Selasa, 28 Juni 2011

Contoh Proposal Usaha

Membuat proposal usaha atau proposal bisnis terlebih dahulu, sebelum memulai usaha anda harus mengetahui peluang usaha yang ada di sekitar anda, sedangkan mempercepat perkembangan usaha sebaiknya carilah usaha yang kira-kira sesuai dengan keinginan, minat atau bahkan hoby, sehingga saat menjalankan usaha tidak mudah bosan bahkan dapat di kerjakan dengan senang hati. setelah tahap awal sudah terpenuhi langkah selanjutnya adalah membuat proposal usaha atau proposal bisnis sesuai yang anda inginkan.
Fungsi proposal usaha atau proposal bisnis kedudukannya sangat penting, terkait strategi usaha dalam pencarian modal pada pihak ketiga, atau proposal usaha bertujuan menganalisa perhitungan untung rugi pada usaha yang akan di jalankan, sehingga kedudukan proposal usaha adalah langkah strategi bagi calon pengusaha.
di bawah ini ada beberapa ebook tentang proposal usaha, proposal bisnis, dan berbagai peluang usaha, bahkan trik-trik sukses usaha. Silahkan Downloud Gratis semoga bermanfaat:
Bisnis Cuci Helm dan analisa kelayakan
Cara Mengajukan Bisnis Tanpa Penolakan
Cara Mindset Sukses Bebas Finansial
Cara mudah promosi bisnis di internet
Cara Verifikasi Paypal
Contoh proposal bisnis primagama
contoh proposal usaha Even Organizer (EO)
Contoh proposal usaha umum
Contoh Proposal usaha untuk usaha kecil
Proposal usaha peternakan
Cara mudah dapat uang dari internet
Internetan cuman Rp.10.000
Kumpulan dari 31 bisnis gaya pos
Mulai usaha modal dengkul
Mulai usaha sendiri
Panduan Bisnis Affiliat
Panduan Bisnis PTC
Panduan Bisnis Sponsor Reviews
Panduan jadi pengusaha ebook
Panduan Tambang Dolar Bisnis Adsense
pasive incame dengan jualan link
Pedoman Penyusunan Proposal Usaha
Proposal usaha agribisnis
Proposal usaha bisnis ban vulkanisisr
Proposal usaha bisnis catering
Proposal usaha bisnis warung sandwich
Proposal Usaha
Proposal Usaha Pulsa Elektrik
Proposal usaha sewa komputer
Contoh Konsep Kemitraan Usaha
Proposal usaha loundry
Proposal usaha warnet
Rahasia menjadikan hobi tambang dolar
Rahasia usaha bisnis Klikbank dapat 1000 dolar
SEO Tingkat Dasar
Tehnik menghasilkan ribuan dolar dari bisnis PTC
Tips Sukses Melamar Pekerjaan
Check it out !!!

Senin, 27 Juni 2011

Contoh Artikel Konseptual

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

Disusun Oleh :
Rizqi Dwi Kurniawan
NPM : 15090501290


Dosen Pengampu :
Bowo Hermaji , M.Pd

ABSTRAK

Peningkatan prestasi belajar dipengaruhi oleh minat baca dan motivasi belajar. Minatbaca adalah ketertarikan kepada kegiatan membaca. Sedangkan motivasi belajar merupakansuatu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Salah satu faktor yang menentukankesuksesan akademik anak adalah kelancaran membaca. Membaca merupakan kegiatan yangdalam pelaksanaannya tidak menguras banyak tenaga, namun sangat bermanfaat.Ketidaklancaran dalam membaca baru dianggap masalah ketika anak duduk di kelas 3 atau 4.
Kemampuan membaca harus dimiliki oleh semua anak, agar mereka bisa belajarberbagai bidang ilmu. Motivasi yang baik akan melahirkan proses dan hasil belajar yang baik.Motivasi belajar pada anak memiliki fungsi: (1) mendorong manusia untuk berbuat, (2)menentukan arah perbuatan, dan (3) menyeleksi perbuatan. Motivasi berprestasi seseorangdibagi menjadi 2 tipe, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan harapan dalam diri seseorang (internal) untuk berhasil sedangkan motivasiekstrinsik yang dipengaruhi oleh hukuman atau penghargaan dari luar (eksternal). Berbagaiupaya dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar membaca siswa. Seperti: (1)membangun atau memperbaiki perpustakaan sekolah. (2) menggerakkan penulisan buku-bukuoleh penulis daerah sendiri. (3) memberikan penghargaan dan celaan. (4) memberi tugas. Dan(5) membuat suasana hati anak senang dan nyaman menerima materi pelajaran.
Peserta didik sebagai bagian dari manusia pada umumnya harus memiliki motivasiyang tinggi dalam belajar guna mencapai hasil belajar yang baik. Motivasi intrinsik yangmerupakan motivasi internal perlu dipupuk pada diri anak, sedangkan faktor eksternalsebaiknya dikurangi.
Kata kunci : motivasi, belajar membaca, prestasi belajar.


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber dayamanusia. Untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan, maka keterpaduan antarakegiatan guru dengan siswa sangat diperlukan. Oleh karena itu guru diharapkan mampumengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang mampu mendorong motivasi siswauntuk belajar. Tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan khususnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalahminat baca dan motivasi belajar. Minat baca adalah suatu rasa ketertarikan atau kesukaanterhadap kegiatan membaca. Dengan memiliki minat baca dalam diri, maka siswa akanbergerak hatinya untuk terus membaca. Sedangkan motivasi belajar merupakan suatudorongan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Dimana dengan keinginan untukberprestasi mendorong siswa untuk berusaha agar tercapai hasil belajar yang optimal.
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan danbahan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Belajar menurutpandangan B. F. Skiner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah lakuyang berlangsung secara progresif.
Membaca adalah salah satu kegiatan yang dalam pelaksanaannya tidak mengurasbanyak tenaga, namun sangat bermanfaat. Dengan membaca kita dapat mengetahui segalayang selama ini belum kita ketahui. Membaca sebagai keterampilan yang harus diajarkansejak anak masuk sekolah dasar (SD) dan kesulitan membaca harus secepatnya diatasi, karenamembaca merupakan usaha untuk belajar (Abdurahman,1999: 200). Kebiasaan membaca,terutama pada jenjang pendidikan rendah masih memprihatinkan. Hal itu tampak pada surveitradisi membaca siswa di dunia Indonesia menempati peringkat 30 dan negara Firlandiarangking teratas (Kurniawan,2000: 237).Keterampilan membaca sebagai dasar untuk menguasai berbagai bidang ilmu. Jikaanak pada massa usia sekolah permulaan tidak segera memiliki keterampilan membaca makaia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang ilmu pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar (Lerner, 1988, dalam Abdurahman, 1999: 2000).Kelancaran membaca menjadi dasar kesuksesan akademik anak. Anak-anak yangterampil membaca sejak usia dini dan selalu dipaparkan dengan bahan cetakan akan memilikirasa ingin lebih besar, dan selalu ingin memperluas pengetahuannya. Sebaliknya anak-anak yang lambat dalam penguasaan keterampilan membaca, lebih jarang mendapat latihanmembaca dibandingkan teman sebaya sehingga akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan membaca dengan lancar (Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S.)
Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S. mengamati bahwa ketidaklancaran membaca yangmuncul di tahun pertama dan kelas 2 sering tidak terdeteksi oleh guru. Dan guru menganggaphal tersebut sebagai hal yang wajar. Sementara dalam pandangannya justru di sinilahsesungguhnya titik awal kekompleksan masalah.
“Kebanyakan ketidak lancaran membaca baru dianggap masalah ketika anak sudah duduk di kelas 3 atau 4 SD ketika mereka dituntut untuk mempelajari dan menguasai materipelajaran.”ujarnya.
Kesulitan belajar membaca pada anak sering membuat guru khawatir, terlebih jikaanak sudah memasuki kelas 3 atau kelas 4 SD. Salah satu faktor yang menyebabkan anak kesulitan belajar membaca adalah kurangnya minat atau motivasi anak untuk belajarmembaca. Faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi anak dalam belajar membaca antaralain: kurangnya ketersediaan buku-buku bacaan umum dan pelajaran yang menarik untuk dibaca, kurang menariknya pembelajaran membaca di kelas rendah khususnya kelas 1.


DISKUSI
Membaca merupakan salah satu komponen dari sistem komunikasi, yaitu interaksisecara tertulis antara pembaca dengan penulis. Kemampuan itu harus dimiliki oleh semuaanak, agar anak dapat belajar berbagai bidang ilmu. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukanuntuk meningkatkan motivasi belajar membaca pada siswa sekolah dasar.
Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik memiliki tiga fungsi, yaitu: (1)mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak yang melepaskan energi, (2)menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan (3) menyeleksiperbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan serasiguna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuantersebut (1990:84). Motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan hasil belajar yangbaik.
Motivasi berprestasi seseorang apakah di sekolah, tempat kerja atau di tempat manapun dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu motivasi intrinsik yang merupakan harapan dalam diri(internal) untuk berhasil dan melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Dan motivasi ekstrinsik yang dipengaruhi oleh penghargaan atau hukuman dari luar diri (eksternal). Contoh dari keduamotivasi ini, misalnya seorang mahasiswa bekerja keras karena keberhasilan dalampendidikan itu penting maka yang berperan pada dirinya adalah motivasi intrinsik. Tetapikalau ia bekerja keras karena kelak supaya mendapatkan gaji yang tinggi begitu selesai kuliahmaka yang berperan adalah motivasi ekstrinsik.
Sebenarnya, apabila guru dan siswa mau membiasakan diri untuk membaca, makalamban laun akan tertanam dalam diri mereka suatu keadaan dan perasaan ingin tahu yangdapat menumbuhkan minat untuk selalu membaca. Mereka akan dapat merasakan kenikmatanmembaca, sehingga pada akhirnya kecanduan. Berbagai upaya lain dapat dilakukan olehpihak-pihak yang berkepentingan seperti orang tua, sekolah, dinas pendidikan atau pihak-pihak lain yang peduli dengan peningkatan motivasi membaca di sekolah.Pertama, untuk menumbuhkan minat baca pada anak seharusnya dimulai sejak masa usia prasekolah, danberlanjut di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Dengan mengenalkan buku sejak dini,siswa telah dilatih untuk mengenal dan akhirnya dapat mencintai buku. Kedua, menyadarkansiswa dengan kampanye yang menarik bahwa bahan bacaan merupakan sumber pengetahuan,informasi dan hiburan yang mempunyai karakter unik dan dapat dinikmati dengan cara yangberbeda dengan tontonan televise. Ketiga, menyediakan suasana yang mendorongterbentuknya budaya membaca di sekolah. Hal ini misalnya dilakukan dengan membangunatau memperbaiki perpustakaan-perpustakaan sekolah yang telah ada. Perpustakaan-perpustakaan sekolah kita saat ini pada umumnya mirip gudang yang berisi lemari-lemari ataurak-rak buku yang dipenuhi dengan buku-buku berdebu. Tanpa pustakawan profesional yangmemahami seluk-beluk perbukuan dan tata pengaturan perpustakaan yang baik. Keempat, menggerakkan penulisan buku-buku oleh penulis daerah sendiri. Penulisanbuku-buku dari daerah sendiri di sini maksudnya adalah sekolah, dinas pendidikan,pemerintah daerah mapun sponsor yang peduli dan dapat memfasilitasi atau bahkanmengakomodasi penulisan dan penerbitan buku yang ditulis oleh siswa atau guru yangmemiliki interest dan kemampuan dalam bidang tulis-menulis. Sudah menjadi rahasia umum,budaya menulis berhubungan erat dengan budaya membaca. Kita dapat pula berlogika, bila diperpustakaan sekolah terpajang buku karya orang-orang yang dikenal baik seperti guru mereka, kakak kelas, atau bahkan adik kelas mereka pasti siswa akan tergerak hati membacanya. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka akan melangkah ke budaya menulis yangmerupakan budaya tingkat lanjut setelah terbentuk budaya membaca.
Semua itu tidak dapat dibangun hanya dengan himbauan lewat kata-kata. Budayamembaca menjadi budaya guru dan siswa kita mungkin saja. Tapi kuncinya tetap yaitumelakukannya dengan perbuatan.
Dalam bukunya “How to Teach Your Baby to Read”, Glen Doman mengatakan bahwa, pada dasarnya kemampuan anak belajar membaca khususnya balita sangat luar biasa. Bahkan,kata Doman, otak anak yang separuhnya sudah dilakukan pembedahan Hemispherectomy (membuang separuh fisik otaknya) bisa mempunyai kemampuan yang sama dengan anak yangotaknya utuh dan normal.
Prayitno (1989:17) lebih lanjut mengemukakan bahwa ada beberapa cara yang dapatdilakukan oleh guru dalam menimbulkan motivasi belajar ekstrinsik, yaitu memberikanpenghargaan dan celaan, persaingan atau kompetensi, memberikan hadiah dan hukuman, danpemberitahuan tentang kemajuan belajar peserta didik kepada peserta didik. SedangkanSardiman (1990:91-94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu: (1) memberikan angkakepada peserta didik, (2) memberikan hadiah, (3) menciptakan situasi kompetisi di kelas, (4)melihat ego peserta didik, (5) memberikan ulangan, (6) mengetahui hasil, (7) memberikanpujian, (8) memberikan hukuman, (9) menumbuhkan hasrat untuk belajar kepada pesertadidik, (10) menumbuhkan minat, dan (11) merumuskan tujuan belajar yang diakui danditerima oleh anak.
Kita harus percaya bahwa anak-anak memiliki kemampuan belajar yang tidak tertandingi. Karena banyak bukti sudah kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, mereka biasmenghafal iklan atau acara televisi kesukaan mereka, nyeletuk ketika kita berbicara denganorang lain, dan menyerap kata-kata yang kita ucapkan. Menurut Doman, upaya untuk memotivasi siswa belajar membaca adalah:

Jangan membuat anak menjadi bosan dengan maju terlalu cepat atau maju terlalu lambat,serta terlalu sering memberi tes.
Jangan memaksa anak apapun bentuknya.
Jangan tegang, lebih baik menunda jika suasana tidak mendukung, baik pada Andamaupun si anak.
Bergembiralah dan buat suasana hati anak menjadi senang dan nyaman menerimapelajaran dari Anda.
Selalu ciptakan cara baru. Ingat, bagaimanapun cara Anda mengajar, hampir bisadipastikan bahwa ia akan belajar lebih banyak daripada tidak diajarkan sama sekali.
Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan pada siswa agar senang dan mau belajar membaca.
a.Membacakan cerita.
Anak yang dibacakan cerita terbukti akan lebih menyukai buku. Siswa yang suka bukucenderung tidak akan mengalami kesulitan belajar membaca. Karena bagi merekamembaca adalah hiburan, bukan pelajaran.
b.Perlahan tapi pasti
Belajar membaca lebih baik dilakukan sedikit demi sedikit, tetapi rutin. Lebih baik mereka belajar membaca sehari tiga kali dengan hanya 2 atau 3 kalimat, daripadamemaksakan siswa membaca 1 halaman setiap minggu.
c.Ciptakan suasana menyenangkan
Ciptakan suasana yang menyenangkan ketika mengajari siswa membaca.
d.Memberi tugas
Memberi tugas kepada siswa dan siswa mencari jawabannya di perpustakaan. Dengan begitu siswa harus membuka buku dan membacanya untuk menemukan jawaban dari tugas yang diberikan.
Ketika minat membaca sudah ada, mereka akan senang sekali untuk mulai belajar membaca.
Motivasi intrinsik yang merupakan motivasi internal perlu dipupuk dalam diri anak, sedangkan faktor eksternal sebaiknya dikurangi. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Pintrich dan Schunk (1996) bahwa motivasi intrinsik merupakan sumber yang kuat dan positif dalam kehidupan manusia. Akhir-akhir ini di lingkungan sekolah banyak dijumpai anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsik. Sebenarnya anak perlu belajar bahwa sebab-sebabkeberhasilan atau kegagalan sangat tergantung usaha yang dilakukannya. Motivasi intrinsik lahir secara ilmiah pada diri individu tanpa dipengaruhi dari luar.
Faktor motivasi secara umum dan motivasi belajar secara khusus merupakan gejalaaktifitas jiwa manusia yang sangat diperlukan oleh manusia dan peserta didik khususnyadalam mengarungi kehidupan yang sarat dengan persaingan. Peserta didik sebagai bagian darimanusia pada umumnya harus memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar guna mencapaihasil belajar yang baik.


KESIMPULAN

Kelancaran membaca menjadi dasar kesuksesan akademik anak. Ada berbagai caradalam meningkatkan motivasi belajar membaca siswa guna meningkatkan prestasi belajar.Antara lain: (1) membangun atau memperbaiki perpustakaan sekolah, (2) tidak memaksa anak apapun bentuknya, (3) selalu ciptakan cara baru, (4) menciptakan suasana menyenangkan, dan(5) memberi hadiah atau pujian. Motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan hasilbelajar yang baik. Motivasi dibagi menjadi 2, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

SARAN
Motivasi intrinsik perlu dipupuk pada diri siswa, sedangkan faktor eksternal sebaiknyadikurangi. Motivasi intrinsik merupakan sumber yang kuat dan positif dalam kehidupan.















DAFTAR PUSTAKA
Abdul, H. & Nurhayati. 2010. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Agus, T., Hera, L.M., Puji, L.P. 2010. Pendidikan Anak di Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.

-----,---- .2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca pada Anak Tersedia pada:http://www.anneahira.com diunduh: 24 Juni 2011.

-----,---- .2008. Dasar Pendidikan Dalam Konsep dan Makna Belajar. Tersedia pada:http://mjieschool.multiply.com.diunduh: 26 Juni 2011.

-----,-- .2010 Cara Cepat Ajarkan Anak Membaca. Tersedia pada: http://tipstrikbloggratis.blogspot.com diunduh: 26 Juni 2011.

Suhadinet. 2008. Kegiatan Membaca Menjadi Budaya Guru dan Siswa Kita. Tersedia pada:http://suhadinet.wordpress.com .diunduh: 27 Juni 2011
Check it out !!!

Rabu, 15 Juni 2011

Perbedaan Artikel Konseptual dan Artikel Ilmiah

Artikel Ilmiah
            Artikel konseptual adalah hasil pemikiran penulis atas suatu permasalahan, yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam upaya untuk menghasilkan artikel jenis ini penulis terlebih dahulu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan permasalahannya, baik yang sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang dipikirkan oleh penulis. Sumber-sumber yang dianjurkan untuk dirujuk dalam rangka menghasilkan artikel konseptual adalah juga artikel-artikel konseptual yang relevan, hasil-hasil penelitian terdahulu, disamping teori-teori yang dapat digali dari buku-buku teks.
            Bagian paling vital dari artikel konseptual adalah pendapat atau pendirian penulis tentang hal yang dibahas, yang dikembangkan dari analisis terhadap pikiran-pikiran mengenai masalah yang sama yang telah dipublikasikan sebelumnya. Jadi, artikel konseptual bukanlah sekedar kolase cuplikan-cuplikan dari sejumlah artikel, apalagi pemindahan tulisan dari sejumlah sumber, tetapi hasil pemikiran analitis dan kritis penulisnya.
            Artikel konseptual biasanya terdiri dari beberapa unsur pokok, yaitu judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, bagian inti atau pembahasan, penutup dan daftar rujukan. Uraian singkat tentang unsur-unsur tersebut disampaikan di bawah ini.

1. Judul
            Judul artikel konseptual hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas. Pilihan kata-kata harus tepat, mengandung unsur-unsur utama masalah, jelas dan setelah disusun dalam bentuk judul harus memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi pembaca. Judul  dapat ditulis dalam bentuk kalimat berita atau kalimat tanya. Salah satu ciri penting judul artikel konseptual adalah "provokatif", dalam arti merangsang pembaca untuk membaca artikel yang bersangkutan. Hal ini penting karena artikel konseptual pada dasarnya bertujuan untuk membuka wacana diskusi, argumentasi, analisis dan sintesis pendapat-pendapat para ahli atau pemerhati bidang tertentu. Perhatikan judul-judul artikel di bawah ini, dan lakukan evaluasi terhadap judul-judul tersebut untuk melihat apakah kriteria yang disebutkan di atas terpenuhi.
§                    Membangun Teori melalui Pendekatan Kualitatif (Forum Penelitian   
     Kependidikan Tahun 7, No. 1)
§                    Repelita IV: A Cautious Development Plan for Steady Growth
     (Kaleidoscope International Vol. IX NO 1)
§                    Interpreting Student's and Teacher's Discourse in Science Classes:
     An Underestimated problem? (Journal of Research in Science
    Teaching Vol. 33,No.2)
           
Contoh-contoh judul di atas tercermin ciri-ciri yang diharapkan ditunjukkan oleh artikel konseptual seperti provokatif, argumentatif, dan analitik.

2. Nama Penulis
            Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar kebangsawanan atau keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga tempat penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika penulis lebih dari dua orang, hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan disertai tambahan dkk. Nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki atau di tempat lain jika tempat catatan kaki tidak mencukupi.

3. Abstrak dan Kata Kunci
            Abstrak artikel konseptual adalah ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat; bukan komentar atau pengantar penulis. Panjang abstrak biasanya 50-75 kata yang disusun dalam satu paragraf, diketik dengan spasi tunggal. Format lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk beberapa ketukan.
            Dengan membaca abstrak diharapkan (calon) pembaca segera memperoleh gambaran umum dari masalah yang dibahas di dalam artikel. Ciri-ciri umum artikel konseptual seperti kritis dan provokatif hendaknya juga sudah terlihat di dalam abstrak ini, sehingga (calon) pembaca tertarik untuk meneruskan pembacaannya.
            Abstrak hendaknya juga disertai dengan 3-5 kata kunci, yaitu istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dengan ranah permasalahan yang dibahas dalam artikel. Jika dapat diperoleh, kata-kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu terkait. Perlu dicatat bahwa kata-kata kunci tidak hanya dapat dipetik dari judul artikel, tetapi juga dari tubuh artikel walaupun ide-ide atau konsep-konsep yang diwakili tidak secara eksplisit dinyatakan atau dipaparkan di dalam judul atau tubuh artikel.

4. Pendahuluan
            Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatian pembaca dan memberikan acuan (konteks) bagi permasalahan yang akan dibahas, misalnya dengan menonjolkan hal-hal yang kontroversial atau belum tuntas dalam pembahasan permasalahan terkait dalam artikel-artikel atau naskah-naskah lain yang telah dipublikasikan terdahulu. Bagian pendahuluan ini hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok  yang akan dibahas dan tujuan pembahasan Seperti tiga segmen bagian pendahuluan dalam contoh di bawah ini.

            Partisipasi masyarakat merupakan unsur yang penting sekali bagi keberhasilan program pendidikan. Catatan sejarah pendidikan di negara-negara maju dan dikelompok-kelompok masyarakat yang telah berkembang kegiatan pendidikannya menunjukkan bahwa keadaan dunia pendidikan mereka sekarang ini telah dicapai dengan partisipasi masyarakat yang sangat signifikan di dalam berbagai bentuk. Di Amerika Serikat dalam tingkatan pendidikan tinggi dikenal apa yang disebut "Land grant universities……." dst.


                        Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli yang berkaitan dengan menurunnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan. Sebagian ahli berpendapat bahwa sistem politik yang kurang demokratis dan budaya masyarakat paternalistik telah menyebabkan rendahnya partisipasi. Sementara itu penulis-penulis lain lebih memfokus pada faktor-faktor ekonomi……...


                        Dari kajian terhadap berbagai tulisan dan hasil penelitian yang disebutkan di muka terlihat bahwa masih terdapat beberapa hal yang belum jelas benar atau setidak-tidaknya masih menimbulkan keraguan mengenai sebab-sebab menurunnya mutu partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan. Dalam artikel ini akan dibahas kemungkinan-kemungkinan menurunnya partisipasi masyarakat tersebut berdasarkan analisis ekonomi pendidikan. Diharapkan, dengan analisis ini kekurangan analisis terdahulu dapat dikurangi dan dapat disusun penjelasan baru yang lebih komprehensif.

            Di dalam petikan bagian pendahuluan di atas dapat dilihat alur argumentasi diikuti penulis untuk menunjukkan masih adanya perbedaan pandangan tentang menurunnya partisipasi masyarakat di dalam pengembangan pendidikan. Tinjauan dari berbagai sudut pandang telah menghasilkan kesimpulan yang beragam, yang membuka kesempatan bagi penulis untuk menampilkan wacana penurunan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan dari sudut pandang yang lain.

5. Bagian Inti
            Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan dan pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Banyaknya subbagian juga tidak ditentukan, tergantung kepada kecukupan kebutuhan penulis untuk menyampaikan pikiran-pikirannya. Di antara sifat-sifat artikel terpenting yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini adalah kupasan yang argumentatif, analitik dan kritis dengan sistimatika yang runtut dan logis, sejauh mungkin juga berciri komparatif  dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Walaupun demikian, perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang dan menjadi bersifat enumeratif seperti diktat. Penggunaan subbagian dan sub-subbagian yang terlalu banyak juga akan menyebabkan artikel tampil seperti diktat. Berikut ini contoh petikan bagian artikel .

            Perubahan atau penyesuaian paradigma dan praktek-praktek pendidikan adalah suatu keharusan jika dunia pendidikan Indonesia tidak ingin tertinggal dan kehilangan perannya sebagai wahana untuk menyiapkan generasi masa datang. Ironisnya, kalangan pendidikan sendiri tidak dengan cepat mengantisipasi, mengembangkan dan mengambil inisiatif inovasi yang diperlukan, walaupun kesadaran akan perlunya perubahan-perubahan tertentu sudah secara luas dirasakan. Hesrh dan Mckibbin (1983:3) menyatakan bahwa sebenarnya banyak pihak telah menyadari perlunya inovasi…………………………(dari Ibnu, 1996:2)

            Contoh bagian inti artikel konseptual di atas dapat dilihat dengan jelas bagian yang paling vital dari jenis artikel ini yaitu posisi atau pendirian penulis, seperti terlihat di dalam kalimat: Perubahan atau penyesuaian paradigma dan praktek-praktek pendidikan adalah suatu keharusan jika……..

6. Penutup atau Simpulan
            Penutup biasanya diisi dengan kesimpulan atau penegasan pendirian penulis atas masalah yang dibahas pada bagian sebelumnya. Banyak penulis yang berusaha menampilkan segala apa yang telah di bahas di bagian terdahulu, secara ringkas. Sebagian penulis menyertakan saran-saran atau pendirian alternatif. Jika memang dianggap tepat bagian terakhir ini dapat disajikan dalam subbagian tersendiri. Contoh untuk bagian ini dapat dilihat pada berbagai artikel jurnal. Walaupun mungkin terdapat beberapa perbedaan gaya penyampaian, misi bagian akhir ini pada dasarnya sama: mengakhiri diskusi dengan suatu pendirian atau menyodorkan beberapa alternatif penyelesaian seperti contoh di bawah ini.

Konsep pemikiran tentang Demokrasi Ekonomi pada prinsipnya adalah khas Indonesia. Menurut Dr.M.Hatta dalam konsep Demokrasi Ekonomi berlandaskan pada tiga hal, yaitu: (a) etika sosial yang tersimpul dalam nilai-nilai Pancasila; (b) rasionalitas ekonomi yang diwujudkan dalam perencanaan ekonomi oleh negara; dan (c) organisasi ekonomi yang mendasarkan azas bersama/koperasi.
Isu tentang pelaksanaan Demokrasi Ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia menjadi ramai dan menarik pada era tahun 90-an. Hal tersebut terjadi sebagai reaksi atas permasalahan konglomerasi di Indonesia. Perlu diupayakan hubungan kemitraan yang baik antar pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia. Pada saat ini nampak sudah ada political will dari pemerintah kita terhadap kegiatan ekonomi berskala menengah dan kecil. Namun demikian kemauan politik saja tidak cukup tanpa disertai keberanian politik. Semangat untuk berpihak pada pengembangan usaha berskala menengah dan kecil perlu terus digalakkan, sehingga tingkat kesejahteraan seluruh masyarakat dapat ditingkatkan.

7 .Daftar Rujukan
            Bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan hanya yang benar-benar dirujuk di dalam tubuh artikel. Sebaliknya, semua rujukan yang telah disebutkan dalam tubuh artikel harus tercatat di dalam daftar rujukan. Penulisan daftar rujukan dilakukan pada halaman terakhir artikel, tidak pada halaman baru. Tata aturan penulisan daftar rujukan bervariasi, tergantung gaya selingkung yang dianut. Walaupun demikian harus senantiasa diperhatikan bahwa tata aturan ini secara konsisten diikuti dalam setiap nomor penerbitan.


Artikel Ilmiah
            Laporan penelitian sebelum ditampilkan sebagai artikel dalam jurnal, laporan penelitian harus disusun kembali agar memenuhi tata tampilan karangan sebagaimana yang dianjurkan oleh dewan penyunting jurnal yang bersangkutan dan tidak melampaui batas panjang karangan. Jadi, artikel hasil penelitian bukan sekedar bentuk ringkas atau "pengkerdilan" dari laporan teknis, tetapi merupakan hasil kerja penulisan baru, yang dipersiapkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tetap menampilkan secara lengkap semua aspek penting penelitian, tetapi dalam format artikel yang jauh lebih kompak dan ringkas daripada laporan teknis aslinya.
Bagian-bagian artikel hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal adalah judul, nama penulis, abstrak dan kata kunci, bagian pendahuluan, metode, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar rujukan. Kajian pustaka lazim disajikan untuk mengawali artikel dan sekaligus merupakan suatu pembahasan  tentang rasional pentingnya masalah yang diteliti. Bagian awal ini berfungsi sebagai latarbelakang penelitian.
            Penulisan artikel untuk publikasi menggunakan sistimatika tanpa angka ataupun abjad. Berikut ini disajikan uraian tentang isi artikel hasil penelitian secara umum berlaku untuk hasil penelitian kuantitatif ataupun kualitatif.

                                  1. Judul
            Judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang atau terlalu pendek, yaitu antara 5-15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Perlakukan sebagai suatu label bukan kalimat. Hindari singkatan berupa jargon. Berikut ada beberapa contoh penulisan judul.
           
§                  Refleksi kritis terhadap program JPS (Jaring Pengaman Sosial) studi  kasus Proyek PDM-DKE (Jurnal JKAP Vol 3 Nomor 1 (juli 1999)
§                 Dampak program transmigrasi terhadap pendapatan dan distribusi pendapatan petani
§                 Peran pendapatan asli daerah  (PAD) dalam anggaran pendapatan dan belanjar daerah (APBD)

            Jika dibandingkan dengan judul-judul di atas, akan segera tampak perbedaannya dengan judul artikel nonpenelitian, terutama dengan terlihatnya variabel-variabel utama yang diteliti.


                                  2. Nama Penulis
            Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika lebih dari dua peneliti, hanya peneliti utama saja yang dicantumkan di bawah judul, nama peneliti lain ditulis dalam catatan kaki.
                                   
                                  3. Abstrak dan Kata Kunci
            Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga kesimpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan, dan saran tidak disajikan. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa Inggris. Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak berbahasa Inggris. Panjang Abstrak tidak lebih dari 200 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utamanya (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).
            Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian abstraknya dengan mudah.

                                       4. Pendahuluan
            Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan: (1) latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil penelitian)
            Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang bisa menjamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit atau tidak terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup landasan teorinya, segi historisnya atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau rasional penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif di bagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian.

                                       5. Metode
            Pada dasarnya bagian ini menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa subbagian, atau dipilah-pilah menjadi beberapa subbagian. Hanya hal-hal pokok saja yang disajikan. Uraian tentang rancangan penelitian tidak perlu diberikan.
            Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis. Apabila uraian ini disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis data.
Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan perian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian dan informan beserta cara-cara menggali data penelitian, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Selain itu juga diperlukan mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif         dengan rancangan observasi partisipatori. Peneliti terjun langsung ke dalam kehidupan masyarakat desa, ikut serta melakukan berbagai aktivitas sosial sambil mengumpulkan data yang dapat diamati langsung di lapangan atau yang diperoleh dari informan kunci. Pencatatan dilakukan tidak langsung tetapi ditunda sampai peneliti dapat "mengasingkan diri" dari anggota masyarakat sasaran. Informasi yang diberikan oleh informan kunci diuji dengan membandingkannya dengan pendapat nara sumber yang lain. Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan…………
Rancangan eksperimen pretest-posttest control group design digunakan dalam penelitian ini. Subjek penelitian dipilih secara random dari seluruh siswa kelas 3 kemudian secara random pula ditempatkan ke dalam kelompok percobaan dan kelompok kontrol. Data diambil dengan menggunakan tes yang telah dikembangkan dan divalidasi oleh lembaga pengembangan tes Nasional. Analisis data dilakukan dengan……..
                                        
                                       6. Hasil
            Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah, dan oleh karena itu biasanya merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisis data atau yang dilaporkan adalah hasil bersih. Proses analisis data (seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesispun tidak perlu disajikan, termasuk perbandingan antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Yang dilaporkan adalah hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis.
            Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.
            Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan memilah-milah menjadi subbagian-subbagian sesuai penjabaran masalah penelitian. Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan bagian pembahasan. Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk subtopik-subtopik yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian. Contoh:

Kebijakan pemberian obat generik diharapkan akan memberikan dampak adanya penggunaan obat secara rasional oleh masyrakat.

Tabel 2, menunjukkan bahwa menurut pengetahuan tentang penyimpanan garam sebagian besar yaitu 96,3% (1232 dari 1279 guru sampel) menjawab cara penyimpanan garam yang terbaik adalah dengan cara ditutup (lihat lajur jumlah).

Tabel 2. Pengetahuan dan perilaku penyimpanan garam
Perilaku
Penyimpanan
Garam
   Pengetahuan penyimpanan garam yang baik
Total
Tak jawab
Tertutup
Terbuka
Di atas kompor

Tidak jawab
 0 (0,0)
       2 (0,2)
    0 (0,0)
   0 (0,0)
       2 (0,2)
Tertutup
 4 (66,7)
1203 (94,1)
    9 (50,0)
 12 (52,2)
1228 (96,0)
Terbuka
 0 (0,0)
    17 (1,3)
    6 (33,3)
   1 (4,3)
     24 (1,9)
Atas kompor
 2 (33,3)
      9 (0,7)
    3 (16,7)
10 (43,5)
     24 (1,9)
Jumlah
Persen
6
(100,0)
1231
(100,0)
18
(100,0)
23
(100,0)
1278
(100,0)

                                       7. Pembahasan
            Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah: (a) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu dicapai, (b) menafsirkan temuan-temuan, (c) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan (d) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada.
            Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Misalnya dinyatakan bahwa penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran PAD dalam anggran pendapatan dan belanja daerah, maka dalam bagian pembahasan haruslah diuraikan peran PAD tersebut bagi APBD sesuai dengan hasil penelitian.
            Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya korelasi antara PAD dengan APBD. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa PAD mempunyai peran besar terhadap anggaran dan pendapatan belanja daerah.
            Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya, atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan.
            Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan sebagian dari teori haruslah disertai dengan modifikasi teori, dan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.
            Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya. Berikut contoh penulisan isi pembahasan.
           
Kebijakan keuangan daerah di Kota Banjarmasin khususnya peningkatan PAD tidak terlepas dari dalam kerangka hubungan keuangan pusat dan daerah. Sementara itu kebijakan kebijakan Pemerintah Kota Banjarmasin  dalam peningkatan PAD  lebih dititikberatkan pada pola intensifikasi ketimbang ekstensifikasi dan lebih ditekankan pada perubahan struktur tarif.… ……………


                                       8. Kesimpulan dan Saran
            Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada bagian kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan disajikan dalam bentuk  essei, bukan dalam bentuk numerikal.
            Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.

                                       9. Daftar Rujukan
            Daftar rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan.

PENUTUP
            Sebagaimana halnya kegiatan apapun, pengulangan akan menghasilkan keterampilan. Demikian pula penulisan artikel publikasi, adanya hasil penelitian yang bagus tidak menjamin adanya artikel publikasi yang bagus. Dengan kebiasaan menulis setiap hasil penelitian dalam bentuk publikasi ilmiah, terbentuklah keterampilan menulis artikel ilmiah. Dengan konsistensi kegiatan penelitian dalam satu track record, publikasi terdahulu dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian dan penulisan artikel publikasi berikutnya yang pada gilirannya akan meningkatkan rekognisi, integritas dan kredibilitas sebagai ilmuwan.






DAFTAR RUJUKAN

Jurnal Ilmu Pendidikan. 1999. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal. Malang: Jurnal Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sofro,  AS. 2001. Penulisan Naskah Publikasi. Makalah disajikan dalam Seminar  dan Lokakarya Metodologi Penelitian. Banjarbaru. Mei 2001

Suhadi Ibnu. 2000. Penulisan Artikel Konseptual dan Artikel Hasil
 Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.

Waseso, MG. 2000. Menulis Artikel  Untuk Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.
Check it out !!!

Kamis, 09 Juni 2011

Kritik Sastra pada Puisi Sesobek Buku Harian Indonesia Karya Emha Ainun Najib

Pengantar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kritik adalah kecaman yang seringkali disertai dengan pertimbangan baik buruk dan jalan keluar. Sastra merupakan karya tulis yang memiliki nilai seni. Oleh sebab itu, kritik sastra dapat diartikan sebagai kecaman terhadap karya tulis yang memiliki nilai seni yang seringkali disertai dengan pertimbangan baik buruk dan jalan keluar. Namun, kritik sastra juga dapat dimaknai sebagai suatu bentuk penyelidikan yang langsung berurusan dengan suatu karya sastra tertentu. Selain menimbang bernilai atau tidaknya suatu puisi, penyelidikan ini juga menjernihkan segala macam persoalan yang meliputi karya sastra itu dengan memberikan penafsiran, penjelasan, dan uraian (Hardjana, 1985:37).
Kritik sastra mampu menunjukkan nilai suatu karya tertentu secara tepat dan cemerlang, meniadakan persoalan-persoalan yang sulit dan rumit meliputi karya tersebut melalui penjelasan, uraian, bahkan penafsiran (Hardjana, 1985:43). Kerumitan-kerumitan yang dimaksud kurang pahamnya pembaca dalam menilai suatu karya sastra. Hal ini menyebabkan karya yang dinilai baik pun belum tentu mendapatkan sambutan yang baik pula dari pembaca. Disinilah fungsi dari kritik sastra. Apabila seorang kritikus mampu memberikan penjelasan mengenai metafora-metafora tertentu, simbol-simbol yang ada, ataupun makna di dalam suatu karya sastra, pembaca tentu akan lebih mudah untuk memahami karya sastra.
Dalam pembahasan kali ini, karya sastra yang dipilih adalah puisi dari Emha Ainun Nadjib yang berjudul Sesobek Buku Harian Indonesia. Karya sastra puisi dipilih karena puisi merupakan salah satu sajian sastra yang sering dinikmati oleh semua orang. Gaya bahasanya yang indah menjadi keistimewaan dari puisi. Puisi berisi ungkapan hati dari pengarangnya, baik dari pengamatan ataupun pengalaman pribadi. Dalam menilai sebuah puisi, pembaca tidak bisa sekadar menerka-nerka maksud dari puisi tersebut. Pembaca perlu mengkritik puisi dalam melakukan proses penilaiannya. Oleh karena itu, pembaca membutuhkan pendekatan yang sesuai untuk mengkritik puisi secara keseluruhan.
Puisi Karya Emha Ainun Najib
Sesobek Buku Harian Indonesia
Melihat pentas-pentas drama di negeriku
berjudul Pesta Darah di Jember
Menyerbu Negeri Hantu Putih di Solo,
Klaten, Semarang, Surabaya, dan Medan
Teror atas Gardu Pengaman Rakyat di Bandung
Woyla.
Ah, ingat ke hari kemarin
pentas sandiwara rakyat
yang berjudul Komando Jihad.
Ingat Malari.
Ingat berates pentas drama
yang naskahnya tak ketahuan
dan mata kita yang telanjang
dengan gampang dikelabui dan dijerumuskan.
Ah, drama-drama total
yang tanpa panggung
melainkan berlangsung di atas hamparan
kepala-kepala penonton.
Darah mengucur, kembang kematian.
Bau busuk air liur para sutradara licik
yang bersembunyi di hati mulia para rakyat
Drama peradaban yang bermain nyawa
mencumbu kemanusiaan
berkelakar secara rendahan kepada Tuhan.
Kita orang-orang yang amat lugu dan tak tahu
Pikiran disetir
Hidung dicocok dan disemprot parfum
Pantat disodok dan kita meringkik-ringkik
tanpa ada maknanya.
Kita yang terlalu polos dan pemaaf
beriuh rendah di antara kita sendiri
bagai anak-anak kecil yang sibuk dikasih petasan
kemudian tertidur lelap
sesudah disuapi sepotong kue bolu dan permen karet.
Ah, milik siapa tanah ini.
Milik siapa hutan-hutan yang ditebang.
Pasir timah dan kayu yang secara resmi diselundupkan
Milik siapa tambang-tambang
keputusan buat masa depan
Milik siapa tabungan alam
yang kini diboroskan habis-habisan
Milik siapa perubahan-perubahan
kepentingan dari surat-surat keputusan
Kita ini sendiri
milik siapakah gerangan.
Pernahkah kita sedikit saja memiliki
Lebih dari sekadar dimiliki, dan dimiliki.
Pernahkah kita sedikit saja menentukan
lebih dari sekadar ditentukan, dan ditentukan.
Yogya, 13 Maret 1982
Profil Penyair
Emha Ainun Nadjib (lahir di Djombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953; umur 57 tahun) adalah seorang tokoh intelektual yang mengusung nafas Islami di Indonesia. Ia merupakan anak keempat dari 15 bersaudara. Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Dalam kesehariannya saat ini, Emha terjun langsung di masyarakat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensialitas rakyat. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Emha_Ainun_Nadjib)

A. Analisis Puisi Berdasarkan Model Pendekatannya terhadap Karya Sastra
Berdasarkan model pendekatan terhadap karya sastra, kritik sastra digolongkan menjadi empat tipe:
1. Kritik Mimetik (Mimetic criticism)
Dalam buku ”Prinsip-prinsip Kritik Sastra”, menyebutkan bahwa kritik mimetik memandang karya sastra sebagai tiruan, pencerminan, atau penggambaran dunia luar dan kehidupan manusia. Kriteria yang utama dikenakan pada karya sastra adalah ”kebenaran” penggambarannya terhadap objek yang digambarkan atau hendak digambarkan (Pradopo, 2003:192). Dalam puisi Sesobek Buku Harian Indonesia, mimetik terlihat pada baris yang berbunyi:
melainkan berlangsung di atas hamparan
kepala-kepala penonton.
Darah mengucur, kembang kematian.
Bau busuk air liur para sutradara licik
yang bersembunyi di hati mulia para rakyat
Drama peradaban yang bermain nyawa
mencumbu kemanusiaan
berkelakar secara rendahan kepada Tuhan.
Kita orang-orang yang amat lugu dan tak tahu
Pikiran disetir
Hidung dicocok dan disemprot parfum
Pantat disodok dan kita meringkik-ringkik
Dalam baris puisi di atas, penyair menjelaskan tentang keadaan Indonesia dan masyarakatnya saat itu. Keadaan Indonesia yang diidentikan dengan drama peradapan yang bermain nyawa atau bisa dimaknai sebagai kejadian yang dibuat sedemikian rupa yang dapat menghilangkan nyawa seseorang. Penyair juga ingin mengungkapkan keadaan rakyat yang dengan mudah disetir oleh pemerintah, menuruti apa saja yang diperintahkan seperti istilah kerbau yang dicocok hidungnya.
Dilihat dari segi mimetiknya, puisi ini dianggap berkualitas baik karena diangkat dari suatu kenyataan. Puisi ini dibuat pada 13 Maret 1982, dimana pemerintahan Soeharto mempunyai kuasa yang tinggi terhadap nasib rakyat. Hal ini membuat rakyat menjadi tunduk dan patuh terhadap pemerintahan Soeharto karena merasa takut. Rakyat seakan tidak sadar diperlakukan selayaknya boneka dalam pemerintahan Orde Baru.
2. Kritik Pragmatik (pracmatic criticm)
Kritik ini memandang karya sastra sebagai sesuatu yang disusun yang mempunyai tujuan untuk mencapai efek-efek tertentu pada pembaca. Kritik pragmatik cenderung menimbang nilai karya sastra sesuai dengan keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut (Pradopo, 2007: 192). Dalam puisi ini, kritik prakmatik terdapat pada lima belas baris terakhir puisi.
Ah, milik siapa tanah ini.
Milik siapa hutan-hutan yang ditebang.
Pasir timah dan kayu yang secara resmi diselundupkan
Milik siapa tambang-tambang
keputusan buat masa depan
Milik siapa tabungan alam
yang kini diboroskan habis-habisan
Milik siapa perubahan-perubahan
kepentingan dari surat-surat keputusan
Kita ini sendiri
milik siapakah gerangan.
Pernahkah kita sedikit saja memiliki
Lebih dari sekadar dimiliki, dan dimiliki.
Pernahkah kita sedikit saja menentukan
lebih dari sekadar ditentukan, dan ditentukan.

Puisi Sesobek Buku Harian Indonesia ini memiliki tujuan untuk menggugah kesadaran pembaca terhadap realitas yang terjadi pada saat itu. Penyair menggunakan lima belas baris di akhir puisi untuk menyampaikan tujuannya tersebut. Dalam baris-baris itu, penyair menyebutkan berlimpahnya kekayaan-kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia. Namun, pada saat Orde Baru banyaknya kekayaan itu disalahgunakan. Hutan-hutan ditebang, penyelundupan timah dan kayu, dan penyalahgunaan lainnya disebabkan oleh rakyat Indonesia itu sendiri. Mereka merasa bukan pemilik dari seluruh kekayaan itu sehingga tidak merasa pula punya kewajiban untuk menjaganya. Penyair menggugah kesadaran masyarakat Indonesia untuk memiliki kekayaan Indonesia dan menentukan nasib Indonesia. Dalam menentukan nasib Indonesia, penyair juga menggugah rakyat Indonesia untidak tunduk kepada pemerintahan Soeharto.
3. Kritik Ekspresif
Kritik ekspresif mendefinisikan puisi sebagai ekspresi, curahan, ucapan perasaan, atau sebagai produk imajinasi penyair. Kritik ini menghubungkan karya sastra dengan pengarang (Pradopo, 2003:192-193). Puisi Sesobek Buku Harian Indonesia merupakan refleksi dari Emha Ainun Najib dalam melihat realitas saat itu. Puisi ini dibuat ketika umurnya 29 tahun. Ia merupakan salah satu rakyat yang merasakan sendiri kesengsaraan Indonesia ketika negara tersebut dikuasai oleh Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto. Puisi ini menjadi bukti dari nasib Indonesia saat itu.
4. Kritik Objektif
Kritik ini menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri bebas dari penyair, pambaca, dan dunia sekitarnya. Kriteria utama dalam kritik objektif adalah kriteria intrinsik (Pradopo, 2003:193). Puisi karya Emha Ainun Najib ini terdiri dari 49 baris. Penyair menuliskan puisinya seakan bercerita. Dalam puisi ini, terdapat unsur berima:
Pernahkah kita sedikit saja memiliki
Lebih dari sekadar dimiliki, dan dimiliki.
Pernahkah kita sedikit saja menentukan
lebih dari sekadar ditentukan, dan ditentukan.
Selain itu, terdapat pula bahasa kiasan berupa:
Perbandingan
beriuh rendah di antara kita sendiri
bagai anak-anak kecil yang sibuk dikasih petasan
Metafora
Menyerbu Negeri Hantu Putih di Solo
Bau busuk air liur para sutradara licik

Hiperbola
berjudul Pesta Darah di Jember
Darah mengucur, kembang kematian.

Penyair mendominasi kata-kata dalam puisinya dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.
B. Analisis Puisi Berdasarkan Bentuk dan Isinya
1. Berdasarkan Bentuknya
Puisi Sesobek Buku Harian Indonesia mempunyai 49 baris dengan bentuk yang seakan bercerita. Puisi ini tidak mempunyai ritme, tetapi mempunyai rima:
Pernahkah kita sedikit saja memiliki
Lebih dari sekadar dimiliki, dan dimiliki.
Pernahkah kita sedikit saja menentukan
lebih dari sekadar ditentukan, dan ditentukan.
Selain itu, juga memiliki bahasa kiasan
Perbandingan
beriuh rendah di antara kita sendiri
bagai anak-anak kecil yang sibuk dikasih petasan
baris ini membandingkan keadaan yang riuh rendah sama halnya dengan keramaian ketika anak-anak diberi petasan (sesuatu untuk dimainkan)
Metafora
Menyerbu Negeri Hantu Putih di Solo
Bau busuk air liur para sutradara licik
Metafora seperti julukan untuk menyebut seseorang atau sesuatu. Para sutradara licik merupakan julukan untuk pemerintah pada saat itu yang seenaknya mengatur rakyat.
Hiperbola
berjudul Pesta Darah di Jember
Darah mengucur, kembang kematian.
Imaji puisi ini terletak pada pencitraan yang diciptakan:
Citraan visual atau penglihatan dapat dilihat pada baris pertama
Melihat pentas-pentas drama di negeriku

Citraan penciuman terdapat pada
Bau busuk air liur para sutradara licik

Citraan gerak dalam puisi ini ada pada
Menyerbu Negeri Hantu Putih di Solo,
Namun, dari semua unsur yang ada unsur kata nyata yang mendominasi. Penyair menyebutkan kata-kata di puisinya secara konkrit dan bersifat umum sehingga pembaca mudah memahami isi dari puisi.
2. Berdasarkan Isinya
Puisi Sesobek Buku Harian Indonesia merupakan puisi yang mengkritik keadaan Indonesia dan rakyatnya dalam masa pemerintahan Orde Baru. Penyampaiannya menggunakan penganalogian pentas drama dalam kehidupan. Pemerintah diibaratkan sebagai sutradara yang licik. Penganalogian ini membantu pembaca untuk mencerna maksud dari penyair. Perhatikan penganalogian yang diciptakan oleh penyair:
Melihat pentas-pentas drama di negeriku
berjudul Pesta Darah di Jember
Menyerbu Negeri Hantu Putih di Solo,
Klaten, Semarang, Surabaya, dan Medan
Teror atas Gardu Pengaman Rakyat di Bandung
Woyla.
Ah, ingat ke hari kemarin
pentas sandiwara rakyat
yang berjudul Komando Jihad.
Ingat Malari.
Ingat berates pentas drama
yang naskahnya tak ketahuan
dan mata kita yang telanjang
dengan gampang dikelabui dan dijerumuskan.
Ah, drama-drama total
yang tanpa panggung
melainkan berlangsung di atas hamparan
kepala-kepala penonton.
Darah mengucur, kembang kematian.
Bau busuk air liur para sutradara licik
yang bersembunyi di hati mulia para rakyat
Drama peradaban yang bermain nyawa
Judul Sesobek Buku Harian Indonesia mencerminkan isi dari puisinya. Judul tersebut mengandung curahan hati terhadap nasib Indonesia yang memprihatinkan atau mengurai kesedihan. Hal itu teridentifikasi dari kata ”sesobek” yang maknanya sesuatu yang rusak. Melaui puisinya, penyair mencoba untuk menunjukkan betapa rusaknya keadaan Indonesia pada masa Orde Baru sehingga dapat menggugah kesadaran rakyatnya untuk tidak lagi tunduk pada pemerintahan Soeharto. Namun, sekadar menggugah kesadaran rakyat Indonesia tidak lantas dapat menyelesaikan masalah. Penyair seharusnya juga mampu memberikan motivasi ataupun alternatif kepada rakyat untuk menyikapi masalah tersebut pada saat itu.
Kesimpulan
Dari hasil analisis di atas, puisi Sesobek Buku Harian Indonesia mempergunakan keempat pendekatan, yakni kritik mimetik, kritik pragmatik, kritik ekspresif, dan kritik objektif. Dalam kenyataannya sebuah kritik sastra jarang yang hanya mempergunakan satu pendekatan secara mutlak. Keempat pendekatan itu sering tercampur. Bahkan, kritik sastra hendaknya memperhatikan keempat pendekatan tersebut demi kesempurnaan dalam menimbang karya sastra (Pradopo, 2003:193).
Berdasarkan bentuk, puisi karya Emha Ainun Najib mempunyai rima dan bahasa kiasan metafora, perbandingan, dan hiperbola. Imaji yang diciptakan merupakan pencitraan penglihatan, penciuman, dan gerak. Apabila dilihat berdasarkan isisnya, Sesobek Buku Harian Indonesia merupakan puisi yang mengkritik keadaan Indonesia dan rakyatnya dalam masa pemerintahan Orde Baru. Penyair mencoba untuk menunjukkan betapa rusaknya keadaan Indonesia pada masa Orde Baru sehingga dapat menggugah kesadaran rakyatnya untuk tidak lagi tunduk pada pemerintahan Soeharto.
Menurut saya, sekadar menggugah kesadaran rakyat Indonesia tidak lantas dapat menyelesaikan masalah. Penyair seharusnya juga mampu memberikan semangat dan alternatif dalam menyelesaikan masalah pada saat itu sehingga puisi ini juga dapat berkontribusi untuk rakyat Indonesia. Dengan demikian, rakyat Indonesia tidak perlu menderita lebih lama lagi dan baru berinisiatif melakukan reformasi pada tahun 1988.
Daftar Pustaka
Hardjana, Andre. 1985. Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Nadjib, Emha Ainun. 1993. Sesobek Buku Harian Indonesia. Yogyakarta:Bentang Intervisi Utama.
Pradopo, Rachmad Djoko. 2003. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Check it out !!!