Selasa, 22 Mei 2012

Unsur Drama Kapai-Kapai

.      Ringkasan Cerita
Cerita dimulai ketika tokoh Emak mendongengkan kepada Abu tentang Pangeran dan Sang Putri yang selalu bahagia karena memiliki cermin Tipu Daya. Dengan cerita itu abu diberi Emak impian-impian duniawi yang bagus. Kebahagiaan yang dicari Abu menurut Emak ada di dunia ini walaupun letaknya sangat jauh, yaitu di ujung dunia. Abu dalam keraguan dan penasaran menanyakan di mana ujung dunia, tempat kebahagiaan itu kepada Burung, Katak, Rumput, Pohon, Air, Batu, dan Kambing. Hingga Abu bertemu kakek  yang meyakinkan ia bahwa kebahagiaan itu ada jika memiliki cermin sejati, cermin yang mampu melahirkan kejujuran dan kesadaran pada kekinian. Tapi Abu selalu terbuai kembali dengan cerita Emak. Tiba-tiba abu tersentak dari lamunannya oleh bentakan Iyem dan ribuan majikan. Namun emak, dibantu oleh tokoh Bulan dengan sinarnya , tetap mencoba menghibur Abu dengan melanjutkan dongeng tentang kehebatan Pangeran saat mendapatkan kekayaan dengan Cermin Tipu Daya. Makin hebatlah lamunan Abu.
Melalui tokoh Yang Kelam, di ungkapkan bahwa abu mulai menua. Yang Kelam membuat dahi Abu berkerut dan badannya makin lemah. Abu bersedih, tertegun memikirkan nasibnya. Namun Emaknya tetap menganjurkan agar Abu berbahagia dengan menggunakan Cermin Tipu Daya. Emak pun minta bantuan Rombongan Lenong untuk menghibur Abu dan Menyampaikan cerita Sang Pangeran, Raja Jin, Sang Putri, dan Cermin Tipu Daya.
Tokoh Emak juga memperingatkan Yang Kelam tentang tugasnya menambah penderitaan Abu. Emak mulai mempercakapkan tentang kematian kepada Abu. Dikatakannya bahwa nisan Abu kelak harus terbuat dari cahaya.
Makin berat tugas dan penderitaan Abu menghadapi majikan. Panggilan dengan bel dan teriakan terus-menerus. Di samping itu Abu pun mulai lebih banyak menghadapi Yang Kelam, yang bertugas memperlihatkan usia hidup Abu sebagai manusia. Yaitu menjadi tua dan mati. Dalam keadaan demikian Abu dan Iyem berpacu dengan sang waktu sambil Emak terus mengatakan bahwa Abu pasti berhasil mendapatkan cermin. Beberapa langkah lagi Abu akan mencapai ujung dunia.
            Saat-saat Abu mendekati tujuan untuk mendapatkan cermin(kepuasan hidup yang dikejar-kejarnya). Mendekati ujung dunia, tokoh Emak berbalik menjadi pembunuh Abu. Akhirnya Abu mendapatkan cermin yang didambakannya ujung dunia yang hendak dicapainya, tetapi itu tidak lain adalah akhir hayatnya. Diungkapkanlah bagian akhir Kakek dan yang lainnya mengantarkan jenazah Abu ke pemakaman.
2.      Unsur Instrinsik
a.       Tema                           : Seseorang yang hidup dalam kemiskinan dan terlalu banyak bermimpi.
b.      Alur                             : Alur yang di gunakan adalah alur maju.
c.       Gaya Bahasa               : Dalam teater ini menggunakan makna Denotasi, dan terdapat puisi dan pantun.

d.      Latar                            :
·   Tempat            : Rumah Abu, Pabrik, di Jalan.
·   Waktu                         : Malam, Pagi, dan Siang.
·   Suasana           : Menyenangkan dan Menyedihkan
e.       Tokoh dan watak        :
·   Emak                     : Licik, dan pembuai
·   Abu                        : Pemalas, miskin, dan selalu bermimpi
·   Iyem                      : Cerewet, dan Suka marah-marah
·   Yang Kelam          : Jahat,
·   Bulan                     : Baik, tidak tegaan, dan mudah menangis
·   Majikan I               : Gagah, garang atau galak
·   Majikan 2               : Baik, lebih mengerti Abu
·   Pengeran tampan   : Penghibur, penolong. Dan lucu
·   Putri cina               : Genit
·   Jin Baghdad          : Jahat
·   Kakek                    : Baik hati
·   Bel                         : Penolong
·   Pasukan yang kelam
·   Koor




3.      Unsur Ekstrinsik
a.      Nilai sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
b.      Sejarah istilah sosiologi :
·   1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal dari Eropa).[rujukan?] Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
·   Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
·   1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
·   Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
·   Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
·   Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
c.       Nilai Sosiologi Pada Kapai-kapai
            Nilai sosiologi yang terdapat pada teater ini ditunjukan pada sikap Emak terhadap Abu yang selalu membuai Abu dengan khayalan-khayalan. Sikap Bulan terhadap Abu ia tidak tegaan Saat Abu terlalu dibuai oleh Emak. Yang kelam bersikap kasar atau jahat  terhadap Abu ia selalu menyiksa Abu. Iyem adalah istri Abu yang selalu mengeluh akan keadaan miskin yang deritanya, majikan 1 terlalu menggunakan fisiknya untuk memerintahkan Abu, Majikan 2 ia lebih menggunkan pikirannya untuk memerintahkan Abu. Nilai sosiologi juga di tunjukan oleh kakek yang tidak ingin Abu terlalu terjerumus dalam buaian Emak. Kakek yang selalu berusaha ingin merubah Abu agar tidak terlalu terbuai oleh Emak. Dikutip dalam Emak selalu mendongengkan Abu tentang Cermin Tipu Daya. Emak membuai Abu dengan dongengnya.” “Kelam anak buah dari Emak sikapnya yang jahat dan selalu menyiksa Abu” “Saat Bulan muncul ia di perintahkan oleh Emak untuk menyelimuti Abu (Bulan menyelimuti Abu dengan Cahaya) jaga dia. Bulan berkata pada Emak “kalau dya terbangun? Emak”Tidurkan Lagi”, Bulan “kalau dia terjaga lagi”, Emak”Mabukkan dia”. Dan saat Abu tersadar dari tidurnya Bulan kembali menyuruh Abu untuk tidur.”
Iyem adalah istri dari Abu iya yang tidak terima dengan keadaannya, ia sudah cape dengan hidup miskin dan selalu menyuruh Abu untuk memperbaiki keadaan mereka”
Majikan 1 selalu menyiksa Abu jika ia memerintahkan Abu ia selalu mencambuk Abu dan memanggil Abu dengan panggilan kasar”
“Majikan 2  ia menggunakan pikirannya dalam memerintahkan Abu, ia pun memanggil Abu dengan Panggilan “titik titik setrip”
“ Ketika Abu bertemu dengan kakek, kakek berkata” tak ada tempat yang paling teduh dan tak ada obat pelelah selain Agama” Abu bertanya kepada kakek” saya butuh cermin Tipu Daya” apa itu cermin tipu daya”kata kakek”, kakek tidak ingin Abu terjerum dalam buaian kakek.
Check it out !!!