Jumat, 11 Maret 2011

Profesionalisme Guru Bahasa

Berbagai sinyalemen, dugaan, dan fakta menyatakan bahwa mutu pendidikan dan pembelajaran di Indonesia rendah, bahkan sangat rendah. Hasil survai Political and Economic Rick Consultancy (PERC) yang berpusat di Hongkong menunjukkan bahwa di antara 12 negara yang disurvai, sistem dan mutu pendidikan Indonesia menempati urutan 12 di bawah Vietnam (Tim BBE, 2001) Salah satu indikasi dapat dilihat dari nilai rata-rata UAN selama sepuluh tahun terakhir juga menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa-siswa Indonesia tergolong rendah. Kondisi objektif di lapangan memang menunjukkan tanda-tanda masih kurang atau rendahnya profesional, antara lain: (1) Masih banyak guru bahasa Indonesia yang bertugas di SD/MI maupun di SMP/MTs dan SMA/MA yang tidak berlatar pendidikan sesuai dengan ketentuan dan bidang studi yang dibinanya. 2) Masih banyak guru yang memiliki kompetensi keilmuan dan profesionalitas rendah dan memprihatinkan; (3) Masih banyak guru yang kurang terpacu dan termotivasi untuk memberdayakan diri, mengembangkan profesionalitas diri dan memuthakirkan pengetahuan mereka secara terus menerus- menerus dan berkelanjutan meskipun cukup banyak guru Indonesia yang sangat rajin mengikuti program pendidikan. (4) Masih banyak guru yang kurang terpacu, terdorong dan tergerak secara pribadi untuk mengembangkan profesi mereka sebagai guru. Para guru umumnya masih kurang mampu menulis karya ilmiah bidang pembelajaran, menemukan teknologi sederhana dan tepat guna bidang, membuat alat peraga pembelajaran, dan atau menciptakan karya seni. (5) Hanya sedikit guru Indonesia yang secara sungguh-sungguh, penuh kesadaran diri dan kontinu menjalin kesejawatan dan mengikuti pertemuan–pertemuan untuk mengembangkan profesi . Kelima hal di atas setidak-tidaknya merupakan bukti pendukung bahwa mutu profesionalitas guru di Indonesia masih rendah. Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru bahasa Indonesia adalah dengan cara mengembangkan kecerdasan ganda yang telah dicetuskan Howard Gardner. Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan memecahkan persoalan dan menghasilkan produk baru dalam suatu latar yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (1983;1993). Suatu kemampuan dapat disebut intelegensi bila menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya. Salah satu tanda tingkah laku intelegensi manusia adalah kemampuan untuk menggunakan simbol dalam hidup Misalnya intelegensi linguistik dengan bahasa fonetik, intelegensi matematis-logis dengan bahasa komputer, intelegensi visual dengan bahasa ideografik, intelegensi kinestik-badani dengan bahasa tanda, intelegensi musikal dengan sistem notasi musik, intelegensi interpersonal dengan bahasa wajah dan isyarat, dan intelegensi intrapersonal dengan simbol diri. Hal itu sesuai dengan UU Guru dan Dosen Bab IV Pasal 8 yang menyatakan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akadmik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Parameter profesi bagi seorang guru yang sesuai dengan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 adalah guru wajib memiliki loyalitas dan dedikasi, kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, tanggung jawab, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk dapat menjadi pendidik yang profesional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, guru perlu mengembangkan kecerdasan ganda sebagai bekal untuk mengabdikan diri dalam dunia pendidikan Secara ideal guru bahasa Indonesia adalah orang yang memiliki kecerdasan linguistik, yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa baik secara lisan maupun secara tulis. Seorang guru disarankan harus dapat mengetahui semua latar belakang kecerdasan yang dimiliki anak didik, mengembangkan model mengajar dengan berbagai kecerdasan (bukan hanya dengan kecerdasan yang menonjol pada diri guru), dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu menggunakan berbagai model yang cocok dengan kecerdasan ganda. Agar dapat melaksanakan tugas-tugas di atas dengan baik dan profesional, guru bahasa Indonesia dapat melakukan pengembangan kecerdasan ganda, misalnya dengan melakukan aktivitas yang mencirikan berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang. Aktivitas tersebut dapat memungkinkan setiap kecerdasan yang dimiliki guru dapat berkembang sehingga dalam pembelajaran semakin menarik dan penuh daya pesona bagi anak didik. Penguasaan berbagai metode pembelajaran dapat menempatkan guru bahasa Indonsia berfungsi sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasihat, pemba- haru, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pembawa cerita, pemindah kemah, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan kulminator sehingga anak didik dapat berhasil secara optimal (Mulyasa, 2005). Guru bahasa Indonesia yang ideal itulah, yang dapat menjalankan tugasnya membawa pan-dangan dan pikiran baru yang lebih komprehensif, akomodatif dan humanistis serta menyegarkan sekaligus menantang dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

0 komentar:

To Use A Smiley In Your Comment, Simply Add The Characters Beside Your Choosen Smiley To The Comment:
:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =)) Grab Smily Gadget

Posting Komentar