayu Kuna, penuturnya yang hidup di pedalaman, dan karakter kosa kata yang konservatif.
Sejarah

Bahasa Melayu termasuk dalam bahasa-bahasa Melayu Polinesia di bawah rumpun bahasa Austronesia. Menurut statistik penggunaan bahasa di dunia, penutur bahasa Melayu diperkirakan mencapai lebih kurang 250 juta jiwa yang merupakan bahasa keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi bahasa-bahasa di dunia.
Catatan tertulis pertama dalam bahasa Melayu Kuna berasal dari abad ke-7 Masehi, dan tercantum pada beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya di bagian selatan Sumatera dan wangsa Syailendra di beberapa tempat di Jawa Tengah. Tulisan ini menggunakan aksara Pallawa. Selanjutnya, bukti-bukti tertulis bermunculan di berbagai tempat, meskipun dokumen terbanyak kebanyakan mulai berasal dari abad ke-18.Sejarah penggunaan yang panjang ini tentu saja mengakibatkan perbedaan versi bahasa yang digunakan. Ahli bahasa membagi perkembangan bahasa Melayu ke dalam tiga tahap utama, yaitu
Bahasa Melayu Kuna (abad ke-7 hingga abad ke-13)
Bahasa Melayu Klasik, mulai ditulis dengan huruf Jawi (sejak abad ke-15)
Bahasa Melayu Modern (sejak abad ke-20)
Walaupun demikian, tidak ada bukti bahwa ketiga bentuk bahasa Melayu tersebut saling bersinambung. Selain itu, penggunaan yang meluas di berbagai tempat memunculkan berbagai dialek bahasa Melayu, baik karena penyebaran penduduk dan isolasi, maupun melalui kreolisasi.
Selepas masa Sriwijaya, catatan tertulis tentang dan dalam bahasa Melayu baru muncul semenjak masa Kesultanan Malaka (abad ke-15). Laporan Portugis dari abad ke-16 menyebut-nyebut mengenai perlunya penguasaan bahasa Melayu untuk bertransaksi perdagangan. Seiring dengan runtuhnya kekuasaan Portugis di Malaka, dan bermunculannya berbagai kesultanan di pesisir Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, serta selatan Filipina, dokumen-dokumen tertulis di kertas dalam bahasa Melayu mulai ditemukan. Surat-menyurat antarpemimpin kerajaan pada abad ke-16 juga diketahui telah menggunakan bahasa Melayu. Karena bukan penutur asli bahasa Melayu, mereka menggunakan bahasa Melayu yang "disederhanakan" dan mengalami percampuran dengan bahasa setempat, yang lebih populer sebagai bahasa Melayu Pasar (Bazaar Malay). Tulisan pada masa ini telah menggunakan huruf Arab (kelak dikenal sebagai huruf Jawi) atau juga menggunakan huruf setempat, seperti hanacaraka.
Rintisan ke arah bahasa Melayu Modern dimulai ketika Raja Ali Haji, sastrawan istana dari Kesultanan Riau Lingga, secara sistematis menyusun kamus ekabahasa bahasa Melayu (Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama) pada pertengahan abad ke-19. Perkembangan berikutnya terjadi ketika sarjana-sarjana Eropa (khususnya Belanda dan Inggris) mulai mempelajari bahasa ini secara sistematis karena menganggap penting menggunakannya dalam urusan administrasi. Hal ini terjadi pada paruh kedua abad ke-19. Bahasa Melayu Modern dicirikan dengan penggunaan alfabet Latin dan masuknya banyak kata-kata Eropa. Pengajaran bahasa Melayu di sekolah-sekolah sejak awal abad ke-20 semakin membuat populer bahasa ini.
Di Indonesia, pendirian Balai Poestaka (1901) sebagai percetakan buku-buku pelajaran dan sastra mengantarkan kepopuleran bahasa Melayu dan bahkan membentuk suatu varian bahasa tersendiri yang mulai berbeda dari induknya, bahasa Melayu Riau. Kalangan peneliti sejarah bahasa Indonesia masa kini menjulukinya "bahasa Melayu Balai Pustaka"atau "bahasa Melayu van Ophuijsen". Van Ophuijsen adalah orang yang pada tahun 1901 menyusun ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin untuk penggunaan di Hindia-Belanda. Ia juga menjadi penyunting berbagai buku sastra terbitan Balai Pustaka. Dalam masa 20 tahun berikutnya, "bahasa Melayu van Ophuijsen" ini kemudian dikenal luas di kalangan orang-orang pribumi dan mulai dianggap menjadi identitas kebangsaan Indonesia. Puncaknya adalah ketika dalam Kongres Pemuda II (28 Oktober 1928) dengan jelas dinyatakan, "menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Sejak saat itulah bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa kebangsaan.
Introduksi varian kebangsaan ini mendesak bentuk-bentuk bahasa Melayu lain, termasuk bahasa Melayu Tionghoa, sebagai bentuk cabang dari bahasa Melayu Pasar, yang telah populer dipakai sebagai bahasa surat kabar dan berbagai karya fiksi di dekade-dekade akhir abad ke-19. Bentuk-bentuk bahasa Melayu selain varian kebangsaan dianggap bentuk yang "kurang mulia" dan penggunaannya berangsur-angsur melemah.
Pemeliharaan bahasa Melayu standar (bahasa Indonesia) terjaga akibat meluasnya penggunaan bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari. Sikap orang Belanda yang pada waktu itu tidak suka apabila orang pribumi menggunakan bahasa Belanda juga menyebabkan bahasa Indonesia menjadi semakin populer.
Pada awal tahun 2004, Dewan Bahasa dan Pustaka (Malaysia) dan Majelis Bahasa Brunei Darussalam - Indonesia - Malaysia (MABBIM) berencana menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi dalam organisasi ASEAN, dengan memandang lebih separuh jumlah penduduk ASEAN mampu bertutur dalam bahasa Melayu. Rencana ini belum pernah terealisasikan, tetapi ASEAN sekarang selalu membuat dokumen asli dalam bahasa Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa resmi masing-masing negara anggotanya.
Varian-varian bahasa Melayu
Bahasa Melayu sangat bervariasi. Penyebab yang utama adalah tidak adanya institusi yang memiliki kekuatan untuk mengatur pembakuannya. Kerajaan-kerajaan Melayu hanya memiliki kekuatan regulasi sebatas wilayah kekuasaannya, padahal bahasa Melayu dipakai oleh orang-orang jauh di luar batas kekuasaan mereka. Akibatnya muncul berbagai dialek (geografis) maupun sosiolek (dialek sosial). Pemakaian bahasa ini oleh masyarakat berlatar belakang etnik lain juga memunculkan berbagai varian kreol di mana-mana, yang masih dipakai hingga sekarang. Bahasa Betawi, suatu bentuk kreol, bahkan sekarang mulai mempengaruhi secara kuat bahasa Indonesia akibat penggunaannya oleh kalangan muda Jakarta dan dipakai secara meluas di program-program hiburan televisi nasional.
Ada kesulitan dalam mengelompokkan bahasa-bahasa Melayu. Sebagaimana beberapa bahasa di Nusantara, tidak ada batas tegas antara satu varian dengan varian lain yang penuturnya bersebelahan secara geografis. Perubahan dialek seringkali bersifat bertahap. Untuk kemudahan, biasanya dilakukan pengelompokan varian sebagai berikut:
1.Bahasa-bahasa Melayu Tempatan (Lokal)
2.Bahasa-bahasa Melayu Kerabat (Paramelayu, Paramalay = Melayu "tidak penuh")
3.Bahasa-bahasa kreol (bukan suku/penduduk melayu) yaitu bahasa yang muncul berdasarkan bahasa Melayu
Jumlah penutur bahasa Melayu di Indonesia sangat banyak, bahkan dari segi jumlah sebetulnya melampaui jumlah penutur Bahasa Melayu di Malaysia, maupun di Brunei Darussalam. Bahasa Melayu dituturkan mulai sepanjang pantai timur Sumatera, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu hingga pesisir Pulau Kalimantan dan kota Negara, Bali.
Dialek Melayu Indonesia
Dialek Tamiang: dituturkan di kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam
Dialek Langkat: dituturkan di kawasan Langkat, Sumatera Utara
Dialek Deli: dituturkan di Medan, Deli Serdang dan Serdang Bedagai
Dialek Asahan: dituturkan di sepanjang wilayah pesisir kabupaten Asahan
Dialek Kualuh: dituturkan di sepanjang wilayah aliran hulu sampai hilir sungai Kualuh kabupaten Labuhanbatu Utara
Dialek Bilah: dituturkan di sepanjang wilayah hilir aliran sungai Bilah kabupaten Labuhanbatu
Dialek Panai: dituturkan di sepanjang wilayah hilir aliran sungai Barumun kabupaten Labuhanbatu
Dialek Kotapinang: dituturkan di sepanjang wilayah aliran sungai Barumun kabupaten Labuhanbatu Selatan
Dialek Melayu Riau: dituturkan di kawasan Kepulauan Riau
Dialek Melayu Riau Daratan: terbagi atas beberapa dialek lainnya tergantung wilayah (Siak, Rokan, Inderagiri, Kuantan)
Dialek Anak Dalam: kemungkinan termasuk kelompok Kubu, Talang Mamak di kawasan Riau dan Jambi
Dialek Melayu Jambi: dituturkan di provinsi Jambi
Dialek Melayu Bengkulu: dituturkan di kota Bengkulu
Dialek Melayu Palembang: dituturkan di kota Palembang dan Kota Muara Enim dan sekitarnya
Dialek Bangka-Belitung: dituturkan di provinsi Bangka-Belitung
Dialek Pontianak: dituturkan di kabupaten Pontianak dan kota Pontianak, Kalimantan Barat
Dialek Landak: kabupaten Landak dan sekitarnya, Kalimantan Barat
Dialek Sambas: dituturkan di kabupaten Sambas dan sekitarnya,Kalimantan Barat
Dialek Ketapang: dituturkan di kabupaten Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat.
Dialek Berau: dituturkan di kabupaten Berau dan sekitarnya, Kalimantan Timur
Dialek Kutai: dipakai di kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur
Dialek Loloan: dituturkan di kota Negara, Jembrana, Bali.
Dialek Riau Kepulauan dan beberapa kawasan di Riau Daratan dituturkan sama seperti Dialek Johor.
Bahasa kerabat Melayu
"Bahasa kerabat" adalah bahasa-bahasa lain yang serupa dengan Bahasa Melayu, namun masih ada perbedaan pendapat mengenai soal itu. Mereka adalah
1.Bahasa Minangkabau (min) di Sumatera Barat
2.Bahasa Banjar (bjn) di Kalimantan Selatan
3.Bahasa Kedayan (kxd) (Suku Kedayan) di Brunei, Sarawak
4.Dialek Melayu Kedah (meo) (Melayu Satun)
5.Dialek Melayu Pulau Kokos (coa)
6.Dialek Melayu Pattani (mfa)
7.Dialek Melayu Sabah (msi)
8.Dialek Melayu Bukit(Bahasa Bukit) (bvu) (Suku Dayak Bukit) di Kalimantan Selatan
9.Bahasa Serawai (srj) di Bengkulu
10.Bahasa Rejang (rej) di Rejang Lebong, Bengkulu
11.Bahasa Lebong di Lebong, Bengkulu
12.Bahasa Rawas (rws) di Musi Rawas, Sumatera Selatan
13.Bahasa Penesak (pen) di Prabumulih, Sumatera Selatan
14.Bahasa Komering di Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
15.Bahasa Enim (eni)
16.Bahasa Musi (mui)
17.Bahasa Kaur (vkk)
18.Bahasa Kerinci/(Kerinci-Sakai-Talang Mamak)(vkr)
19.Bahasa Kubu (kvb)
20.Bahasa Lematang (lmt)
21.Bahasa Lembak (liw)
22.Bahasa Lintang (lnt)
23.Bahasa Lubu (lcf)
24.Bahasa Loncong/Orang Laut (lce)
25.Bahasa Sindang Kelingi (sdi)
26.Bahasa Semendo (sdd)
27.Bahasa Rawas (rws)
28.Bahasa Ogan (ogn)di Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
29.Bahasa Pasemah ( pse) di Sumatera Selatan
30.Bahasa Suku Batin [sbv] di Jambi
31.Bahasa Kutai di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
1.Dialek Tenggarong - Melayu Kutai (vkt)
2.Dialek Kota Bangun - Melayu Kutai (mqg)
Bahasa Melayu Kreol
Bahasa Melayu sudah lama dikenal sebagai bahasa antarsuku bangsa khususnya di Indonesia. Dalam perkembangannya terutama kawasan-kawasan berpenduduk bukan Melayu dan mempunyai bahasa masing-masing, bahasa Melayu mengalami proses pidginisasi dengan berbaurnya berbagai unsur bahasa setempat ke dalam bahasa Melayu dan karena dituturkan oleh anak-anaknya, bahasa Melayu mengalami proses Kreolisasi. Bahasa Melayu, khususnya di Indonesia Timur diperkenalkan pula oleh para misionaris asal Belanda untuk kepentingan penyebaran agama Kristen.
Di pulau Jawa, terutama di Jakarta, bahasa Melayu mengalami proses kreolisasi yang unsur dasar bahasa Melayu Pasar tercampur dengan berbagai bahasa di sekelilingnya, khususnya bahasa Tionghoa, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Bali, bahasa Bugis, bahkan unsur bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Melayu dalam bentuk kreol ini banyak dijumpai di Kawasan Indonesia Timur yang terbentang dari Manado hingga Papua.
Bentuk Melayu Kreol tersebut antara lain:
Dialek Melayu Jakara bahasa Betawi: dituturkan di Jakarta dan sekitarnya
Dialek Melayu Peranakan: banyak dituturkan oleh kalangan orang Tionghoa di pesisir Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dialek Melayu Manado (bahasa Manado): dipakai sebagai lingua franca di Sulawesi Utara
Dialek Melayu Maluku Utara (max): dipakai di hampir seluruh Maluku Utara
Dialek Melayu Bacan (btj): dipakai di kawasan pulau Bacan, Maluku Utara
Dialek Melayu Ambon: dipakai sebagai bahasa ibu bagi warga kota Ambon, dan bahasa kedua bagi warga sekitarnya
Dialek Melayu Banda: berbeda dengan Melayu Ambon, dan digunakan di kawasan Kepulauan Banda, Maluku
Dialek Melayu Larantuka: dipakai di kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur
Dialek Melayu Kupang: menjadi lingua franca di wilayah Kupang dan sebagian Pulau Timor
Dialek Melayu Papua: Papua, Papua Barat
Dialek Melayu Makassar (mfp): Sulawesi Selatan
Dialek luar Indonesia
Dialek-dialek bahasa Melayu di Malaysia adalah seperti berikut:
Dialek Utara (Kedah, Perlis, Penang & Perak Utara): dituturkan di negara bagian Kedah, Pulau Pinang, Perlis dan bagian utara negara bagian Perak. Terbahagi kepada beberapa sub-dialek seperti Perlis, Pulau Pinang, Kedah Utara dan Kedah Hilir. Dialek yang dituturkan oleh penduduk di Kedah Timur menampakkan banyak persamaan dengan dialek Kelantan dan Pattani, dialek ini dikenali sebagai dialek Kedah Hulu.
Dialek Kelantan: dituturkan di negera bagian Kelantan dan daerah Besut, Terengganu. Penduduk di beberapa buah daerah di Kedah seperti Baling, Sik dan Kuala Nerang bertutur di dalam dialek yang menampakkan banyak persamaan dengan Dialek Kelantan. Dialek Kelantan merupakan sub-dialek Dialek Pattani ataupun Yawi.
Dialek Terengganu: dituturkan di Terengganu kecuali daerah Besut dan sebahagian negeri Pahang.
Dialek Perak - Dialek ini terbahagi kepada tiga pecahan kecil:
Dialek Perak Tengah: dituturkan di bagian tengah negara bagian Perak.
Dialek Perak Selatan: dituturkan di bagian selatan negara bagian Perak.
Dialek Perak Timur: dituturkan di bahagian timur negara bahagian Perak iaitu Lenggong, Grik dan Kroh yang bersempadan dengan Thailand, Kedah dan Kelantan. Dialek yang dituturkan mempunyai campuran Dialek Utara,Dialek Perak dan Dialek Kelantan/Petani.
Dialek Selangor - KL: dituturkan di negara bagian Selangor, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Putrajaya serta kota-kota besar di Semenanjung Malaysia.
Dialek Negeri: dituturkan di negara bagian Negeri Sembilan dan kawasan Taboh Naning, Melaka.
Dialek Malaka: dituturkan di negara bagian Melaka kecuali kawasan Taboh Naning.
Dialek Johor - Riau: dituturkan di negara bagian Johor dan selatan Pahang.
Dialek Pahang - Negara bagian Pahang kaya dengan pelbagai jenis dialek daerah yang dituturkan di daerah-daerah di mana Sungai Pahang mengalir:-
Hulu Sungai Pahang: Dialek Jerantut, Lipis, Bentong dan Raub (dituturkan dengan cepat dari segi kelajuan percakapan).
Pertengahan Sungai Pahang: Dialek Temerloh (dituturkan secara sederhana dari segi kelajuan percakapan).
Hilir Sungai Pahang: Dialek Chenor dan Pekan (dituturkan dengan perlahan dari segi kelajuan percakapan).
Dialek Sarawak
Dialek Labuan - dituturkan di Persekutuan Labuan (sejenis dialek campuran antara bahasa Kedayan dan bahasa Melayu Brunei).
Dialek Sabah - Negara bagian Sabah mempunyai beberapa jenis dialek Melayu yaitu:-
Dialek Melayu Sabah - dituturkan di seluruh negara bagian Sabah dan merupakan dialek utama di negera bagian tersebut.
Dialek Kokos / Cocos - dituturkan oleh orang Melayu keturunan Kokos / Cocos di Tawau, Lahad Datu, Kunak, Sandakan dan Kepulauan Cocos (Keeling), wilayah Australia.
Dialek Baba - Sejenis dialek campuran antara bahasa Melayu dan dialek Hokkien. Dialek ini terbahagi kepada tiga pecahan kecil iaitu:-
Dialek Baba Melaka - dituturkan oleh kaum Baba dan Nyonya di negara bagian Melaka. Ia merupakan dialek asal bagi dialek Melayu Baba.
Dialek Baba Pulau Pinang - dituturkan oleh kaum Baba dan Nyonya di negara bagian Pulau Pinang.
Dialek Baba Singapura - dituturkan oleh kaum Baba dan Nyonya di Republik Singapura.
Dialek Johor - Riau juga dituturkan di Republik Singapura dan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, Indonesia.
Dialek-dialek bahasa Melayu di Singapura, Brunei Darussalam dan Thailand adalah seperti berikut:
Dialek Singapura: dituturkan di Republik Singapura. Dialek ini merupakan pecahan dari dialek Johor-Riau.
Dialek Brunei: dituturkan di Kerajaan Brunei Darussalam serta bagian pedalaman, negara bagian Sabah dan Wilayah Persekutuan Labuan, Malaysia.
Dialek Patani: dituturkan di provinsi Pattani, Narathiwat, Yala, Songkhla dan Satun di Kerajaan Thailand.
Kini, kebanyakan angkatan baru sudah kehilangan upaya untuk bercakap dalam dialek ibu dan bapak mereka karena adanya penerapan bahasa Melayu ketetapan dalam pendidikan negara. Karena ada perbedaan dialek yang amat nyata, kadang kala penutur bahasa Melayu dari dialek tertentu tidak dapat mamahami penutur dialek yang lain terutama sekali dialek Kelantan, Sarawak dan Sabah.
Di luar wilayah tersebut, terdapat pula dialek Srilangka yang perlahan-lahan mulai punah, serta dialek Afrika Selatan, yang dipakai oleh pengikut Syekh Yusuf yang dibuang ke Cape Town.
Para-Malay
1.Bahasa Duano' [dup] (Malaysia Barat)
2.Bahasa Minangkabau [min] (Indonesia, Sumatera Barat)
3.Bahasa Pekal [pel] (Indonesia, Sumatera Selatan)
4.Bahasa Urak Lawoi' [urk] (Thailand)
5.Bahasa Muko-Muko [vmo] (Indonesia, Sumatera, Bengkulu : Kabupaten Mukomuko)
6.Dialek Melayu Negeri Sembilan [zmi] (Malaysia Barat, Negeri Sembilan)

Melayu-Aborigin
1.Bahasa Jakun [jak] (Suku Jakun, Malaysia Barat)
2.Bahasa Orang Kanaq [orn] (Orang Kanaq, Malaysia Barat)
3.Bahasa Orang Seletar [ors] (Orang Seletar, Malaysia Barat)
4.Bahasa Temuan [tmw] (Suku Temuan, Malaysia Barat)
Dayak-Malayik
1.Malayan
1.Malayic-Dayak (10)
1.Ibanic (6)
1.Bahasa Balau [BUG] (Sarawak)
2.Bahasa Iban [IBA] (Sarawak, Brunei, Kalimantan Barat)
3.Bahasa Milikin [MIN] (Sarawak))
4.Bahasa Mualang [MTD] (Suku Dayak Mualang, Sekadau, Kalimantan Barat)
5.Bahasa Seberuang [SBX] (Suku Dayak Seberuang, Sintang, Kalimantan Barat)
6.Bahasa Sebuyau[SNB] (Sarawak))
2.Bahasa Keninjal [KNL] ( Melawi, Kalimantan Barat)
3.Bahasa Kendayan [KNX] (Sanggau Ledo, Bengkayang, Kalimantan Barat)
4.Bahasa Selako [SKL] (Pemangkat, Sambas, Kalimantan Barat)
5.Bahasa-bahasa Malayic Dayak [XDY] (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah)
1.Bahasa Balai Riam: Kabupaten Sukamara
2.Bahasa Bulik: Kabupaten Lamandau
3.Bahasa Waringin: Kabupaten Kotawaringin Barat
4.Bahasa Pembuang: Kabupaten Seruyan
5.Kota Singkawang
6.Kabupaten Bengkayang
7.Kabupaten Sintang
8.Kabupaten Kapuas Hulu
9.Bahasa Kayong: Kayong Utara, Ketapang

Di dalam beberapa tempat di Semenanjung Malaysia, terutamanya di kawasan tengah dan selatan, kebanyakan perkatan yang berakhir dengan huruf a selalu diucapkan sebagai [É™] pepet. Lain halnya dengan bahasa Indonesia, perkataan yang berakhir dengan huruf a selalu diucapkan a juga. Di Indonesia banyak dialek Melayu sehingga pengucapan huruf a di belakang berbeda-beda setiap daerah, contohnya di provinsi Riau, Melayu Pontianak, Melayu Kayong, huruf tersebut diucapkan sebagai [É™], di provinsi DKI Jakarta, Musi Rawas dan Melayu Sambas, huruf tersebut diucapkan e (dalam kata enak), diucapkan "o" oleh Melayu Bengkulu, Melayu Palembang, Melayu Jambi, Minangkabau, dan diucapkan "a" seperti bahasa Melayu Baku dalam bahasa Banjar, Kutai, Berau, Kedayan, Kanayatn, Salako, Melayu Ambon, Melayu Manado dan kawasan timur Indonesia.
Check it out !!!

Minggu, 13 Juni 2010

Kumpulan Puisi Kahlil Gibran

KHALIL GIBRAN

Are You In Love With Someone?
When you are together with that special someone, you pretend to ignore that person.
But when that special someone is not around, you might look around to find them.
At that moment, you are in love.Although there is someone else who always makes you laugh,your eyes and attention might go only to that special someone.
Then, you are in love.
If you are much more excited for one short e-mail fromthat special someone than other many long e-mails,you are in love.
When you get a couple of free movie tickets, you wouldnot hesitate to think of that special someone.
Then, you are in love.You keep telling yourself, "that special someone is just a friend", but you realize that you can not avoid that person's special attraction.
At that moment, you are in love.
While you are reading this e-mail, if someoneappears in your mind,then u are in love with that person.
Love Is Unseen

Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT...
Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan..
Ada orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan...
Tapi ingatlah...
melepaskan BUKAN akhir dari dunia..
melainkan awal suatu kehidupan baru..
Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
Mereka yang tersakiti,
mereka yang telah mencari...
dan mereka yang telah mencoba..
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai
betapapentingnya orang yang telah menyentuh kehidupanmereka...

CINTA yang AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air matadan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIHmenunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang laindan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Akuturut berbahagia untukmu'Apabila cinta tidak berhasil...
BEBASKAN dirimu...
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnyadan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah...
bahwa kamu mungkin menemukan cinta dankehilangannya..
tapi..
ketika cinta itu mati..
kamu TIDAK perlu matibersamanya...
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalumenang..
MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketikamereka jatuh

TEMAN SEJATI...

mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa..
'Menunggu selamanyaketika kamu berkata
'Tunggu sebentar'Tetap tinggalketika kamu berkata
'Tinggalkan aku sendiri'
Membuka pintumeski kamu BELUM mengetuk dan berkata
'Bolehkah saya masuk?

'MENCINTAI...

BUKANlah bagaimana kamu melupakan..
melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN..
BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan..
melainkan bagaimana kamu MENGERTI..
BUKANlah apa yang kamu lihat..
melainkan apa yang kamu RASAKAN..
BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..
melainkan bagaimana kamu BERTAHAN..
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...
dibandingkan menangis tersedu2...
Air mata yang keluar dapat dihapus..
sementara air mata yang tersembunyimenggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang..
Akan tiba saatnyadi mana kamu harus berhenti mencintai seseorang
BUKANkarena orang itu berhenti mencintai kita
MELAINKANkarena kita menyadaribahwa orang itu akan lebih berbahagia,
apabila kita melepaskannya.
Apabila kamu benar2 mencintai seseorang,
jangan lepaskan dia..
jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamubenar2 mencintaiMELAINKAN...
BERJUANGLAH demi cintamu
Itulah CINTA SEJATILebih baik menunggu orang yang kamu inginkan
DARIPADAberjalan bersama orang 'yang tersedia'Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai DARIPADAorang yang berada di sekelilingmuLebih baik menunggu orang yang tepat
karena hidup ini terlalu singkat untuk dibuanghanya dengan 'seseorang'

:-: CINTA (1) :-:

Lalu berkatalah Almitra,
Bicaralah pada kami perihal Cinta.
Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu,
dan keheningan menguasai mereka.
Dan dengan suara lantang dia berkata:
Pabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara hujung-hujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia berbicara padamu percayalah padanya.

Walau suaranya bisa menggetar mimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman.

Kerana sebagaimana cinta memahkotai engkau,

demikian pula dia akan menghukummu.

Sebagaimana dia ada untuk menyuburkanmu,

demikian pula dia ada untuk mencantasmu.

Sebagaimana dia mendaki ke puncakmu dan membelai mesra ranting-ranting lembutmu

yang bergetar dalam cahaya matahari.

Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan menggegarkannya di dalam pautanmu pada bumi.

Laksana selonggok jagung dia menghimpun engkau pada dirinya.

Dia menghempuk engkau hingga kau telanjang

Dia mengasing-asingkan kau demi membebaskan engkau dari kulitmu.

Dia menggosok-gosok engkau sampai putih bersih.

Dia meramas engkau hingga kau menjadi lembut;

Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya sehingga engkau bisa menjadi hidangan suci untuk pesta kudus Tuhan.

Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,

supaya bisa kau fahami rahsia hatimu,

dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.

Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.

Maka lebih baiklah bagimu untuk menutupi tubuhmu dan melangkah keluar dari lantai-penebah cinta.

Memasuki dunia tanpa musim tempat kau dapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu,

dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa-apa pun kecuali dari dirinya sendiri.Cinta tiada memiliki,

pun tiada ingin dimiliki;

Kerana cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata, "Tuhan ada di dalam hatiku," tapi sebaliknya, "Aku berada di dalam hati Tuhan.

"Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta,

pabila dia menilaimu memang pantas,

mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.

Namun pabila kau mencintai dan memerlukan keghairahan,

biarlah ini menjadi keghairahanmu:
Luluhkan dirimu dan mengalirlah bagaikan anak sungai,

yang menyanyikan alunannnya bagai sang malam.

Kenalilah penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.

Rasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta;

Dan menitiskan darah dengan ikhlas dan gembira.

Terjaga di kala fajar dengan hati berawangan dan mensyukuri hari baru penuh cahaya kasih;

Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;

Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;

Dan kemudian tidur bersama doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sekuntum nyanyian puji-pujian pada bibirmu.
('Dari Sang Nabi')
:+: Khalil Gibran :+:


:-: CINTA (2) :-:


Mereka berkata tentang serigala dan tikus

Minum di sungai yang sama

Di mana singa melepas dahaga

Mereka berkata tentang helang dan hering

Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama

Dan berdamai - di antara satu sama lain,

Dalam kehadiran bangkai - bangkai mati itu

Oh Cinta, yang tangan lembutnya mengekang keinginanku

Meluapkan rasa lapar dan dahagaakan maruah dan kebanggaan,

Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku

Memakan roti dan meminum anggur

Menggoda diriku yang lemah iniBiarkan rasa lapar menggigitku,Biarkan rasa haus membakarku,Biarkan aku mati dan binasa,Sebelum kuangkat tangankuUntuk cangkir yang tidak kau isi,Dan mangkuk yang tidak kau berkati
(Dari 'The Forerunner))
:+: Kahlil Gibran :+:

:-: CINTA (3) :-:

Kemarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap.
Sambil mengeluh dia berkata, "Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah,
aku mewarisinya dari Manusia Pertama.
"Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri.
Dengan suara bagai menyanyi dia berkata,
"Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku,
yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang.
'Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah,
dia berkata,
'Cinta adalah racun pembunuh,
ular hitam berbisa yang menderita di neraka,
terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun,
ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus.
Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat,
diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.
'Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata,
"Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh orang-orang yg kuat,
membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari.
'Setelah itu seorang lelaki menghampiri.
Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut,
dia berkata,
"Cinta adalah ketidakpedulian yang buta.
la bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.
'Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata,
'Cinta adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita.
Ia menunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya.
'Seorang bermata buta menghampiri,
sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, 'Cinta adalah kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang,
tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah.
'Seorang pemuda,
dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi,
'Cinta adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya.
Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau.
Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.
'Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain menghampiri. Dengan suara bergetar,
dia berkata,
"Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam,
kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.’Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa dia berkata,
"Cinta adalah ayahku,
cinta adalah ibuku.
Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta.
"Waktu terus berjalan.
Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat.
Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta.
Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya

KEHIDUPAN
Engkau dibisiki bahawa hidup adalah kegelapan
Dan dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamupenuh kebimbangan
Kuwartakan padamu bahawa hidup adalah kegelapanjika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan segala macam pengetahuan akan kosongbila tidak diiringi kerja
Dan segala kerja hanyalah kehampaankecuali disertai cinta
Maka bila engkau bekerja dengan cinta
Engkau sesungguhnya tengah menambatkan dirimu
Dengan wujudnya kamu,
wujud manusia lainDan wujud Tuhan.
:+: Khalil Gibran :+:


PERJAMUAN JIWA
BANGUNLAH, Cintaku.
Bangun!
Kerana jiwaku mengalu-alumu dari dasar laut,
dan menawarkan padamu sayap-sayap di atas gelombang yang mengamukBangunlah,
kerana sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah para pejalan kaki.
Rasa kantuk telah memeluk roh setiap laki-laki, sementara aku terbangun sendiri,
rasa rindu membukakan kertas surat tidurku.
Cinta membawaku dekat denganmu, namun kebimbangan melemparkan diriku menjauh darimu.
Aku telah membuang bukuku,
kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan tempat tidurku,
Cintaku,
kerana takut pada hantu lupa yang berada di balik selimut.
Aku telah membuang bukuku,
kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan halaman buku yang kosong di depan mataku!Bangun,
bangunlah,
Cintaku dan dengar diriku!
Aku mendengarkanmu,
Cintaku!
Aku mendengar panggilanmu dari lautan lepas dan merasakan lembutnya sentuhan sayapmu. Aku telah jauh dari ranjangku,
beranjak ke tanah lapang, hingga embun membasahi kaki dan bajuku.
Di sinilah aku berdiri,
dibawah bunga-bunga pohon badam,
memenuhi panggilan jiwamu.
Bicaralah padaku,
Cintaku,
dan biarkan nafasmu menghirup angin gunung yang datang padaku dari lembah-lembah Lebanon.
Bicaralah.
Tak ada yang akan mendengar selain diriku.
Malam telah melarutkan semua manusia ditempat tidurnya.
Syurga telah menyulam cahaya rembulan dan menghamparkannya ke seluruh daratan Lebanon,
Cintaku.
Syurga telah meriasnya dengan bayangan malam,
jubah tebal membentang dihembus asap dari cerobong kain,
dihembus nafas kemari, dan mengelarnya di telapak kota,
Cintaku.
Para penduduk telah pulas menganyam mimpi di ubun-ubunnya di tengah pohon-pohon kenari. Jiwa mereka mempercepatkan langkah mengejar negeri mimpi,
Cintaku.
Lelaki-lelaki longlai menggendong emas,
dan tebing curam yang akan dilalui melemaskan lutut mereka.
Mata mereka mengantuk kerana dililit kesulitan dan ketakutan.
Mereka melemparkan tubuh ke tempat tidur sebagai tempat berlindung dari hantu-hantu yang menakutkan dan mengerikan,
Cintaku.
Hantu-hantu dari masa lalu berkeliaran di lembah-lembah.
Jiwa para raja melintasi bukit-bukit.
Fikiranku yang berhias kenangan menyingkap kekuatan bangsa Chaldea,
kemegahan Arab.
Di lorong-lorong gelap,
jiwa-jiwa pencuri yang tegap berjalan,
muncung-muncung nafsu ular berbisa muncul dari celah-celah benteng,
dan rasa sakit berdengung kematian,
muntah-muntah sepanjang jalan.
Kenangan menyingkap tabir kelupaan dari mataku dan nampaklah Sodom yang menjijikkan, serta dosa-dosa Gomorah.
Ranting-ranting berayun-ayun,
Cintaku,
dan desirnya bertemu dengan alunan anak sungai di lembah.
Syair-syair Sulaiman,
nada kecapi Daud dan lagu Ishak Al-Mausaili terngiang-ngiang di telinga kami.
Jiwa anak-anak yang lapar di penginapan menggelupur,
ibunya mengeluh di atas kamar kesedihan,
dan kekecewaan telah jatuh dari langit.
Mimpi-mimpi kebimbangan melanda hati yang lemah.
Aku mendengar rintihan pahitnya.
Semerbak bunga melambai seiring nafas pohon-pohon cedar.
Terbawa angin sepoi-sepoi menuju perbukitan,
harum itu mengisi jiwa dengan kasih sayang dan meniupkan kerinduan untuk terbang.
Tetapi racun dari rawa-rawa jug berkelana mengepul bersama penyakit.
Seperti panah rahsia yang tajam,
racun itu telah menembusi perasaan dan meracuni udara.
Tanpa kusedari matahari telah mengilaukan cahaya pagi,
Cintaku,
dan jari-jari timur yang lentik menimang mata-mata orang yang terlelap.
Cahaya itu memaksa mereka untuk membuka daun jendela dan menyelak hati dan kemenangan.
Desa-desa,
yang sedang tertidur dalam damai dan tenang di pundak-pundak lembah,
bangun,
loceng-loceng berdenting memenuhi angkasa sebagai panggilan untuk mula berdoa.
Dan dari gua-gua,
gema-gema juga berdengung,
seolah-olah seluruh alam sedang berdoa bersama-sama dengan khusyuknya.
Anak-anak sapi telah keluar dari kandangnya,
biri-biri dan kambing meninggalkan bangsalnya untuk menuai rumput yang berembun dan berkilatan cahaya.
Penggembalanya mengikuti dari belakang sambil mengamatinya di balik lelalang.
Di belakangnya lagi gadis-gadis bernyanyi seperti burung menyambut pagi.
Kini tangan siang hari yang perkasa terbaring di atas kota.
Tirai telah diselak dari jendela dan pintu pun terbuka.
Mata yang penat dan wajah lesu para penjahit telah siap di tempat kerjanya.
Mereka merasakan kematian telah melanggar batas kehidupan mereka,
dan riak muka yang layu mempamerkan ketakutan dan kekecewaan.
Di jalanan padat dengan jiwa-jiwa yang tamak dan tergesa-gesa,
dan di mana-mana terdengar desingan besi,
pusingan roda dan siulan angin.
Kota telah menjadi arena pertempuran di mana yang kuat menindas yang lemah dan si kaya mengeksploitasi dan menguasai si miskin.
Betapa indah hidup ini,
Cintaku,
seperti hati penyair yang penuh dengan cahaya dan kelembutan hati.
Dan betapa kerasnya hidup ini,
Cintaku,
seperti dada penjahat, yang berdebar-debar kerana selalu merasa bimbang dan takut
.:+: Khalil Gibran :+:

ALAM & MANUSIA

Aku mendengar anak sungai merintih bagai seorang janda yang menangis meratapi kematian anaknya dan aku kemudian bertanya,
"Mengapa engkau menangis, sungaiku yang jernih?'
Dan sungai itu menjawab,
'Sebab aku dipaksa mengalir ke kota tempat Manusia merendahkan dan mensia-siakan diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah,
meracuni kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi sifat-sifat buruk."
Dan aku mendengar burung-burung menangis,
dan aku bertanya,
"Mengapa engkau menangis, burung-burungku yang cantik?"
Dan salah satu dari burung itu terbang mendekatiku,
dan hinggap di hujung sebuah cabang pohon dan berkata,
"Anak-anak Adam akan segera datang di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya.
Kami sekarang terpisah di antara satu sama yang lain,
sebab kami tidak tahu siapa di antara kami yang bisa selamat dari kejahatan Manusia.
Ajal memburu kami ke mana pun kami pergi.
"Kini, matahari terbit dari balik puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak pepohonan dengan rona mahkota.
Kupandangi keindahan ini dan aku bertanya kepada diriku sendiri,
'Mengapa Manusia mesti menghancurkan segala karya yang telah diciptakan oleh alam?'

Keindahan

Keindahan menjadi milik usia muda,
tapi keremajaan yang untuknya dunia ini diciptakan tidak lebih dari sekadar mimpi yang manisnya diperhamba oleh kebutaan yang menghilangkan kesedaran.
Akankah hari itu datang, ketika orang-orang bijak menyatukan kemanisan masa muda dan kenikmatan pengetahuan?
Sebab masing-masing hanyalah kosong bila hanya sendirian.
Akankah hari itu datang ketika alam menjadi guru yang mengajar manusia, dan kemanusiaan menjadi buku bacaansedangkan kehidupan adalah sekolah sehari-hari?
Hasrat masa muda akan kesenangan-kenikmatan tidak terlalu menuntut tanggung jawab -hanya akan terpenuhi bila fajar telah menyelak kegelapan hari.
Banyak lelaki yang tenggelam dalam keasyikan hari-hari masa muda yang mati dan beku;
banyak perempuan yang menyesali dan mengutuk tahun-tahun tak berguna mereka seperti raungan singa betina yang kehilangan anak;
dan banyak para pemuda dan pemudi yang menggunakan hati mereka sekadar sebagai alat penggali kenangan pahit masa depan,
melukai diri melalui kebodohan dengan anak panah yang tajam dan beracun kerana kehilangan kebahagiaan.Usia tua adalah permukaan kulit bumi;
ia harus,
melalui cahaya dan kebenaran,
memberikan kehangatan bagi benih-benih masa muda yangada dibawahnya, melindungi dan memenuhi keperluan merekahingga Nisan datang dan menyempurnakan kehidupan masa muda yang sedang tumbuh dengan kebangkitan baru
Kita berjalan terlalu lambat ke arah kebangkitan spiritual,
dan perjalanan itu seluas angkasa tanpa batas,sebagai pemahaman keindahan kewujudan melaluirasa kasih dan cinta kepada keindahan tersebut
:+: Khalil Gibran :+:

NASIHAT JIWAKU

Jiwaku berkata padaku dan menasihatiku agar mencintai semua orang yang membenciku,
Dan berteman dengan mereka yang memfitnahku.
Jiwaku menasihatiku dan mengungkapkan kepadaku bahawa cinta tidak hanya menghargai orang yang mencintai, tetapi juga orang yang dicintai.
Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring lelabah di antara dua bunga, dekat satu sama lain;
Tapi kini dia menjadi suatu lingkaran cahaya di sekeliling matahari yang tiada berawal pun tiada berakhir, Melingkari semua yang ada, dan bertambah secara kekal.
Jiwaku menasihatiku dan mengajarku agar melihat kecantikan yang ada di sebalik bentuk dan warna.
Jiwaku memintaku untuk menatap semua yang buruk dengan tabah sampai nampaklah keelokannya.
Sesungguhnya sebelum jiwaku meminta dan menasihatiku,
Aku melihat keindahan seperti titik api yang tergulung asap;
tapi sekarang asap itu telah tersebar dan menghilang, dan aku hanya melihat api yang membakar.
Jiwaku menasihatiku dan memintaku untuk mendengar suara yang keluar bukan dari lidah maupun dari tenggorokan.
Sebelumnya aku hanya mendengar teriakan dan jeritan di telingaku yang bodoh dan sia-sia.
Tapi sekarang aku belajar mendengar keheningan,Yang bergema dan melantunkan lagu dari zaman ke zaman.
Menyanyikan nada langit, dan menyingkap tabir rahsia keabadiaan..
Jiwaku berkata padaku dan menasihatiku agar memuaskan kehausanku dengan meminum anggur yang tak dituangkan ke dalam cangkir-cangkir,
Yang belum terangkat oleh tangan, dan tak tersentuh oleh bibirHingga hari itu kehausanku seperti nyala redup yang terkubur dalam abu.
Tertiup angin dingin dari musim-musim bunga;
Tapi sekarang kerinduan menjadi cangkirku,
Cinta menjadi anggurku, dan kesendirian adalah kebahagianku.Jiwaku menasihatiku dan memintaku mencari yang tak dapat dilihat;
Dan jiwaku menyingkapkan kepadaku bahwa apa yang kita sentuh adalah apa yang kita impikan.
Jiwaku mengatakan padaku dan mengundangku untuk menghirup harum tumbuhan yang tak memiliki akar, tangkai maupun bunga,
dan yang tak pernah dapat dilihat mata.
Sebelum jiwaku menasihati, aku mencari bau harum dalam kebun-kebun,Dalam botol minyak wangi tumbuhan-tumbuhan dan bejana dupa;
Tapi sekarang aku menyedari hanya pada dupa yang tak dibakar,
Aku mencium udara lebih harum dari semua kebun-kebun di dunia ini dan semua angin di angkasa raya.
Jiwaku menasihatiku dan memintaku agar tidak merasa muliakerana pujianDan agar tidak disusahkan oleh ketakutan kerana cacian.
Sampai hari ini aku berasa ragu akan nilai pekerjaanku;
Tapi sekarang aku belajar;
Bahwa pohon berbunga di musim bunga, dan berbuah di musim panasDan menggugurkan daun-daunnya di musim gugur untuk menjadi benar-benar telanjang di musim dingin.
Tanpa merasa mulia dan tanpa ketakutan atau tanpa rasa malu.
Jiwaku menasihatiku dan meyakinkankuBahawa aku tak lebih tinggi berbanding cebol ataupun tak lebih rendah berbanding raksasa.
Sebelumnya aku melihat manusia ada dua,
Seorang yang lemah yang aku caci atau kukasihani,Dan seorang yang kuat yang kuikuti, maupun yang kulawandalam pemberontakan.
Tapi sekarang aku tahu bahwa aku bahkan dibentuk oleh tanahyang sama darimana semua manusia diciptakan.
Bahwa unsur-unsurku adalah unsur-unsur mereka, dan pengembaraan mereka adalah juga milikku.
Bila mereka melanggar aku juga pelanggar,
Dan bila mereka berbuat baik, maka aku juga bersama perbuatan baik mereka.
Bila mereka bangkit, aku juga bangkit bersama mereka;
Bila mereka tinggal di belakang, aku juga menemani mereka.
Jiwaku menasihatiku dan memerintahku untuk melihat bahawa cahaya yang kubawa bukanlah cahayaku,
Bahwa laguku tidak diciptakan dalam diriku;Kerana meski aku berjalan dengan cahaya, aku bukanlah cahaya,
Dan meskipun aku bermain kecapi yang diikat kemas oleh dawai-dawaiku,Aku bukanlah pemain kecapi.
Jiwaku menasihatiku dan mengingatkanku untuk mengukur waktu dengan perkataan ini:
"Di sana ada hari semalam dan di sana ada hari esok.
" Pada saat itu aku menganggap masa lampau sebuah zaman yang lenyap dan akan dilupakan, Dan masa depan kuanggap suatu masa yang tak bisa kucapai;
Tapi kini aku terdidik perkara ini :
Bahawa dalam keseluruhan waktu masa kini yang singkat, serta semua yang ada dalam waktu, Harus diraih sampai dapat.
Jiwaku menasihatiku, saudaraku, dan menerangiku.
Dan seringkali jiwamu menasihati dan menerangimu.
Kerana engkau seperti diriku, dan tak ada beza di antara kita.
Kusimpan apa yang kukatakan dalam diriku ini dalam kata-kata yang kudengar dalam heningku,
Dan engkau jagalah apa yang ada di dalam dirimu, dan engkau adalah penjaga yang sama baiknya seperti yang kukatakan ini.

LAGU OMBAK
Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi padanya dengan cepatLalu berpisah dengan berat hati.
Membisikkan selamat tinggal berulang kali.
Aku segera bergerak diam-diamDari balik kebiruan cakerawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah.
Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora di dada.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cintadi telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doaSeribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut kekuatanku.
Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa,
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa.
:+: Khalil Gibran :+:

SETITIS AIRMATA DAN SEULAS SENYUMAN

Takkan kutukar dukacita hatiku demi kebahagiaan khalayak.
Dan, takkan kutumpahkan air mata kesedihan yang mengalir dari tiap bahagian diriku berubah menjadi gelak tawa.
Kuingin diriku tetaplah setitis air mata dan seulas senyuman.
Setitis airmata yang menyucikan hatiku dan memberiku pemahaman rahsia kehidupan dan hal ehwal yang tersembunyi.
Seulas senyuman menarikku dekat kepada putera kesayanganku dan menjelma sebuah lambang pemujaan kepada tuhan.
Setitis airmata meyatukanku dengan mereka yang patah hati;
Seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam kewujudan.
Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan kerinduan berbanding jika aku hidup menjemukan dan putus asa.
Aku bersedia kelaparan demi cinta dan keindahan yang ada di dasar jiwaku setelah kusaksikan mereka yang dimanjakan amat menyusahkan orang.
Telah kudengar keluhan mereka dalam hasrat kerinduan dan itu lebih manis daripada melodi yang termanis.
Ketika malam tiba bunga menguncupkan kelopak dan tidur, memeluk kerinduannya.
tatkala pagi menghampiri, ia membuka bibirnya demi menyambut ciuman matahari.
Kehidupan sekuntum bunga sama dengan kerinduan dan pengabulan.
Setitis airmata dan seulas senyuman.
Air laut menjadi wap dan naik menjelma menjadi segumpal mega.
Awan terapung di atas pergunungan dan lembah ngarai hingga berjumpa angin sepoi bahasa, jatuh bercucuran ke padang-padang lalu bergabung bersama aliran sungai dan kembali ke laut, rumahnya.Kehidupan awan-gemawan itu adalah sesuatu perpisahan dan pertemuan.
Bagai setitis airmata seulas senyuman.
Dan, kemudian jiwa jadi terpisahkan dari jiwa yang lebih besar, bergerak di dunia zat melintas bagai segumpal mega diatas pergunungan dukacita dan dataran kebahagiaan.
Menuju samudera cinta dan keindahan - kepada Tuhan.
:+: Khalil Gibran :+:

7 ALASAN MENCELA DIRI
Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,pertama kali ketika aku melihatnya lemah,padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongketdihadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudahia memilih yang mudahKeempat kalinya,
ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diridengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahanKelima kali,
ia menghindar kerana takut,
lalu mengatakannya sebagai sabarKeenam kali,
ketika ia mengejek kepada seraut wajah burukpadahal ia tahu,
bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakaiDan ketujuh,
ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat

INDAHNYA KEMATIAN

Panggilan
Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
kerana jiwa ini telah dirasuki cinta,
dan biarkan daku istirahat,
kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini,
kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.
Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku....

:+: Khalil Gibran :+:

BAGI SAHABATKU YANG TERTINDAS
Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang kesengsaraan,
diberi makan pada dada penurunan nilai,
yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani,
engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang getir.
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak adil oleh lelaki yang meninggalkan isterinya,
anak-anaknya yang masih kecil,
sahabat-sahabatnya,
dan memasuki gelanggang kematian demi kepentingan cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.
Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di kampung halamannya, tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya,
yang hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia yang hanya tinta dan kertas.
Wahai tawanan yang dilemparkan ke dalam kegelapan kerana kejahatan kecil yang dibuat seumpama kejahatan besar oleh mereka yang membalas kejahatan dengan kejahatan,
dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.
Dan engkau, Wahai wanita yang malang,
yang kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan.
Masa muda yang tidak setia memandangnya dan mengekorimu,
memperdayakan engkau,
menanggung kemiskinanmu dengan emas.
Ketika kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu. Kau serupa mangsa yang gementar dalam cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan yang menyedihkan.
Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati,
para martir bagi hukum buatan manusia.
Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari kebiadaban yang hebat,
dari ketidakadilan sang hakim, dari licik si kaya,
dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya Jangan putus asa,
kerana di sebalik ketidakadilan dunia ini,
di balik persoalan, di balik awan gemawan,
di balik bumi, di balik semua hal ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh kadilan, segenap kelembutan, semua kesopanan, segenap cinta kasih.
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa bijianmu memasuki cahaya matahari tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan indah.Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah kerana berat dan bersama salju musim dingin. Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan dedaunan hijau dan berair banyak.Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang menyembunyikan senyumanmu. Saudaraku, kuucapkan selamat datang padamu dan kuanggap hina para penindasmu.
:+: Khalil Gibran :+:

TANYA SANG ANAK
Konon pada suatu desa terpencil
Terdapat sebuah keluarga
Terdiri dari sang ayah dan ibuSerta seorang anak gadis muda dan naif!
Pada suatu hari sang anak bertanya pada sang ibu!Ibu!
Mengapa aku dilahirkan wanita?Sang ibu menjawab,
"Kerana ibu lebih kuat dari ayah!
"Sang anak terdiam dan berkata,"Kenapa jadi begitu?
"Sang anak pun bertanya kepada sang ayah
!Ayah!
Kenapa ibu lebih kuat dari ayah?
Ayah pun menjawab,"Kerana ibumu seorang wanita!!!
Sang anak kembali terdiam.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari ayah?
Dan sang ayah pun kembali menjawab," Iya,
kau adalah yang terkuat!"
Sang anak kembali terdiam dan sesekali mengerut dahinya.
Dan dia pun kembali melontarkan pertanyaan yang lain.
Ayah!
Apakah aku lebih kuat dari ibu?
Ayah kembali menjawab,"Iya kaulah yang terhebat dan terkuat!
""Kenapa ayah, kenapa aku yang terkuat?
" Sang anak pun kembali melontarkan pertanyaan.
Sang ayah pun menjawab dengan perlahan dan penuh kelembutan.
"Kerana engkau adalah buah dari cintanya!
Cinta yang dapat membuat semua manusia tertunduk dan terdiam.
Cinta yang dapat membuat semua manusia buta, tuli serta bisu!
Dan kau adalah segalanya buat kami.
Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami.
Tawamu adalah tawa kami.
Tangismu adalah air mata kami.
Dan cintamu adalah cinta kami.
Dan sang anak pun kembali bertanya!
Apa itu Cinta, Ayah?
Apa itu cinta, Ibu?
Sang ayah dan ibu pun tersenyum!
Dan mereka pun menjawab,"Kau, kau adalah cinta kami sayang.."
:+: Khalil Gibran :+:

KISAHKU

Dengarkan kisahku... .
Dengarkan,
tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..
Jika kita mencintai,
cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.
Jika kita bergembira,
kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan kau anggap bahawa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,
ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahsia;
ia hanya dapat difahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan;
dan ketika kita mencuba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal wap.
:+: Kahlil Gibran :+:

SYUKUR

Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran terpahat di bibir senyuman
:+: Kahlil Gibran :+:

IBU

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta,
kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibunya,
ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasamerestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonandan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.Penuh cinta dan kedamaian.
:+: Khalil Gibran :+:

WAKTU
Dan seorang pakar astronomi berkata,
"Guru, bagaimanakah perihal Waktu?
"Dan dia menjawab:
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat anak sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahawa semalam hanyalah kenangan utk hari ini dan esok adalah harapan dan impian utk hari ini.
Dan yang menyanyi dan merenung dari dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Siapa di antara kalian yang tidak merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandang di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta, pun bukan dari tindakan cinta ke tindakan cinta yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbahagi dan tiada kenal ruang?
Tapi jika di dalam fikiranmu baru mengukur waktu ke dalam musim,
biarkanlah tiap musim merangkumi semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
:+: Khalil Gibran :+:

SEMALAM

Semalam aku sendirian di dunia ini,
kekasih; dan kesendirianku...
sebengis kematian...
Semalam diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara...,
Di dalam fikiran malam.
Hari ini...
aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari.
Dan, ia berlangsung dalam seminit dari sang waktu yang melahirkan sekilas pandang,
sepatah kata, sebuah desakan dan... sekucup ciuman
:+: Khalil Gibran :+:

KATA SELEMBAR KERTAS SEPUTIH SALJU

Kata selembar kertas seputih salju,"Aku tercipta secara murni, kerana itu aku akan tetap murni selamanya. Lebih baik aku dibakar dan kembali menjadi abu putih daripada menderita kerana tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yang kotor."
Tinta botol mendengar kata kertas itu. Ia tertawa dalam hatinya yang hitam, tapi tak berani mendekatinya. Pensil-pensil beraneka warna pun mendengarnya, dan mereka pun tak pernah mendekatinya. Dan selembar kertas yang seputih salju itu tetap suci dan murni selamanya -suci dan murni- dan kosong.
:+: Khalil Gibran :+:

ANAK
Dan seorang perempuan yang menggendong bayi dalam dakapan dadanya berkata,
Bicaralah pada kami perihal Anak.
Dan dia berkata:
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan fikiranmu
Kerana mereka memiliki fikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Kerana jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan cuba menjadikan mereka sepertimu
Kerana hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkanSang pemanah telah membidik arah keabadian,
dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya,
sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh.
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang,
maka ia juga mencintai busur teguh yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
(Dari 'Cinta, Keindahan, Kesunyian')
:+: Kahlil Gibran :+:

Nyanyian Sukma

Di dasar relung jiwakuBergema nyanyian tanpa kata;
sebuah laguyang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihkudalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang,Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahayabintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahduYang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Cain' atau 'Esau' manakahYang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyiDan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang beranimelagukan kidung suci Tuhan?
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
:+: Khalil Gibran :+:
Check it out !!!