Senin, 27 Juni 2011

Contoh Artikel Konseptual

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

Disusun Oleh :
Rizqi Dwi Kurniawan
NPM : 15090501290


Dosen Pengampu :
Bowo Hermaji , M.Pd

ABSTRAK

Peningkatan prestasi belajar dipengaruhi oleh minat baca dan motivasi belajar. Minatbaca adalah ketertarikan kepada kegiatan membaca. Sedangkan motivasi belajar merupakansuatu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Salah satu faktor yang menentukankesuksesan akademik anak adalah kelancaran membaca. Membaca merupakan kegiatan yangdalam pelaksanaannya tidak menguras banyak tenaga, namun sangat bermanfaat.Ketidaklancaran dalam membaca baru dianggap masalah ketika anak duduk di kelas 3 atau 4.
Kemampuan membaca harus dimiliki oleh semua anak, agar mereka bisa belajarberbagai bidang ilmu. Motivasi yang baik akan melahirkan proses dan hasil belajar yang baik.Motivasi belajar pada anak memiliki fungsi: (1) mendorong manusia untuk berbuat, (2)menentukan arah perbuatan, dan (3) menyeleksi perbuatan. Motivasi berprestasi seseorangdibagi menjadi 2 tipe, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan harapan dalam diri seseorang (internal) untuk berhasil sedangkan motivasiekstrinsik yang dipengaruhi oleh hukuman atau penghargaan dari luar (eksternal). Berbagaiupaya dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar membaca siswa. Seperti: (1)membangun atau memperbaiki perpustakaan sekolah. (2) menggerakkan penulisan buku-bukuoleh penulis daerah sendiri. (3) memberikan penghargaan dan celaan. (4) memberi tugas. Dan(5) membuat suasana hati anak senang dan nyaman menerima materi pelajaran.
Peserta didik sebagai bagian dari manusia pada umumnya harus memiliki motivasiyang tinggi dalam belajar guna mencapai hasil belajar yang baik. Motivasi intrinsik yangmerupakan motivasi internal perlu dipupuk pada diri anak, sedangkan faktor eksternalsebaiknya dikurangi.
Kata kunci : motivasi, belajar membaca, prestasi belajar.


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber dayamanusia. Untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan, maka keterpaduan antarakegiatan guru dengan siswa sangat diperlukan. Oleh karena itu guru diharapkan mampumengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang mampu mendorong motivasi siswauntuk belajar. Tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan khususnya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalahminat baca dan motivasi belajar. Minat baca adalah suatu rasa ketertarikan atau kesukaanterhadap kegiatan membaca. Dengan memiliki minat baca dalam diri, maka siswa akanbergerak hatinya untuk terus membaca. Sedangkan motivasi belajar merupakan suatudorongan untuk melakukan suatu kegiatan belajar. Dimana dengan keinginan untukberprestasi mendorong siswa untuk berusaha agar tercapai hasil belajar yang optimal.
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan danbahan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Belajar menurutpandangan B. F. Skiner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah lakuyang berlangsung secara progresif.
Membaca adalah salah satu kegiatan yang dalam pelaksanaannya tidak mengurasbanyak tenaga, namun sangat bermanfaat. Dengan membaca kita dapat mengetahui segalayang selama ini belum kita ketahui. Membaca sebagai keterampilan yang harus diajarkansejak anak masuk sekolah dasar (SD) dan kesulitan membaca harus secepatnya diatasi, karenamembaca merupakan usaha untuk belajar (Abdurahman,1999: 200). Kebiasaan membaca,terutama pada jenjang pendidikan rendah masih memprihatinkan. Hal itu tampak pada surveitradisi membaca siswa di dunia Indonesia menempati peringkat 30 dan negara Firlandiarangking teratas (Kurniawan,2000: 237).Keterampilan membaca sebagai dasar untuk menguasai berbagai bidang ilmu. Jikaanak pada massa usia sekolah permulaan tidak segera memiliki keterampilan membaca makaia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang ilmu pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar (Lerner, 1988, dalam Abdurahman, 1999: 2000).Kelancaran membaca menjadi dasar kesuksesan akademik anak. Anak-anak yangterampil membaca sejak usia dini dan selalu dipaparkan dengan bahan cetakan akan memilikirasa ingin lebih besar, dan selalu ingin memperluas pengetahuannya. Sebaliknya anak-anak yang lambat dalam penguasaan keterampilan membaca, lebih jarang mendapat latihanmembaca dibandingkan teman sebaya sehingga akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan membaca dengan lancar (Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S.)
Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S. mengamati bahwa ketidaklancaran membaca yangmuncul di tahun pertama dan kelas 2 sering tidak terdeteksi oleh guru. Dan guru menganggaphal tersebut sebagai hal yang wajar. Sementara dalam pandangannya justru di sinilahsesungguhnya titik awal kekompleksan masalah.
“Kebanyakan ketidak lancaran membaca baru dianggap masalah ketika anak sudah duduk di kelas 3 atau 4 SD ketika mereka dituntut untuk mempelajari dan menguasai materipelajaran.”ujarnya.
Kesulitan belajar membaca pada anak sering membuat guru khawatir, terlebih jikaanak sudah memasuki kelas 3 atau kelas 4 SD. Salah satu faktor yang menyebabkan anak kesulitan belajar membaca adalah kurangnya minat atau motivasi anak untuk belajarmembaca. Faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi anak dalam belajar membaca antaralain: kurangnya ketersediaan buku-buku bacaan umum dan pelajaran yang menarik untuk dibaca, kurang menariknya pembelajaran membaca di kelas rendah khususnya kelas 1.


DISKUSI
Membaca merupakan salah satu komponen dari sistem komunikasi, yaitu interaksisecara tertulis antara pembaca dengan penulis. Kemampuan itu harus dimiliki oleh semuaanak, agar anak dapat belajar berbagai bidang ilmu. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukanuntuk meningkatkan motivasi belajar membaca pada siswa sekolah dasar.
Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik memiliki tiga fungsi, yaitu: (1)mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak yang melepaskan energi, (2)menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan (3) menyeleksiperbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan serasiguna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuantersebut (1990:84). Motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan hasil belajar yangbaik.
Motivasi berprestasi seseorang apakah di sekolah, tempat kerja atau di tempat manapun dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu motivasi intrinsik yang merupakan harapan dalam diri(internal) untuk berhasil dan melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Dan motivasi ekstrinsik yang dipengaruhi oleh penghargaan atau hukuman dari luar diri (eksternal). Contoh dari keduamotivasi ini, misalnya seorang mahasiswa bekerja keras karena keberhasilan dalampendidikan itu penting maka yang berperan pada dirinya adalah motivasi intrinsik. Tetapikalau ia bekerja keras karena kelak supaya mendapatkan gaji yang tinggi begitu selesai kuliahmaka yang berperan adalah motivasi ekstrinsik.
Sebenarnya, apabila guru dan siswa mau membiasakan diri untuk membaca, makalamban laun akan tertanam dalam diri mereka suatu keadaan dan perasaan ingin tahu yangdapat menumbuhkan minat untuk selalu membaca. Mereka akan dapat merasakan kenikmatanmembaca, sehingga pada akhirnya kecanduan. Berbagai upaya lain dapat dilakukan olehpihak-pihak yang berkepentingan seperti orang tua, sekolah, dinas pendidikan atau pihak-pihak lain yang peduli dengan peningkatan motivasi membaca di sekolah.Pertama, untuk menumbuhkan minat baca pada anak seharusnya dimulai sejak masa usia prasekolah, danberlanjut di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Dengan mengenalkan buku sejak dini,siswa telah dilatih untuk mengenal dan akhirnya dapat mencintai buku. Kedua, menyadarkansiswa dengan kampanye yang menarik bahwa bahan bacaan merupakan sumber pengetahuan,informasi dan hiburan yang mempunyai karakter unik dan dapat dinikmati dengan cara yangberbeda dengan tontonan televise. Ketiga, menyediakan suasana yang mendorongterbentuknya budaya membaca di sekolah. Hal ini misalnya dilakukan dengan membangunatau memperbaiki perpustakaan-perpustakaan sekolah yang telah ada. Perpustakaan-perpustakaan sekolah kita saat ini pada umumnya mirip gudang yang berisi lemari-lemari ataurak-rak buku yang dipenuhi dengan buku-buku berdebu. Tanpa pustakawan profesional yangmemahami seluk-beluk perbukuan dan tata pengaturan perpustakaan yang baik. Keempat, menggerakkan penulisan buku-buku oleh penulis daerah sendiri. Penulisanbuku-buku dari daerah sendiri di sini maksudnya adalah sekolah, dinas pendidikan,pemerintah daerah mapun sponsor yang peduli dan dapat memfasilitasi atau bahkanmengakomodasi penulisan dan penerbitan buku yang ditulis oleh siswa atau guru yangmemiliki interest dan kemampuan dalam bidang tulis-menulis. Sudah menjadi rahasia umum,budaya menulis berhubungan erat dengan budaya membaca. Kita dapat pula berlogika, bila diperpustakaan sekolah terpajang buku karya orang-orang yang dikenal baik seperti guru mereka, kakak kelas, atau bahkan adik kelas mereka pasti siswa akan tergerak hati membacanya. Bahkan, bukan tidak mungkin mereka akan melangkah ke budaya menulis yangmerupakan budaya tingkat lanjut setelah terbentuk budaya membaca.
Semua itu tidak dapat dibangun hanya dengan himbauan lewat kata-kata. Budayamembaca menjadi budaya guru dan siswa kita mungkin saja. Tapi kuncinya tetap yaitumelakukannya dengan perbuatan.
Dalam bukunya “How to Teach Your Baby to Read”, Glen Doman mengatakan bahwa, pada dasarnya kemampuan anak belajar membaca khususnya balita sangat luar biasa. Bahkan,kata Doman, otak anak yang separuhnya sudah dilakukan pembedahan Hemispherectomy (membuang separuh fisik otaknya) bisa mempunyai kemampuan yang sama dengan anak yangotaknya utuh dan normal.
Prayitno (1989:17) lebih lanjut mengemukakan bahwa ada beberapa cara yang dapatdilakukan oleh guru dalam menimbulkan motivasi belajar ekstrinsik, yaitu memberikanpenghargaan dan celaan, persaingan atau kompetensi, memberikan hadiah dan hukuman, danpemberitahuan tentang kemajuan belajar peserta didik kepada peserta didik. SedangkanSardiman (1990:91-94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu: (1) memberikan angkakepada peserta didik, (2) memberikan hadiah, (3) menciptakan situasi kompetisi di kelas, (4)melihat ego peserta didik, (5) memberikan ulangan, (6) mengetahui hasil, (7) memberikanpujian, (8) memberikan hukuman, (9) menumbuhkan hasrat untuk belajar kepada pesertadidik, (10) menumbuhkan minat, dan (11) merumuskan tujuan belajar yang diakui danditerima oleh anak.
Kita harus percaya bahwa anak-anak memiliki kemampuan belajar yang tidak tertandingi. Karena banyak bukti sudah kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, mereka biasmenghafal iklan atau acara televisi kesukaan mereka, nyeletuk ketika kita berbicara denganorang lain, dan menyerap kata-kata yang kita ucapkan. Menurut Doman, upaya untuk memotivasi siswa belajar membaca adalah:

Jangan membuat anak menjadi bosan dengan maju terlalu cepat atau maju terlalu lambat,serta terlalu sering memberi tes.
Jangan memaksa anak apapun bentuknya.
Jangan tegang, lebih baik menunda jika suasana tidak mendukung, baik pada Andamaupun si anak.
Bergembiralah dan buat suasana hati anak menjadi senang dan nyaman menerimapelajaran dari Anda.
Selalu ciptakan cara baru. Ingat, bagaimanapun cara Anda mengajar, hampir bisadipastikan bahwa ia akan belajar lebih banyak daripada tidak diajarkan sama sekali.
Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan pada siswa agar senang dan mau belajar membaca.
a.Membacakan cerita.
Anak yang dibacakan cerita terbukti akan lebih menyukai buku. Siswa yang suka bukucenderung tidak akan mengalami kesulitan belajar membaca. Karena bagi merekamembaca adalah hiburan, bukan pelajaran.
b.Perlahan tapi pasti
Belajar membaca lebih baik dilakukan sedikit demi sedikit, tetapi rutin. Lebih baik mereka belajar membaca sehari tiga kali dengan hanya 2 atau 3 kalimat, daripadamemaksakan siswa membaca 1 halaman setiap minggu.
c.Ciptakan suasana menyenangkan
Ciptakan suasana yang menyenangkan ketika mengajari siswa membaca.
d.Memberi tugas
Memberi tugas kepada siswa dan siswa mencari jawabannya di perpustakaan. Dengan begitu siswa harus membuka buku dan membacanya untuk menemukan jawaban dari tugas yang diberikan.
Ketika minat membaca sudah ada, mereka akan senang sekali untuk mulai belajar membaca.
Motivasi intrinsik yang merupakan motivasi internal perlu dipupuk dalam diri anak, sedangkan faktor eksternal sebaiknya dikurangi. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Pintrich dan Schunk (1996) bahwa motivasi intrinsik merupakan sumber yang kuat dan positif dalam kehidupan manusia. Akhir-akhir ini di lingkungan sekolah banyak dijumpai anak didik yang kurang memiliki motivasi intrinsik. Sebenarnya anak perlu belajar bahwa sebab-sebabkeberhasilan atau kegagalan sangat tergantung usaha yang dilakukannya. Motivasi intrinsik lahir secara ilmiah pada diri individu tanpa dipengaruhi dari luar.
Faktor motivasi secara umum dan motivasi belajar secara khusus merupakan gejalaaktifitas jiwa manusia yang sangat diperlukan oleh manusia dan peserta didik khususnyadalam mengarungi kehidupan yang sarat dengan persaingan. Peserta didik sebagai bagian darimanusia pada umumnya harus memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar guna mencapaihasil belajar yang baik.


KESIMPULAN

Kelancaran membaca menjadi dasar kesuksesan akademik anak. Ada berbagai caradalam meningkatkan motivasi belajar membaca siswa guna meningkatkan prestasi belajar.Antara lain: (1) membangun atau memperbaiki perpustakaan sekolah, (2) tidak memaksa anak apapun bentuknya, (3) selalu ciptakan cara baru, (4) menciptakan suasana menyenangkan, dan(5) memberi hadiah atau pujian. Motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan hasilbelajar yang baik. Motivasi dibagi menjadi 2, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

SARAN
Motivasi intrinsik perlu dipupuk pada diri siswa, sedangkan faktor eksternal sebaiknyadikurangi. Motivasi intrinsik merupakan sumber yang kuat dan positif dalam kehidupan.















DAFTAR PUSTAKA
Abdul, H. & Nurhayati. 2010. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Agus, T., Hera, L.M., Puji, L.P. 2010. Pendidikan Anak di Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.

-----,---- .2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca pada Anak Tersedia pada:http://www.anneahira.com diunduh: 24 Juni 2011.

-----,---- .2008. Dasar Pendidikan Dalam Konsep dan Makna Belajar. Tersedia pada:http://mjieschool.multiply.com.diunduh: 26 Juni 2011.

-----,-- .2010 Cara Cepat Ajarkan Anak Membaca. Tersedia pada: http://tipstrikbloggratis.blogspot.com diunduh: 26 Juni 2011.

Suhadinet. 2008. Kegiatan Membaca Menjadi Budaya Guru dan Siswa Kita. Tersedia pada:http://suhadinet.wordpress.com .diunduh: 27 Juni 2011

0 komentar:

To Use A Smiley In Your Comment, Simply Add The Characters Beside Your Choosen Smiley To The Comment:
:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =)) Grab Smily Gadget

Posting Komentar