Rabu, 17 November 2010

Kajian cerpen “ Kecubung Pengasihan” Oleh Rezqi Soewarno

    1. Judul kajian.
Kajian struktural cerpen “Kecubung Pengasihan” karya Danarto.
    1. Sinopsis.
Ia adalah seorang wanita yang sedang hamil tua yang hidup dalam kesengsaraan. Ia kolong jembatan sebagai rumahnya. Banyak orang mencemoohnya, entah itu laki-laki, perempuan ataupun anak-anak, karena keadaanya yang sangat memprihatinkan. Pakainnya yang compang-camping banyak orang menyangka ia adalah orang gila, ia terbiasa memakan bunga-bunga yang telah ia anggap sebagai teman untuk membagi kisahnya setiap hari. Bunga-bunga itu percaya adanya reinkarnasi, mereka rela berkorban untuk dimakan oleh temannya, demi bereinkarnasi, padahal reinkarnasi itu abstrak. Ia tetap bersabar dalam menghadapi segala cobaan. Sampai pada akhirnya ia mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan terlihat saat ia bertemu dengan orang-orang yang istimewa yang berniat untuk menyuntingnya. Penderita. Keikhlasan dan kepasrahannya dalam menerima hidup, membuat kerinduanyya terhadap Tuhan pun akhirnya terkabul. Ia akhirnya meninggal dan bertemu dengan Tuhan.

    1. Teori yang digunakan.
Teori yang digunakan dalal kajian ini adalah teaori strukturalisme. Teori strukturalisme genetic ialah cabang penelitian sastra secara structural yang tak murni.
Dalam cerpen ini pengarang memberikan tema social dan agama. Banyak pembagian dari tema sosial tersebut diantaranya, keadaan masyarakat Indonesia pada sekitar tahun 1970an yang masih berada di bawah garis kemiskinan; agama , kebaikan dan keburukan dalam kehidupan, kritikan pada suatu keadaan masyarakat dan sebagainya. Pengarang menceritakan tentang perempuan yang hamil tua itu menyambung hidup dengan memakan bunga-bunga. Berkat menjalani laku “kesengsaraan”, ia akhirnya bertemu dengan Tuhan, bahkan jatuh sambil menangis ke pangkuanNya. “Kesengsaraan” wanita tersebut selama di dunia, menjadi wakil dari kesengsaraan masyarakat miskin di Indonesia. Pada tingkat status social itu, memang ada beberapa orang yang sengsara jiwa dan raga. Seperti wanita hamil itu, ia lemah secara fisik karena kehamilannya mengurangi kecekatannya dalam memperebutkan makanan sisa. Disamping itu, statusnya sebagai orang yang dianggap gila oleh gelandangan lain semakin memperpuruknya. Padahal “ketidakwarasannya” sebagai pemakan bunga dibentuk oleh masyarakat sekitarnya, yakni teman-temannya sendiri, selaku gelandangan. Begitulah masyarakat miskin di Indonesia. Yang miskin semakin miskin, yang hina semakin hina.

    1. Unsur yang ditonjolkan.
      • Unsur sosial.
Sebagai penulis cerpen, perngarang memberikan tema social, Perempuan hamil terpaksa makan bunga-bunga layaknya ia makan sayur-mayur, karena ia kalah bersaing memperebutkan sisa makanan dengan gelandangan lain yang tentu lebih cekatan (1968,”Kecubung Pengasihan”).Pengarang mengisahkan perempuan yang hamil tua itu menyambung hidup dengan memakan bunga-bunga.
      • Unsur agama.
Selain unsur sosial rengarang juga menggunakan unsur agama misalnya pada penggalan cerita tersebut:
Ya, Allah Undanglah daku Dalam satu meja makan, Kasih sayang Dan bergurau bersahut-sahutan Lalu Engkau berkata dengan senyum merekah “Marilah kita bicara tentang segalanya”Sejenak tangan kiri kita masing-masing berpegangan Pada bibir meja. Engkau julurkan secangkir teh padakuDan ketika jari-jari-Mu menggeser jari-jariku Aduhai, perasaan yang bahagia menyelinap Di hati masing-masing tanpa kita sadari (1968, “Kecubung Pengasihan”).

0 komentar:

To Use A Smiley In Your Comment, Simply Add The Characters Beside Your Choosen Smiley To The Comment:
:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =)) Grab Smily Gadget

Posting Komentar