. Ringkasan
Cerita
Cerita
dimulai ketika tokoh Emak mendongengkan kepada Abu tentang Pangeran dan Sang
Putri yang selalu bahagia karena memiliki cermin Tipu Daya. Dengan cerita itu
abu diberi Emak impian-impian duniawi yang bagus. Kebahagiaan yang dicari Abu
menurut Emak ada di dunia ini walaupun letaknya sangat jauh, yaitu di ujung
dunia. Abu dalam keraguan dan penasaran menanyakan di mana ujung dunia, tempat
kebahagiaan itu kepada Burung, Katak, Rumput, Pohon, Air, Batu, dan Kambing.
Hingga Abu
bertemu kakek yang meyakinkan ia bahwa
kebahagiaan itu ada jika memiliki cermin sejati, cermin yang mampu melahirkan
kejujuran dan kesadaran pada kekinian. Tapi Abu selalu terbuai kembali dengan
cerita Emak. Tiba-tiba abu tersentak dari lamunannya oleh bentakan Iyem dan
ribuan majikan. Namun emak, dibantu oleh tokoh Bulan dengan sinarnya , tetap
mencoba menghibur Abu dengan melanjutkan dongeng tentang kehebatan Pangeran
saat mendapatkan kekayaan dengan Cermin Tipu Daya. Makin hebatlah lamunan Abu.
Melalui
tokoh Yang Kelam, di ungkapkan bahwa abu mulai menua. Yang Kelam membuat dahi
Abu berkerut dan badannya makin lemah. Abu bersedih, tertegun memikirkan
nasibnya. Namun Emaknya tetap menganjurkan agar Abu berbahagia dengan
menggunakan Cermin Tipu Daya. Emak pun minta bantuan Rombongan Lenong untuk
menghibur Abu dan Menyampaikan cerita Sang Pangeran, Raja Jin, Sang Putri, dan
Cermin Tipu Daya.
Tokoh
Emak juga memperingatkan Yang Kelam tentang tugasnya menambah penderitaan Abu.
Emak mulai mempercakapkan tentang kematian kepada Abu. Dikatakannya bahwa nisan
Abu kelak harus terbuat dari cahaya.
Makin
berat tugas dan penderitaan Abu menghadapi majikan. Panggilan dengan bel dan
teriakan terus-menerus. Di
samping itu Abu pun mulai lebih banyak menghadapi Yang
Kelam, yang bertugas memperlihatkan usia hidup Abu sebagai manusia. Yaitu
menjadi tua dan mati. Dalam keadaan demikian Abu dan Iyem berpacu dengan sang waktu sambil Emak terus
mengatakan bahwa Abu pasti berhasil mendapatkan cermin. Beberapa langkah lagi
Abu akan mencapai ujung dunia.
Saat-saat
Abu mendekati tujuan untuk mendapatkan cermin(kepuasan hidup yang
dikejar-kejarnya). Mendekati ujung dunia, tokoh Emak berbalik menjadi pembunuh
Abu. Akhirnya Abu mendapatkan cermin yang didambakannya ujung dunia yang hendak
dicapainya, tetapi itu tidak lain adalah akhir hayatnya. Diungkapkanlah bagian
akhir Kakek dan yang lainnya mengantarkan jenazah Abu ke pemakaman.
2.
Unsur Instrinsik
a.
Tema : Seseorang yang hidup dalam kemiskinan dan terlalu banyak bermimpi.
b.
Alur : Alur yang di gunakan adalah alur maju.
c.
Gaya Bahasa : Dalam
teater ini menggunakan makna Denotasi, dan terdapat puisi dan pantun.
d.
Latar :
·
Tempat : Rumah Abu, Pabrik, di Jalan.
·
Waktu : Malam,
Pagi, dan Siang.
·
Suasana : Menyenangkan dan Menyedihkan
e.
Tokoh dan watak :
·
Emak : Licik, dan pembuai
·
Abu : Pemalas, miskin, dan
selalu bermimpi
·
Iyem : Cerewet, dan Suka
marah-marah
·
Yang Kelam : Jahat,
·
Bulan : Baik, tidak tegaan, dan
mudah menangis
·
Majikan I : Gagah, garang atau galak
·
Majikan 2 : Baik, lebih mengerti Abu
·
Pengeran tampan : Penghibur, penolong. Dan lucu
·
Putri cina : Genit
·
Jin Baghdad : Jahat
·
Kakek : Baik hati
·
Bel : Penolong
·
Pasukan yang kelam
·
Koor
3. Unsur Ekstrinsik
a. Nilai sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu
Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan.
Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang
berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte
(1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi
dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
b. Sejarah istilah sosiologi :
· 1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama
kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian
dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai
menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para
ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan
ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.Comte membedakan
antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis
yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian
dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan
Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya
sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain
Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel,
Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya berasal dari Eropa).[rujukan?]
Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari
masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
· Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan
Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan
fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai
pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
· 1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan
memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti
tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang
tergantung satu sama lain.
· Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang
menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan
perkembangan masyarakat.
· Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang
berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun
perilaku manusia.
· Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
c. Nilai Sosiologi Pada Kapai-kapai
Nilai sosiologi yang terdapat pada
teater ini ditunjukan pada sikap Emak terhadap Abu yang selalu membuai Abu
dengan khayalan-khayalan. Sikap Bulan terhadap Abu ia tidak tegaan Saat Abu
terlalu dibuai oleh Emak. Yang kelam bersikap kasar atau jahat terhadap Abu ia selalu menyiksa Abu. Iyem
adalah istri Abu yang selalu mengeluh akan keadaan miskin yang deritanya, majikan 1 terlalu
menggunakan fisiknya untuk memerintahkan Abu, Majikan 2 ia lebih menggunkan pikirannya untuk
memerintahkan Abu. Nilai sosiologi juga di tunjukan oleh kakek yang tidak ingin
Abu terlalu terjerumus dalam buaian Emak. Kakek yang selalu berusaha ingin
merubah Abu agar tidak terlalu terbuai oleh Emak. Dikutip dalam “ Emak selalu mendongengkan Abu tentang Cermin Tipu
Daya. Emak membuai Abu dengan dongengnya.” “Kelam anak buah dari Emak sikapnya yang jahat dan selalu menyiksa Abu” “Saat Bulan muncul ia di perintahkan oleh Emak
untuk menyelimuti Abu (Bulan menyelimuti Abu dengan Cahaya) jaga dia. Bulan
berkata pada Emak “kalau dya terbangun? Emak”Tidurkan Lagi”, Bulan “kalau dia
terjaga lagi”, Emak”Mabukkan dia”. Dan saat Abu tersadar dari tidurnya Bulan
kembali menyuruh Abu untuk tidur.”
“Iyem adalah istri dari Abu iya yang tidak terima dengan keadaannya, ia
sudah cape dengan hidup miskin dan selalu menyuruh Abu untuk memperbaiki
keadaan mereka”
“Majikan 1 selalu menyiksa Abu jika ia memerintahkan Abu ia selalu
mencambuk Abu dan memanggil Abu dengan panggilan kasar”
“Majikan 2
ia menggunakan pikirannya dalam memerintahkan Abu, ia pun memanggil Abu
dengan Panggilan “titik titik setrip”
“ Ketika Abu bertemu dengan kakek, kakek
berkata” tak ada tempat yang paling teduh dan tak ada obat pelelah selain
Agama” Abu bertanya kepada kakek” saya butuh cermin Tipu Daya” apa itu cermin
tipu daya”kata kakek”, kakek tidak ingin Abu terjerum dalam buaian kakek.